Thirty five : prom night.

72 3 0
                                    

Malam ini adalah malam yang di tunggu-tunggu. Aku hanya mengenakan gaun merah tanpa lengan dengan renda di bagian atas dan rok dengan ekor sampai hampir semata kaki.

Aku menggunakan sepatu flatshoes berwarna hitam dengan bagian putih di bawahnya. Aku hanya memoleskan sedikit bedak di wajahku. Karena aku tidak terlalu suka bersolek. Dan rambutku yang lurus ku biarkan tergerai bebas. Hanya cukup ku beri gelombang sedikit di bagian bawahnya.

"Loly ini julian udah datang!" Teriakan mama dari bawah membuatku segera memeriksa penampilanku di kaca lagi. Dan dengan cepat aku turun ke bawah.

Kulihat julian mengenakan jas dengan baju kemeja putih polos di dalamnya. Dia tampak tampan malam ini. Senyumnya tampak mengembang. Rambutnya dia sisir rapi.

"Ma loly pergi ya." Kucium punggung tangan mama dengan sayang.

"Kak el, pa, loly berangkat."

"Iya hati-hati ya sayang! Julian jangan ngebut ya!" Kata papa mengingatkan.

"Iya om. Yaudah kami pergi dulu ya om."

Kamipun segera keluar dari rumahku. Kami mengenakan mobil julian.

"Kamu cantik." Kata julian memecah keheningan.

"Hehehe emang udah lama. Lo baru sadar?" Candaku.

"Ih najis." Katanya jijik.

"Lo juga malam ini, keren." Kataku sambil menatapnya. Kurasakan dia juga menatap kearahku dengan tatapan penuh arti dan di tambah dengan senyum yang membuat aku luluh.

***

"Gue cari tempat buat kelas gue deh. Daa." Kulambaikan tanganku saat kami sudah berada di pintu masuk tempat pesta.

Kakiku melangkah mantap mencari kursi bertuliskan 11 ipa 1. Kulihat march memanggilku dengan tangannya yang melambai.

"Lo cantik!" Teriak march heboh.

"Lo juga hahah."

Kurasakan kursi disebelah kananku di duduki seseorang. Kulihat ke sebelahku, tian. Dia memberiku senyuman. Dia tampak keren malam ini. Dia juga mengenakan jas hitam.

"Lo cantik banget lol." Katanya sambil tersenyum.

"Hehe makasih. Lo juga keren. Eh, chris mana?" Kataku sambil celingak-celinguk mencari sosok chris.

"Gak tau lol. Katanya sih dateng."

Dan akupun hanya mengangguk mengerti.

Acara di mulai pukul 7.00 malam. Acara dibuka dengan beberapa penampilan dan kata sambutan. Acara ini terlihat menarik dan meriah. Tadi ku lihat julian membawakan kata sambutan. Dia tampak keren. Aku tak tau mengapa, tapi ada desiran halus dari rongga dadaku saat beberapa kali kulihat julian tersenyum. Bahkan sekali-sekali tersenyum kearahku.

"Lo cantik." Sebuah bisikan ku dengar saat aku mengambil juice ke meja hidangan. Sontak aku melihat kearah suara itu. Tepatnya di belakangku.

"Rom...romm..ee...oo." Kulihat dia berdiri di depanku sambil tersenyum. Memperlihatkan kawat giginya yang berwarna hitam.

"Gausah gugup gitu. Oh iya lo nanti pulang sama siapa?"

"Emm.. Guee... Gue pulang sama kak julian." Kataku tak kalah gugup. Bagaimana bisa dia muncul didepanku seperti tak pernah ada masalah diantara kami?

Jantungku berdegup sepuluh kali lebih cepat. Melihat romeo lagi setelah sekian lama kami saling tidak perduli, membuatku sedikit gugup. Dan sekarang dia tersenyun. Tersenyum seperti saat dia berdiri di depanku memberikan botol minumku. Saat pertama kalinya kami saling berbicaa. Saat pertama...

ALONENESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang