Aku tidak tahu mengapa, tapi aku benci valentine. Aku tak punya sesuatu yang special. Jadi untuk apa aku bahagia di hari valentine ini?
Bel pulang sudah berbunyi sejak 30 menit lalu. Tapi aku belum berniat pulang. Aku ingin melihat tim basket latihan hari ini. Aku duduk di bawah pohon rindang di depan kelas 12 ipa 5. Aku sedang melihat chris, tian dan julian yang sedang men-dribble bola. Sesekali aku tersenyum melihat salah satu diantaa mereka yang shot-an nya tidak masuk ring.
Saat sedang asik melihat para tim basket, tanpa sengaja mataku menangkap sosok romeo sedang memberikan bunga kepada aurel. Disertai tawa dari teman-temannya yang ada di sana.
Aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan. Tapi dengan jelas aku melihat aurel menggeleng sedih. Dan seketika senyum romeo menghilang.
Aneh.
Dan hatiku? Hatiku sudah tampak biasa saja melihat kejadian itu. Tidak ada air mata. Tidak ada degupan jantung. Tidak ada nafas yang terasa sesak. Semua terasa begitu saja.
Kulihat aurel dkk mulai pergi meninggalkan romeo yang tersenyum kecut. Mereka berjalan melewati lapangan. Pasti mereka akan melewati ku.
"Kenapa lo nolak romeo sih rel?" Kudengar salah satu teman aurel berbicara sedikit kencang saat mereka melewatiku.
"Gue gasuka dia el." Kata aurel dengan nada biasa saja.
Setelah itu tak ku dengar apa-apa lagi. Mereka berlalu jauh.
Romeo ditolak?!!! Really?!
Aku agak kaget mendengarnya. Bagaimana bisa mereka begitu dekat tapi malah begini? Pegangan tangan yang seakan tak ingin lepas. Tawa yang seakan dunia hanya milik mereka.
"Lo ngapain bengong?" Kurasakan tepukan di bahuku.
"Eh. Lo ian! Buat kaget aja!" Kataku sambil memukulnya.
"Habis lo dipanggilin gak nyahut."
"Maaf. Kalian udah selesai?" Tanyaku lagi.
"Belum. Istirahat sebentar aja nih." Katanya sambil mengipas wajahnya dengan sebuah buku tipis.
***
Sesampainya dirumah aku masih kepikiran masalah tadi. Masalah romeo dan aurel. Mereka aneh. Mereka kemarin seolah-olah mengumbar kemesraan. Tapi sekarang?
Bahkan kata via dan teman ku yang lain, romeo pernah memasang foto aurel di ava nya. Dan kemarin aku juga melihat dia men-upload foto aurel di instagram nya.
Aurel? Ada apa dengan dia?
"Lol? Itu ada paket buat kamu." Kudengar teriakan mama dari arah luar kamarku.
Dengan cepat aku berlari turun kearah bawah. Sebuah kotak besar berisi boneka dan sebuah rangkaian bunga lilly ada di depanku.
"Happy valentine, Lolly.
Sincerely
Chris."
Seketika degupan jantungku berdegup dan berdesir, bahagia?
Aku tidak tahu. Tapi senyumku mengembang.
***
"Anak-anak. Berhubung kelas 12 yang akan ujian nasional, jadi kita akan melaksanakan acara prom night. Jadi kalian di wajibkan buat satu penampilan per kelas." Pengumuman pak rino membuat seisi kelas hancur. Semua orang membicarakan baju, sepatu, tas, dan beberapa hal lain yang akan mereka kenakan.
Dan bagiku ini terlalu cepat. Sekarang sudah bulan 3 pertengahan saja. Padahal seingatku baru semalam valentine. Dan sekarang ada perpisahan.
"Yahhh lo gak bakal ketemu cina julian lagi deh lol." Kata ivana dari sebelahku.
"Apaan sih lo?" Tanyaku sambil memukul sikunya pelan.
"Eh bentar lagi kita pindah lagi guys. Gue udah pewe padalah." Kata angel tiba-tiba dari arah depan. Diikuti oleh dona yang berbalik ke arah belakang juga.
"Padahal oi! Bukan padalah!" Kataku sewot.
"Ups maaf cabe-cabean lupa. Soalnya tadi malam gue pulang jam 3. Jadi agak gak konsen." Katanya bergaya 'tak level'.
"Jijay deh gue." Kata ivana yang mulai jijik.
"Eh kalian tau gak. Kita bakalan hiking gitu sesudah libur un! Terus kita bakal pindah ke kelas di bawah!" Tiba-tiba march dengan gaya heboh dan ekspresifnya datang ke bangku kami.
"Serius?????" Tanya dona senang.
"Iyaaaa!!!!" Kata march lagi tak kalah heboh.
"Enak dong! Gue mau!" Seru angel lagi.
Dan aku bersama ivana hanya bisa geleng kepala pasrah.
***
"Lo mau kan dinner bareng gue?" Tanya kak julian sepulang sekolah.
"Nanti malem kak? Gimana yaaa?" Kugaruk tengkukku tanda binggung. Aku tidak tega melihat wajahnya yang sudah berubah manis ini.
"Terakhir banget loh lol. Gue mau UN bentar lagi. Sekali ini aja deh." Katanya dengan wajah memelas.
"Yaudah deh." Kataku pasrah.
"Gue jemput jam 6 sore ya! Bye!" Kulihat dia berlari dengan semangat. Orang yang biasanya dingin tiba-tiba memohon.
Kulihat kearah matahari. Cerah kok. Gak mau kiamat kan? Akupun bergidik ngeri.
"Ayo lol! Gue mau pulang." Kata ivana menyadarkanku.
"Eh iya ayo!" Kuikuti dia dari belakang.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
ALONENESS
Novela JuvenilAku tak pernah merasakan apa arti CINTA. Yang aku tahu itu hanya sekumpulan bahagia sementara yang berakhir dengan sakit. Dia, orang yang ku perjuangkan. Tanpa kata. Tanpa banyak berucap. Aku hanya ingin dia. Walau aku tak pernah menatap matanya. Wa...