Twenty eight : happy new year and welcome school!

62 5 0
                                    

"Masukin tasnya ke dalam villa." Teriak papaku saat aku dan kak elvi sedang menganga melihat pemandangan.

"Wei loly! Elvi! Cepetan berat nih." Teriak abangku adrian.

"Yuk kak." Kutarik tangan kak elvi.

Hari ini aku,papa,mama, omaku, dan kedua kakakku pergi merayakan pergantian tahun di puncak. Papa menyewa villa ditengah puncak. Awalnya aku tidak setuju oma ikut, tapi karena telah diceramahi mama selama 2 hari penuh dengan embel-embel uang jajan berkurang, dengan berat hati ku setujui pernyataan itu.

"Huffft capek banget nih." Kataku sambil merebahkan tubuhku ke kasur.

"Lolyyyyyy!!!!!! Ambilin minum omaaa." Kudengar teriakan oma dari arah ruang tamu.

"Lo gih kak. Gue males." Kataku kepada kak elvi.

"Males." Balas kak elvi.

"Nanti gue kenaaa---"

"Lolyyyy cepat oma mau minum obat!!!" Teriakan oma membuat telingaku panas.

"Iyaaa oma!!!" Kubalas teriakan oma tak kalah kencang.

Dengan langkan malas dan berat, ku langkahkan kakiku menuju dapur. Kuambil air putih untuk oma. Oke aku tahu oma sudah sakit sejak dulu. Tapi, oma benar-benar cerewet sekali. Sebenarnya aku benci harus bersama oma. Tapi karena mama, aku harus S-A-B-A-R!!

"Nih oma." Kuletakkan cangkir berisi air putih itu di depan oma.

"Kalau orang lebih tua manggil, harus kamu dengarin,nanti kalau enggak.. bla bla bla bla bla bla bla....." Mulailah atraksi bibir oma. Dan oma mulai menunjuk-nunjukku.

"Loly ke kamar dulu oma ganti baju." Dengan cepat ku potong omongan oma. Aku takut jika nanti tiba-tiba tanpa sengaja ku tumpahkan air ini ke oma. Bisa saja bukan?!

***

Suara petasan terdengar memekikkan telinga. Perayaan tahun baru sudah kami rayakan. Dan sekarang aku, kak elvi, dan bang adrian berencana memasang petasan.

Mama,papa, dan oma sedang memakan kue di dalam. Mereka sedang bercerita tentang keberangkatan oma kerumah tante di pekanbaru.

"Nihhh tancepin. Gue yang video-in."

Ku sodorkan petasan kepada kak adrian.

"Elvi mana?"  Tanyanya sambil menancapkan petasan ke dalam lubang yang telah dibuatnya.

"Di dalem ngambil makanan."

"Woii mana? Lama banget?" Teriak kak elvi dari pondok yang di sediakan untuk duduk.

"Awas lol. Menjauh." Kata kak adrian.

Diapun mulai memasang petasan dan berjalan menjauh. Aku mengikutinya kearah dia.

Kupasang kamera.

"Tigaa.... Dua.... Satuu!!!!" Teriak kami bersamaan.

Ddddddduuuuuuuuuaaaaarrrrrrr

Suara petasan terdengar keras. Warna-warni dari petasan mulai terlihat di langit malam yang gelap. Sesekali aku berteriak kaget.

Ppppeeeeettttt

Kutiup terompet dengan semangat.

Tawa kami bertiga menggelegar. Dan kami memasang lagi petasan yang masih ada.

"Happy new year!!!" Teriak kami bersamaan dengan bunyi petasan.

Saat petasan habis....

"Lollllllllyyyyyyyyy!!! Jantung oma copot nantiiii!!!!!!!! Matiin sekaranggg!!! Nanti strok oma kambuhhhh!!!! Lolyyyyy!!!"

Gue lagi. Gue lagi.

Apes dah!

****

"Gue kesel banget deh sama oma. Gabisa apa gak gue mulu yang dimarahin? Kan masih ada lo sama kak adrian?" Kataku sebal saat aku dan kak elvi sudah berada di kamar.

"Sabar. Mungkin oma muak ngelihat lo. Haha"

"Gak lucu tau gak. Gue bencciiii omaaaa bangettt!!!" Ku pukul guling yang ku letakkan di atas kakiku dengan sebal.

"Eh, lo gimana sama romeo? Udah lama dia gak lo ceritain lagi"

"Ngapain lo tanya-tanya dia?" Tanyaku sebal.

"Ya wajar lah. Dia kan calon adek ipar gue." Katanya dengan seenak jidat.

"Adek ipar pala lo. Gak lah. Eh kak, menurut lo hadiah yang cocok buat cowok itu apaan ya?"

"Hmmm." Katanya sambil memutarkan matanya tanda berpikir. Disertai dengan telunjuk ditepuk di pipi.

"Tumben lo mikir. Lagi sehat otak lo?" Tanyaku bercanda.

"Ih elo!" Dijitaknya kepalaku.

"Awwww."

"Gue tau!" Katanya seakan-akan watt lampunya telah terang.

"Kalau lo emang mau ngelihat orang yang lo suka bahagia, lo harus kasih dia cewek yang lebih baik dari matan-mantannya sebelumnya." Katanya dengan wajah serius.

"Kalau gue? Bisa dong!" Kataku lagi penuh semangat.

"Kalau lo udah ditolak mah sadar diri. Kasih yang lebih baik dari lo pun bisa." Katanya sambil tertawa.

"Gue mah liburan ini mau rencana move on gituuu."

"Ha? Masih jaman lo liburan buat move on? Gila ahhh!!! Lawak!!" Katanya sambil tertawa lagi.

"Gini ya. Semakin lo mikir buat move on, semakin lo gabisa move on. Karena pikiran lo semuanya bertumpu di orangnya."

"Anjirrr. Gaya lo, udah mirip kayak motivasi di---"

"Televisi?"

"Bukann. Di rumah sakit jiwa haha." Kataku sambil mendorong bahunya.

"Pala lo peang!" Katanya sambil tertawa.

"Makanya jangan motong omogan gue. Gak enak kan ujungnya? Haha"

***

"Bangun woi. Sekolah!!!" Kurasakan goncangan dari kakiku.

"Masih ngantukkk!" Kataku sambil menutup wajahku dengan bantal lagi.

"Lo sekolah hari ini! Nanti kesiangan." Goncangan kak elvi dan suaranya yang berisik, memaksa mataku melebar dan mengerjap beberapa kali.

"Iya gue bangun." Kataku sambil pergi ke kamar mandi dengan malas dan sambil mengucek mataku.

Setelah mandi, ku ganti pakaian ku menjadi seragam sekolah. Dan masih ku kenakan handuk di kepalaku. Rambutku masih basah. Sebenarnya Malas sekali rasanya kembali bersekolah. Melihat orang menyebalkan lagi.

"Pagi ma. Papa mana?" Tanya ku sambil mencium pipi mama dan duduk di kursi kosong.

"Papa udah berangkat sama kak adrian." Kata kak elvi sambil mengunyah rotinya.

Ting tong!

"Bukain pintu sana dek." Kata mama kepadaku.

"Ih ma. Aku kan masih pakai handuk." Kataku malas.

"Tapi kamu kan belum buat roti. Udah gih sana dek. Mau mama marahin pagi-pagi?" Ancam mamaku.

Ting tong!

"Udah cepat sanaa!!"

Kulangkahkan kakiku dengan malas kearah pintu. Siapa sih yang datang pagi-pagi begini?!

ALONENESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang