Sesampainya di rumah aku segera masuk kamar dan mengunci kamarku. Tak ku hiraukan teriakan mama yang memanggilku sejak tadi. Aku hancur saat ini. Chris mengganggapku sama seperti wanita murahan.
Dadaku terasa sesak mengingat semua alur kejadian tadi. Masih terdengar jelas teriakan chris di telingaku.
Ku cengkram kuat dadaku. Duniaku bagai runtuh. Chris tega! Chris benar-benar tega!
Aku tersungkur di balik pintuku. Hatiku terasa sakit. Chris tega menyamakanku dengan wanita murahan.
Apa salahku jika aku hanya berjuang untuk perasaanku? Apa salahku jika aku tak bisa melupakannya? Apa salahku jika hingga detik ini aku masih merasakan getaran cinta ketika mata kami bertemu? Dia terlalu sulit untuk ku lupakan karena dia begitu banyak memberiku kenangan manis.
Aku hanya bisa merindukan dia selama berbulan-bulan. Aku hanya bisa membisu bagai orang tolol. Apa aku bisa diam saja saat orang yang aku sayang mengajakku kembali pulang ke rumah kami? Apa aku salah?
Kupukul dadaku karena sesak yang terlalu sulit untuk ku pahami. Aku terlalu sakit.
***
Kurasakan matahari pagi menembus tirai kamarku. Mataku terasa sakit pagi ini. Mulai hari ini kami libur selama 4 hari karena UN.
Kulangkahkan kakiku menuju meja belajarku. Kuraih tas kecilku yang kupakai tadi malam. Ku ambil iphoneku dari dalam tas ku.
Ada 30 panggilan tidak terjawab dari julian, march, dan Tian.
Ada 10 sms belum dibaca.
"Kamu di mana?"
"Loly! Angkat!"
"Lol lo dimana? Kak julian nyariin lo?"
"Lo kok gaada lagi di samping gue? Lo kemana?"
"Kak julian khawatir banget."
"Lolly! Gara-gara lo kak julian pulang waktu acara belum kelar! Lo kemana?"
"Chris ngilang. Dia sama lo? Loly?!"
Dan beberapa sms serupa lainnya.
Drrrtttt
Romeo. Dia menelfonku. Ku slide tanda hijau di layarku.
"Halo rom?" Sapaku dengan suara serak.
"Lah? Lo baru bangun? Kan kita janjian mau jalan? Lo lupa?" Tanya romeo dengan beratus pertanyaan.
"Maaf gue baru inget! Yaudah gue siap-siap dulu! Jemput gue setengah jam lagi!" Kataku sambil menutup telfon. Segera ku raih handuk di kursi belajarku. Akupun berlari ke kamar mandi. Sekilas aku mundur lagi untuk melihat jam. Pukul 09.44! Astagaa! Cepatttt!!!!!!!!
****
Mobil romeo terparkir rapi di daerah pantai. Kami sudah sepakat akan ke pantai hari ini. Jadi aku dan romeo hanya menggunakan celana pendek dan kaos oblong.
Aku tidak tahu ini pantai apa. Pantai ini berpasir putih dengan berbagai hiasan berwarna pink. Ada beberapa tulisan besar.
"Ini pantai apaan rom?" Tanyaku heran.
"Ini namanya pantai romance. Yuk masuk." Kurasakan romeo menarik pergelangan tanganku.
Buat apa dia mengajakku ke tempat ini? Ini kan wilayah para orang yang berpacaran? Lah kami? Baru juga temanan lagi.
Romeo mengajakku ke tempat sport air yang ada di sini. Kami memutuskan menaiki bebek air terlebih dahulu. Dia berada di kemudi.
"Muncung bebeknya mirip kaya lo!" Katanya sambil menggayuh bebek ini.
"Apaan sih. Gak yaaa." Kataku sambil tertawa dan memukulnya pelan.
"Iyaa tau. Manyunnn kaya giniii." Ditirunya gaya muncung bebek. Dan kamipun tertawa karena ulahnya.
Dan beberapa kali kami tertawa karena lelucon yang dilontarkan oleh romeo. Setelah selesai menaiki bebek air, romeo menarikku ke arah banana boat.
Selagi menunggu giliran, beberapa kali romeo berbuat iseng kepadaku. Dia mengambil tali kecil dan membuatnya menjadi gelang di tanganku. Kurasa gilanya sedang kambuh.
"Ih buat apaan nih?" Tanyaku sambil tertawa.
"Buat mastiin kita bakal sama eaakkkk." Katanya mengaco.
"Rom rumah sakit jiwa jauh loh dari sini." Kataku bercanda.
Romeo tersenyum tulus padaku. Aku takut jika setelah ini aku akan jatuh hati lagi sepenuhnya lagi pada dia. Aku takut akan patah hati lagi.
"Gue pengen tau gak beli celana dalam gambar batman." Katanya sambil menunjuk seorang wanita memakai kaos berlambang batman.
"Gila! Buat apaan?" Tanyaku heran.
"Kan ada sayapnya tuh. Biar gue bisa terbang malem-malem pakai celana dalam itu. Dan gue bisa tunjukin bahwa gak selamanya superman doang terbang pakai celana dalam."
"Caelah sok beudds abang." Kataku padanya. Ku colek bahunya dengan bahuku.
"Lo mau kan jadi pemeran utama wanitanya?" Suaranya mulai serius.
"Gak deh. Gue mah lebih suka jadi yang bersihin property aja." Kataku ngasal.
"jiahhhh lo jadi perancang celana dalamnya aja." Katanya sambil menepuk kepala ku pelan dan sambil tertawa.
Tawa kamipun pecah. Aku tak ingin romeo pergi lagi. Yang aku tahu, aku mencintainya. Mungkin itu yang kutahu, saat ini.
Dia membangun kembali duniaku yang runtuh karenanya. Walau aku takut dia juga akan meruntuhkannya lagi. Suatu saat.
***
"Makasih ya rom. Gue seneng hari ini." Kataku saat kami sampai didepan rumahku.
"Sama-sama. Gih masuk istirahat. Besok masih libur kok." Katanya sambil tersenyum.
"Yaudah gue masuk ya. Makasih." Ku buka pintu mobil dan ku langkahkan kaki ku masuk ke dalam rumah.
"Udah pulang dek?" Tanya mama saat aku memasuki rumah.
"Udah ma." Kataku sambil tersenyum.
"Ada makanan?" Tanya kak adrian yang duduk di samping papa.
"Gausah dengerin dek. Yaudah istirahat aja dulu." Kata papa membela ku.
"Yaudah loly naik dulu ya pa, ma." Kataku pada mereka.
"Udah sampai lo?" Tanya kak elvi saat kami bertemu di tangga.
Kubalas dengan senyum dan anggukan. Akupun segera naik ke aras karena badanku lelah sekali.
Saat aku ingin tidur iphoneku bergetar di nakasku. Sebuah sms masuk dari romeo.
"Terimakasih buat hari ini ya. Gue bahagia."
Dan seketika mentari seakan kembali bersinar.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
ALONENESS
Novela JuvenilAku tak pernah merasakan apa arti CINTA. Yang aku tahu itu hanya sekumpulan bahagia sementara yang berakhir dengan sakit. Dia, orang yang ku perjuangkan. Tanpa kata. Tanpa banyak berucap. Aku hanya ingin dia. Walau aku tak pernah menatap matanya. Wa...