Twenty nine : new class! Move on!

88 6 1
                                    

"Chris?!" Kataku kaget.

"Hai loly. Selamat pagi. Katanya dengan gaya, sok cool. Menyisir rambut dengan jarinya.

"Siapa dekkk?" Teriak mama dari dalam.

"Chris maa." Kataku berteriak.

"Suruh masuk dek." Kata mama lagi.

"Masuk lo!" Kataku sambil berjalan lebih dulu.

"Pagi tante." Kulihat chris menyalam tangan mamaku.

"Nak chris tumben pagi-pagi dateng? Mau jemput loly ya?....." Tanya mama kepada chris yang duduk tanpa di suruh.

"Iya nih tan. Aku udah sarapan kok tan. Gausah di tawarin lagi." Katanya kepedean sambil memotong ucapan mamaku.

"Loh tante mah gak mau nawarin kamu makan kali chris. Tante mah tau kamu pasti udah makan."

"Hahahhahahahahahaha" tawaku dan kak elvi terdengar keras. Itulah akibatnya dia sok kepedean.

***

"Rapiin dulu rambut lo." Kata chris setelah aku membuka helm ku.

Kurapikan rambut bagian sampingku. Tiba-tiba kurasakan tangan chris merapikan poni ku.

"Poni lo berantakan tadi." Katanya sambil tersenyum.

"Makasih." Kataku sambil tersenyum.

"Loly!" Kudengar sentakan suara dari belakangku. Kurasakan tadi badanku kaget setengah mati mendengar teriakan itu. Buktinya badanku tadi melonjak.

"Ikut gue." Kurasakan tanganku ditarik secara paksa oleh, julian. Dengan wajah datar dia menarikku dengan paksa.

"Apaan sih lo. Masih mens? Yuk beli kiranti." Kataku sambil memberhentikan langkahku.

Dibalikkannya badannya. Ditatapnya aku lekat-lekat. Seakan-akan aku nyamuk yang sedang menggigitnya.

"Kalau mau buat drama gausah di sekolah. Gue gasuka." Katanya datar. Tanpa mimik. Tanpa nada.

"Idih. Lo kenapa sih? Lagian nih ya, gue gak nyuruh lo ngelihat. Kalau gak mau ngelihat mah tutup mata. Nih ditutup nih mata sipit. Yaudah gue ke kelas dulu mau bel nih." Ku lepaskan tanganku dari pegangan julian. Dan akupun berjalan menjauh meninggalkannya.

***

"Bapak mau umumkan bagi anak 11 ipa satu sudah boleh pindah ke kelas baru kalian. Bapak mohon jaga ruang baru kalian." Penggumuman kepala sekolah saat akhir upacara membuat kami merasa senang. Namun ada beberapa orang yang mengeluh karen capek naik tangga lah, takut kurusan lah, takut jatuh lah, takut diintip roknya lah. Pokoknya lengkap deh.

"Yah gue gimana nih. Datang aja udah telat terus. Belum lagi naik ke atas. Makin sempurna deh hidup gue." Kudengar yola mengumpat marah.

Bagaimana tidak marah? Dia selalu datang 10 menit setelah bel. Dan sekarang ditambah rintangan dari tangga.

"Udah ah kita angkat aja tas kita pindah ke atas. Yuk." Ajak sisi dengan wajah gembira.

"Gue takut nanti rok gue diintip." Kata march.

Aku senang bisa pindah ke kelas baru. Karena dengan begitu, aku akan bebas dari bayang-bayang romeo. Dan aku bisa lebih fokus untuk belajar.

"Keyna! Boleh tolong iketin rambut gue gak? Tangan gue lagi kotor nih." Kataku pada keyna saat kami sedang beres-beres kelas baru. Kuberikan ikat rambut polos ku kepadanya.

"Rambut lo bagus lol." Katanya saat mengikat rambut ku.

"Haha makasih."

"Udah siap nih." Katanya sambil merapikan beberapa rambutku yang keluar.

"Hehe makasih ya. Gue kesana dulu. Daaa"

***

"Gue udah jarang ngelihat lo ngelirik ke arah romeo." Kata keyna saat kami kerumahnya sepulang sekolah. Dia mengundangku dan teman-teman kami yang lain merayakan tahun baru di rumahnya.

Dan sekarang, disinilah kami. Dirumah keyna.

"Gue udah berusaha move on aja. Dan gue udah bisa. Hehe. Walaupun gak semuanya." Kataku sambil memakan nastar yang dihidangkan.

"Hehe bagus dong semangat ya loly! Tapi gue denger lo lagi dekat sama kak julian?"

"Ya dekat gitu aja. Ya lo tau lah perasaan seorang wanita yang baru move on. Pasti susah buka hati." Kataku sambil menatapnya.

"Iyasih lol. Tapi apa lo yakin gak buka hati lo buat orang lain?"

"Key, gini ya. Gue suka romeo. Gue sayang dia. Mungkin gue masih pengen dia ngelirik ke gue. Walau gue tahu itu gak mungkin. Dan sekarang, mungkin hati gue udah beku. Gue ngerasa, gue udah susah buka hati gue key. Istilahnya, gue trauma jatuh cinta." Kataku lagi.

"Cieeeee curhat aja terosssss sampaiii muakkk. Yo yo yo..." Kulihat romi, teman sekelasku berjoget hiphop di depan kami.

"Gila lo! Baru tahun baru oi! Rumah sakit jiwa mah belum buka." Kataku ngasal.

"Dirawat di rumah lo gue mau kok lol." Katanya sambil berkedip-kedip seperti sayap kumbang.

"Najisssss!!!!!!" Kataku sambil berteriak geli.

***

ALONENESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang