"Lo langsung balik? Atau mau cerita dulu?" Tanyaku dengan nada hati-hati kepada chris. Aku takut emosinya masih menggebu seperti tadi.
"Gue balik aja. Ntar malam kan satnight,lo mau kan nemenin gue ke cafè? Bigday?" Tanya chris kepadaku.
"Boleh. Tapiiii..... gue mau cari buku novel terbaru nih. Soalnya ada acara curhat gitu ke penulisnya. Jadi gue pengen beli. Lo mau kan nemenin gue?" Tanyaku dengan puppy eyes dan muka memelas.
"Yaudah gakpapa gue anter lo. Jam 5 sore gue jemput lo."
"Yaudah. Gih pulang istirahat. Tenangin diri lo." Kataku sambil tersenyum kearahnya.
"Yaudah gue pulang dulu." Kulihat Chris menghidupkan kembali motornya dan mulai melaju.
Setelah tak kulihat lagi punggungbya di belokan ujung, aku segera membuka pagar rumahku dan segera masuk.
****
"Ini ajakan Lol? Gak ada lagi yang mau lo beli? Lo harusnya sebagai cewek itu hafus beli buku kayak gini nih." Kulihat Chris menyodorkan sebuah buku kearahku.
"CARA MENGHADAPI HORMON TAK MENENTU AKIBAT DATANG BULAN. Gila lo! Buat apaan gue baca buku kayak gini?"
"Lah elu kan pas lagi haid kerjanya marah-marah mulu. Ngambekan gaje. Ngelirik wowo-wowo lain. Ngeselin deh kalau masa dimana lo lagi haid." Kupukul jidat Chris yang sejak tadi berbicara melantur.
"Apaan sih Lol. Kan gue emang bener."
"Iya. Lo bener. Tapi gak harus lo ungkapkan disini kan. Lo gak liat dari tadi orang yang lewat ngeliatin lo karena bahas masalah haid?. Udahlah gue mau ke kasir dulu." Dengan wajah kesal aku meninggalkan chris yang kudengar cekikikan sambil membuka beberapa lembar dari buku tadi.
"Totalnya jadi 74.500 mbak."
"Ini mbak." Ku serahkan uang harga seratus ribu ke arah penjaga kasir.
"Uangnya seratus ribu ya mbak. Ada uang limaratusnya?"
Aku menggeleng pelan.
"Belum?" Tanya chris sambil menepuk pundakku.
"Ini kembaliannya mbak. Dan ini bukunya. Terima kasih." Setelah menerima belanjaan dan uang kembalianku, akupun segera berjalan pergi.
"Lolly sayang laper kan? Kita makan yaa." Kurasakan Chris merangkul pundakku. Suatu kebiasaan yang sering dia lakukan saat kami sedang berjalan berdua.
"Ya laperlah. Yuk capcuss.." ku pegang tangannya di pundakku dan segera berjalan keluar toko buku sambil tertawa bahagia.
"Itu Aurel kan?" Kurasakan chris memegang wajahku dan mengarahkannya kearah kanan toko buku saat kami trlah berada di daerah depan toko buku.
"Hooh." Kataku sewajarnya.
"Tumben gue ngeliat dia disini?"
"Lo suka sama dia? Makanya lo sampai matung disini dan nahan gue."
"Astaga gue lupa. Yaudah ayo pergi." Kurasakan chris kembali menuntunku kearah café yang ada di seberang toko buku.
"Mas chris sama mbak lolly mau duduk di tempat biasa?" Tanya pegawai café saat kami sudah berada di café langganan kami.
"Iya mbak. Pesan yang seperti biasa juga ya."
"Oke mas. Silahkan duduk. Kami akan segera mengantarkan pesanannya."
Setelah duduk, aku menatap kearah jendela kaca besar yang ada di hadapanku dan chris. Tempat ini adalah tempat boasa kami duduk. Pas untuk dua orang yang meja dan kursinya di hadapkan ke jalanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALONENESS
Genç KurguAku tak pernah merasakan apa arti CINTA. Yang aku tahu itu hanya sekumpulan bahagia sementara yang berakhir dengan sakit. Dia, orang yang ku perjuangkan. Tanpa kata. Tanpa banyak berucap. Aku hanya ingin dia. Walau aku tak pernah menatap matanya. Wa...