Kinaya POV
Hari ini adalah hari dimana pertemuan perjanjian kerjasama ditempatku bekerja dengan perusahaan PT. Arkana Kalingga dan juga PT. Pratama Aryaduta. Siang ini jam 11 aku, Melika dan Lania akan melakukan perjanjian kerjasama dan menandatangani surat kontrak kerjasama dengan PT. Pratama Aryaduta terlebih dahulu.
Aku sampai di kantor setelah kak Dimas mengantarku dan berjalan masuk ke gedung kantor tempat dimana aku bernaung. Terlihat dari kejauhan Melika dan Lania sudah berdiri di lobi gedung kantor. Kebiasaan Melika yang selalu gelisah setiap ada pertemuan dengan perusahaan lain atau ada meeting dengan kantor pusat. Ia tidak bisa berdiam diri atau sekedar duduk manis di kursi kerjanya sebelum semua pekerjaan dianggapnya beres.
Aku berjalan mendekati mereka dan memberikan senyum terbaikku pagi ini kepada kedua sahabatku. Aku melihat Melika semakin gusar dan aku mencoba menenangkannya yang sudah terlihat sangat gelisah. Lania hanya bisa menghela nafas panjang karna sedari tadi Ia melihat Melika yang tidak tenang dan Ia sudah berusaha membuat Melika tenang tapi tetap saja Melika tidak bisa tenang.
"Sudah siap bu!?" tanyaku pada Melika saat Ia mulai tenang. Ia hanya menganggukkan kepalanya. Lalu kami mulai berjalan menuju parkiran mobil untuk menuju lokasi PT. Pratama Aryaduta. Lania mengambil alih untuk menyetir mobil karna Melika tidak akan pernah bisa membawa mobil jika dalam keadaan gugup atau gelisah.
Sesampainya di PT. Pratama Aryaduta kami langsung menuju lobi kantor gedung tersebut. Aku menghampiri bagian receptionist untuk memberitahukan kepada mereka bahwa kami sudah membuat janji sebelumnya dengan pimpinan mereka. Seorang wanita cantik di balik meja receptionist tersebut menginstruksikan kami untuk segera naik ke atas tepat dimana pertemuan akan berlangsung. Kami melangkahkan kaki menuju sebuah lift untuk naik ke lantai atas.
Saat lift berhenti tepat di lantai yang kami tuju, Melika dan Lania melangkah terlebih dahulu kemudian aku mengikuti mereka dari belakang. Sekarang giliranku yang gugup karna aku tidak bisa membayangkan akan seperti apa orang yang nanti akan aku hadapi karna pastinya sang pemimpin perusahaan ini akan meminta penjelasan padaku mengenai semua system kerja yang akan dijalankan karna ini adalah bagianku.
Saat langkah kami sudah mendekati sebuah ruangan yang ku yakini adalah ruang pertemuan tersebut, aku menghela nafas lebih dalam lagi. Ku pejamkan mataku sesaat dan ku genggam erat liontin dolphin yang melekat di leher jenjangku. Sebuah liontin yang selalu menjadi penguat untukku. Liontin yang selalu menemaniku di saat aku merindukan seseorang. Orang yang sudah sangat lama aku nantikan. Hal itu selalu ku lakukan jika akan menghadapi hal seperti ini agar mengurangi rasa gugup yang menghinggapi diriku dan hal itu selalu berhasil.
Saat memasuki ruangan tersebut, aku melihat seorang pria muda dan tampan duduk di kursi utamanya. Ia lalu berdiri dan menyalami kami satu persatu. Ia sunggingkan sebuah senyuman kepada kami bertiga. Matanya menatap intens ke arah kami bertiga. Tidak lebih tepatnya ke arahku. Kenapa aku bisa berkata seperti itu karna aku sempat melihat sorot matanya tajam menatapku.
"Kak Reno!?" ucap Melika. Aku mengerutkan dahiku lalu menatap ke arah Lania. Lania hanya mengendikkan bahu pertanda tidak tahu apa maksud yang barusan di ucapkan Melika. Menyapa orang yang ada dihadapan kami ini dengan akrabnya.
"Melika!??" ucap pria ini yang ku tahu namanya adalah Reno. Ya aku tahu karna Melika baru saja menyebutkan namanya.
"Iya kak!! Ini aku!! Ini benar - benar kakak!?"
"Iya Mel!! Ini aku!!"
"Bagaimana bisa kakak disini!?"
"Seperti yang kau lihat!! Aku mengambil alih tugas ayahku!!"
"Benarkah!? Jadi paman bagaimana!?"
"Akan lebih baik jika papa menghabiskan masa tuanya dengan istirahat dan bersantai menikmati hidup!!" ucap pria ini dengan tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Immortal Love (Complete)
Algemene fictieKinaya Aswadinara dan Arka Adyawiguna Pradipta, sepasang anak manusia yang tidak sengaja bertemu di sebuah perkebunan teh. Keduanya menjalin pertemanan sesaat setelah pertemuan mereka untuk yang kedua kalinya di sebuah taman bermain. Dimana saat itu...