Hari pernikahan pun tiba Kinaya terlihat sangat cantik dengan kebaya berwarna putih yang melekat ditubuh rampingnya. Ia menatap dirinya di depan cermin dengan tak hentinya tersenyum yang terus terukir dibibir tipisnya.
"Sayang sudah siap!?" tanya Hana yang masuk untuk melihat putrinya.
"Sudah bu!!"
"Ayo Arka dan keluarganya sudah datang!! Acara akan segera dimulai!!"
Kinaya menganggukkan kepalanya pelan. Keduanya pun keluar dari kamar Kinaya yang merupakan kamar pengantin yang di dekorasi dengan warna serba putih.
Kinaya dan Hana melangkahkan kakinya menuruni anak tangga untuk menuju tempat akad nikah berlangsung. Arka yang sudah berada di kursi tempat akad nikah akan berlangsung melihat kearah Kinaya yang mulai mendekat padanya. Matanya tak lepas saat melihat orang yang paling dicintainya terlihat begitu cantik dan mengagumkan. Kinaya duduk tepat disebelah kiri Arka yang masih saja terus menatapnya.
"Ehheemm!!" deheman Wirdo membuat Arka tergagap dan mengalihkan pandangannya kearah lain.
"Bisa kita mulai!?" tanya sang pengulu yang akan menikahkan keduanya.
"Bisa pak!! Silahkan!!" ucap Wirman yang menjadi saksi dari pihak Kinaya.
"Baiklah!! Saudara Arka ulurkan tangan anda kepada pak Wirdo!!"
Arka pun mengulurkan tangan kanannya untuk memegang tangan Wirdo.
"Silahkan dimulai!!"
"Arka Adyawiguna Pradipta saya nikahkan engkau dengan putri kandungku Kinaya Aswadinara binti Wirdo Yanuardi Hasmiko dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan emas seberat 50 gram dibayar tunai!!"
"Saya terima nikahnya Kinaya Aswadinara binti Wirdo Yanuardi Hasmiko dengan mas kawin tersebut dibayar tunai!!" ucap Arka ddengan lantang dan satu kali lafaz.
"Bagaimana saksi!?"
"SAH!!" ucap Herman yang menjadi saksi dari pihak Arka.
"SAH!!" ucap Wirman.
"Alhamdulillah, , ,!!" ucap sang penghulu yang langsung menengadahkan kedua tangannya untuk melantunkan ayat – ayat do'a bagi kedua mempelai.
Setelah selesai membacakan do'a Arka pun menyerahkan mas kawin tersebut kepada Kinaya. Kemudian Ia menyematkan cincin dijari manis Kinaya. kemudian bergantian Kinaya juga menyematkan cincin pernikahan tersebut dijari Arka. Lalu Kinaya mencium punggung tangan Arka sebagai bakti kepada sang suami. Arka pun tak mau kalah Ia mendaratkan satu kecupan di kening Kinaya sebagai bukti cintanya pada sang istri. Keduanya pun tersenyum bahagia.
Malam harinya resepsi digelar dengan sangat sederhana disebuah hotel berbintang. Ini adalah permintaan Kinaya yang memang menginginkan pesta yang tak begitu mewah. Bukan tak ingin membuat pesta yang mewah tapi Kinaya hanya ingin pesta ini dihadiri oleh sahabat, kerabat dan keluarga terdekat saja dan memang sengaja tak mengundang banyak orang karna Ia ingin menikmati pesta ini dengan para tamu yang hadir.
Setelah resepsi selesai Kinaya dan Arka masuk ke dalam kamar pengantin mereka di hotel berbintang lima tersebut. Terlihat Arka tengah duduk di sisi tempat tidur sembari melepas jas dan dasi yang menempel di tubuhnya. Sementara Kinaya berada di dalam kamar mandi sedang membersihkan diri. Tak lama Kinaya keluar dan duduk di depan cermin untuk merapihkan dirinya. Arka menatap Kinaya dengan lembut. Ia berjalan mendekati Kinaya lalu memeluk Kinaya dari belakang. Menghirup aroma tubuh Kinaya dalam – dalam. Lalu mengecup pipi kanan istrinya dengan lembut.
"Kak mandi dulu!! Ini sudah malam!! Nanti dingin loh!!"
"Sebentar saja!! Biarkan aku merasakan aroma tubuh istriku yang sudah sangat aku rindukan!!" ucap Arka sambil memejamkan kedua matanya. Kinaya tersenyum mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Immortal Love (Complete)
Ficción GeneralKinaya Aswadinara dan Arka Adyawiguna Pradipta, sepasang anak manusia yang tidak sengaja bertemu di sebuah perkebunan teh. Keduanya menjalin pertemanan sesaat setelah pertemuan mereka untuk yang kedua kalinya di sebuah taman bermain. Dimana saat itu...