Saat sudah begitu dekat dengan Kinaya tanpa diduga Wirdo melayangkan tangan kanannya dan mendarat tepat di pipi kiri Kinaya dengan begitu kuat hingga terdengar begitu memekakkan telinga. Sontak saja semua orang berada di ruangan tersebut kaget.
"Mas!?" pekik Afni.
Kinaya memegang pipinya dengan tangan kirinya dan menahan tangisnya agar tak semakin deras mengalir. Amran yang berdiri tak jauh dari Kinaya langsung berdiri membelakangi Kinaya dan menghadap Wirdo dengan tatapan amarah dan menantang karna sudah berani menampar Kinaya.
"Apa yang kau lakukan Wirdo!" teriak Amran dengan mata melotot.
"Aku ingin memberinya pelajaran atas tindakan yang dia ambil saat ini yang benar - benar sudah kelewat batas!!"
"Tapi tidak harus dengan cara seperti ini!!"
"Kau benar - benar sudah keterlaluan Kinaya!! Sekarang kau sudah berani melawan papa!!" ucap Wirdo yang tak memperdulikan Amran.
"Maafkan Kinaya pa!!"
"Mulai detik ini juga kau tidak akan pernah papa ijinkan untuk bertemu lagi dengan anak itu!! Aku akan mengawasimu dengan penuh selama 24 jam!!"
"Tapi pa!!"
"Tidak ada tapi - tapian Kinaya!! Papa tidak akan membiarkanmu menemuinya lagi!!"
"Tapi Kinaya mencintai kak Arka!! Bukan kak Reno yang Kinaya cintai!! Apa salah kami hingga kalian begitu menentang hubungan kami!! Selama ini Kinaya menuruti semua keinginannya papa untuk tidak bertemu dengannya!! Tapi kenapa papa malah ingin Kinaya bersama kak Reno!? Kinaya kali ini tidak bisa pa!! Kinaya tidak mau kalau Kinaya harus hidup bersama orang yang tidak Kinaya cintai!!"
"Cinta akan tumbuh dengan seiringnya waktu berjalan dan seringnya kalian bersama!!"
"Kinaya sudah mencobanya!! Tapi tetap saja Kinaya tidak bisa!!"
"Jangan melawan papa lagi Kinaya!! Atau papa, , ," ucap Wirdo yang mulai mengacungkan tangannya untuk menampar Kinaya kembali. Namun dengan sigap Amran mencegahnya dengan memegang tangan Wirdo dan mendorong tubuh Wirdo ke belakang.
"Jangan pernah sakiti putriku!!" ucap Amran dengan penuh penekanan. Wirdo menatap Amran dan Kinaya bergantian.
"Hentikan mas!!" ucap Afni.
"Aku tidak akan membiarkanmu melakukan hal kasar lagi terhadapnya!! Sudah cukup Wirdo!! Apa kau tidak sadar sedikit pun hanya karna dendam di masa lalu kalian telah mengorbankan kebahagiaannya!! Kalau kau ingin memukulnya langkahi dulu aku!! Aku tidak akan membiarkan satu orang pun berusaha untuk menyakitiny termasuk dirimu!! Walalu pun dia tidak terlahir dari rahim istriku tapi dia adalah putriku satu - satunya dan aku wajib melindunginya termasuk dari sikap mu terhadapnya!! Hentikan semua ini!! Dendam tak akan dapat menyelesaikan masalah di masa lalu!! Walau terkadang sejarah di masa lalu memang bisa membuat beban untuk masa depan!!"
Wirdo terdiam dan masih menatap Kinaya dalam. Jujur sebenarnya Ia tak ingin memukul putrinya karna ini bukanlah dirinya. Tapi beban pikiran yang melandanya memaksanya untuk melakukan hal kasar terhadap Kinaya. Terlebih beberapa hari ini Ia kembali mendapat tekanan dari Reno yang menginginkan Kinaya untuk bersamanya.
"Masuklah ke kamarmu Nay!! Istirahatlah!! Setelah itu kita akan membicarakan hal ini lagi nanti!!" ucap Wirman yang mencoba mencairkan suasana. "Ayuna tolong bawa Kinaya ke kamarnya!!"
"Iya kek!!" Ayuna membawa Kinaya masuk ke dalam kamar. Saat berada di dalam Kinaya tak dapat menghentikan tangisnya.
"Sabar Nay!! Kakak yakin semuanya akan segera berakhir!!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Immortal Love (Complete)
General FictionKinaya Aswadinara dan Arka Adyawiguna Pradipta, sepasang anak manusia yang tidak sengaja bertemu di sebuah perkebunan teh. Keduanya menjalin pertemanan sesaat setelah pertemuan mereka untuk yang kedua kalinya di sebuah taman bermain. Dimana saat itu...