"Arka, , , keluar kau!!" teriak Wirdo saat Ia sudah memasuki halaman rumah Arlha.
Arlha dan Rumi serta Mira yang mendengar teriakan Wirdo dari luar rumah segera keluar dari kamar masing - masing karna teriakan Wirdo yang begitu menggema. Mereka ingin melihat apa yang sebenarnya terjadi hingga sampai membuat Wirdo datang ke rumah mereka dengan keadaan berteriak apalagi di tengah malam seperti ini.
"Arka, , , keluuaaarr, , ,!!" teriak Wirdo.
"Wirdo!? Ada apa Wir kenapa kamu malam - malam begini kemari!?" tanya Arlha.
"Mana Arka!? Dimana dia menyembunyikan anakku!!"
"Apa maksud kamu Wir!?" tanya Rumi.
"Jangan berpura - pura!! Aku tahu dia yang telah membawa anakku pergi!? Cepat katakan dimana Arka menyembunyikan anakku!? Arka keluar kau!!" teriak Wirdo.
"Cukup Wirdo!! Kamu sudah tidak sopan masuk ke rumah orang dan menuduh kalau orang lain telah menyembunyikan putrimu!! Jangan menuduh sembarangan Wir!!"
"Kalau bukan Arka siapa lagi yang berani menemui putriku selain dia tante!? Belum cukup kah dulu kalian menghancurkanku!? Belum puaskah kalian dulu mengambilnya dariku!? Lalu sekarang kalian ingin melakukannya lagi!? Membuat dia jauh lagi dari kehidupanku!?" teriak Wirdo.
"Wirdo!! Sudah berapa kali aku katakan aku tidak pernah mengambil apa pun darimu!! Kau salah sangka Wir!!"
"Tante bisa saja mengelak!! Tapi hal itu tidak bisa membuatku berpikiran bahwa bukan tante yang melakukannya!! Aku hargai atas pembelaan diri yang tante lakukan!! Baik kalau memang bukan Arka yang telah membawa putriku lalu dimana dia saat ini!?" tanya Wirdo.
Sontak saja Rumi, Mira dan Arlha saling memandang karna memang saat ini Arka belum pulang dan tidak tahu dimana keberadaannya saat ini karna saat pergi tadi Arka memang tidak mengatakan apa pun pada mereka. Namun dari sikap Arka saat keluar tadi menunjukkan bahwa Arka memang menemui Kinaya.
"Kenapa!? Kenapa kalian tidak menjawab pertanyaanku!? Apa yang aku ucapkan tadi benarkah!? Memang dia kan yang membawa lari anakku!!" teriak Wirdo.
"Cukup Wirdo!! Sudah cukup selama ini kamu merendahkan keluargaku!! Sudah cukup aku bersabar dan berdiam diri selama ini!! Dulu ayahmu menghina ibuku namun aku hanya diam karna aku masih memandangmu sebagai sahabatku dan sekarang kau juga menghina putraku aku tidak akan tinggal diam Wir!! Selama ini aku masih bersabar walau beberapa waktu yang lalu kau telah memukuli anakku hanya karna masalah ini dan sekarang kau menuduh anakku yang membawa putrimu!! Aku tidak bisa diam lagi Wir!! Kau jangan menuduh sembarangan!!" ucap Arlha dengan nada penuh amarah.
"Aku tidak menuduhnya tapi ini kenyataan!! Karna aku yakin kalau Arka memang telah membawa anakku pergi bersamanya!! Aku yakin itu!! Ingat Arlha kalau aku sampai menemukan dia memang membawa putriku aku tidak akan segan - segan melakukan hal yang sama seperti beberapa waktu yang lalu bahkan aku pastikan ini akan menjadi yang paling buruk dalam hidupnya!!" ucap Wirdo dengan penuh ancaman lalu pergi dari rumah Arlha dengan emosi yang memuncak. Arlha menatap kepergian Wirdo dengan emosi yang masih belum terkendali sepenuhnya.
"Telpon Arka mas!!" perintah Rumi.
Arlha mencoba menghubungi putranya karna ingin mengetahui dimana keberadaannya. Namun sayang berulang kali Arlha mencoba menghubunginya tak ada satu panggilan keluar pun yang terjawab bahkan saat ini nomornya telah dinonaktifkan. Arlha menghela nafas. Wajahnya juga terlihat memancarkan kekhawatiran. Ia takut apa yang dituduhkan oleh Wirdo memang benar adanya bahwa Arka lah yang telah membawa Kinaya pergi.
"Bagaimana!?" Arlha menggelengkan kepalanya pelan.
"Wira!! Coba hubungi Wira mas!! Aku yakin dia pasti bersama Wira dan Ilaya!!" desak Rumi lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Immortal Love (Complete)
General FictionKinaya Aswadinara dan Arka Adyawiguna Pradipta, sepasang anak manusia yang tidak sengaja bertemu di sebuah perkebunan teh. Keduanya menjalin pertemanan sesaat setelah pertemuan mereka untuk yang kedua kalinya di sebuah taman bermain. Dimana saat itu...