Sore ini Kinaya, Melika, dan Lania sudah berada di sebuah restoran untuk bertemu dengan pimpinan sekaligus pemilik kantor pusat tempat mereka bernaung selama ini yaitu pak Wirdo Yanuardi Hasmiko. Dimas sudah mengatur tempat dan waktu agar mereka bisa bertemu dengan atasan mereka ini. Nampak dari kejauhan seorang pria separuh baya tengah berjalan diikutin dengan dua orang pria dan yang salah satunya adalah Dimas menuju tempat Kinaya dan teman - temanya berada. Kinaya dan teman - temannya bangkit dari duduk mereka untuk menyambut atasan mereka.
"Apa itu pak Wirdo!?" bisik Lania dengan menyenggol lengan Melika yang tepat berdiri tepat ditengah - tengah antara Kinaya dan Lania.
"Iya!!" jawab Melika singkat. Yahh selama ini Wirdo tak pernah menampakkan diri dihadapan Kinaya dan juga Lania. Ia hanya mau bertemu dengan pimpinan kantor anak cabang saja. Beruntung kali ini mereka diberi kesempatan untuk bisa bertemu dengannya secara langsung. Kinaya menatapnya dengan lekat. Sosok pria tampan berhidung mancung dengan perawakan cukup tinggi dan ditaksir berusia seumuran dengan ayahnya. Matanya tak dapat melepaskan pandangan pada sosok pria tersebut.
Begitu juga dengan Wirdo, Ia menatap ke arah Kinaya dengan penuh kelembutan. Wajah Kinaya yang cantik membuat dirinya terpesona. Tanpa Ia sadari, Ia melempar senyuman ramah ke arah Kinaya. Kinaya membalas senyuman Wirdo dengan penuh kelembutan. Dimas sedikit mengerutkan dahinya karna tidak biasanya atasannya ini bersikap begitu ramah. Biasanya dia sangat sulit untuk hanya sekedar memberikan sebuah senyuman kecuali pada istrinya sendiri. Yah Dimas mengetahui itu karna pak Wirdo akan berubah menjadi pribadi yang hangat saat Ia sudah bersama istrinya karna Dimas sering mengantarkan beberapa laporan penting ke rumah atasannya tersebut.
"Selamat sore pak Wirdo!!" ucap Melika sambil menyalaminya.
"Selamat sore Melika!! Sudah lama menunggu!?"
"Belum pak baru beberapa menit saja!! Oh iya perkenalkan ini Lania dan yang ini Kinaya!! Lania adalah penanggung jawab pengerjaan proyek dan Kinaya adalah orang yang mendesain proyek - proyek yang sudah berjalan saat ini pak!!" ucap Melika memperkenalkan kedua sahabatnya kepada Wirdo. Wirdo mengulurkan tangannya untuk menyambut jabatan tangan Lania. Lalu beralih menyambut tangan Kinaya. Saat bersentuhan dengan tangan Kinaya Ia merasakan ada getaran yang tak bisa Ia jelaskan. Ada rasa hangat yang Ia rasakan. Begitu juga dengan Kinaya, entah apa yang terjadi Ia merasakan ada sesuatu yang dapat menggetarkan hatinya. Pandangan Wirdo tak lepas dari Kinaya hingga beberapa detik lamanya. Hingga suara deheman Dimas membuyarkan keduanya.
"Ehheemmm!!"
"Ohh maaf!! Ayo silahkan duduk!!" Mereka pun duduk dan memesan makanan.
"Bagaimana pekerjaan kalian!? Apa lancar!?"
"Alhamdulillah semuanya berjalan dengan baik pak!!" ucap Melika.
"Baguslah!! Aku harap kalian bisa mempertahankan prestasi kalian!! Saya bangga pada kalian!! Kalian seorang wanita tapi kalian mampu mengimbangi pekerjaan yang seharusnya dipegang oleh kebanyakan pria!!" ucap Wirdo. Namun pandangan matanya tak lepas dari Kinaya. Ia masih saja terus menatap Kinaya.
'Apa yang kurasakan ini!? Kenapa aku merasa aneh didekat gadis ini!!? Siapa dia sebenarnya!? Kenapa saat aku didekatnya terasa hangat dan nyaman sekali!? Padahal aku baru kali ini bertemu dengannya!!' bathin Wirdo.
Kinaya pun merasakan hal yang sama seperti yang Wirdo rasakan. Entah kenapa Ia merasakan kehangatan dan nyaman saat berada dekat dengan Wirdo.
'Perasaan apa ini!? Kenapa aku begitu tentram di dekatnya!? Dan kenapa beliau menatapku begitu dalam!? Tatapannya begitu lembut sama seperti yang selalu ayah tunjukkan padaku!!' bathin Kinaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Immortal Love (Complete)
Ficção GeralKinaya Aswadinara dan Arka Adyawiguna Pradipta, sepasang anak manusia yang tidak sengaja bertemu di sebuah perkebunan teh. Keduanya menjalin pertemanan sesaat setelah pertemuan mereka untuk yang kedua kalinya di sebuah taman bermain. Dimana saat itu...