Disebuah rumah yang cukup megah terlihat seorang wanita tengah duduk di bangku yang menghadap ke kolam renang. Pandangannya terlihat begitu kosong. Seakan Ia melamunkan sesuatu yang tak tergambarkan dari sorot matanya. Seorang pria yang sudah cukup renta dan berusia sekitaran tujuh puluh empat tahunan tampak berjalan mendekati wanita tersebut. Ia duduk tepat di sebelah wanita itu.
"Afni, , ,!! Sedang apa kamu nak!!"
"Ayah!! Kapan ayah pulang!!? Kenapa tidak memberitahu Afni kalau ayah akan pulang hari ini!?" ucap wanita tersebut sambil mencium punggung tangan ayah mertuanya.
"Ayah memang sengaja tidak memberitahukan kepulangan ayah!! Ayah tidak ingin merepotkanmu dan juga Wirdo!! Lagipula ayah kan sudah terbiasa pulang pergi Jakarta - Bandung!!" ucap pria tua tersebut.
"Afni mengerti tapi setidaknya ayah harus memberitahukan kepulangan ayah pada kami!! Apa ayah sudah makan!? Biar Afni siapkan ya makan malam untuk ayah!?"
"Tidak usah nak!! Ayah belum lapar!! Nanti saja sambil menunggu kepulangan Wirdo dari kantor!!"
"Mas Wirdo malam ini akan pulang terlambat ayah!! Saat ini dia masih ada urusan yang penting!!"
"Begitu!! Apakah urusan pekerjaan!?"
"Sepertinya bukan ayah!!"
"Lalu apa!?"
"Afni juga tidak tahu!! Mas Wirdo tidak menjelaskan apa pun kepada Afni!!" ucap Afni Hartianta kepada sang ayah mertuanya Wirman Tantowi Hasmiko. Pak Wirman berpikir sejenak saat mendengarkan penjelasan sang menantu.
"Apa Wirdo tidak pernah lepas untuk mencari keberadaannya!?" tanya Wirman. Afni menganggukkan kepalanya pelan. Air mata kini sudah menggenang di pelupuk matanya.
"Kamu sabar nak!! Teruslah berdoa agar secepatnya kita bisa segera menemukannya!!"
"Doa yang Afni panjatkan tidak pernah terputus untuk bisa segera menemukan keberadaannya ayah!! Afni selalu memohon kepada sang Khalik agar kita bisa segera menemukannya!! Afni sudah sangat merindukannya!! Dua puluh tahun lebih kita mencarinya tapi belum membuahkan hasil sama sekali!! Afni takut ayah!! Afni takut kita tidak akan pernah bisa menemukannya sama sekali!!" ucap Afni yang sudah terisak tak dapat menahan air matanya lagi.
"Ayah tahu!! Maafkan ayah Afni!! Maafkan ayah yang tidak bisa membantu kalian!! Tapi kita harus lebih bersabar lagi Afni untuk menemukan keberadaannya!!" ucap Wirman sambil memeluk erat menantunya untuk menenangkannya. Afni yang berada dalam pelukan sang ayah mertua menganggukkan kepalanya sambil sesekali terisak.
# # # #
"Bagaimana pekerjaanmu hari ini Ar, , ,!?" tanya sang nenek saat mereka sedang menikmati makan malam bersama.
"Seperti biasa nek!! Semua baik dan lancar!!" ucap Arka sambil menyendok makanan masuk ke mulutnya.
"Lalu proyek tersebut bagaimana!?" tanya ayahnya.
"Sudah hampir selesai yah!! Pengerjaannya sudah mencapai 65%!!"
"Syukurlah!! Apakah ada hambatan dalam pengerjaannya!?"
"Tidak yah semua baik - baik saja!! Hanya saja, , ,"
"Hanya saja apa Ar, , ,?!"
"Hanya saja tadi ada masalah kecil nek!!"
"Masalah kecil!?"
"Iya nek!! Tadi Arka sempat marah pada salah satu pengawas dari perusahaan yang bekerjasama dengan perusahaan kita!!"
"Memangnya ada apa!?" tanya Rumi.
"Tadi Arka melihat mereka sedang berdebat bu dan perdebatan yang mereka lakukan menurut Arka tidak begitu penting jadi Arka menghampiri mereka bermaksud menengahi tapi Arka malah ikut tersulut emosi bu!!" ucap Arka sambil memperlihatkan wajah penyesalannya dihadapan Arlha, Rumi dan Mira neneknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Immortal Love (Complete)
BeletrieKinaya Aswadinara dan Arka Adyawiguna Pradipta, sepasang anak manusia yang tidak sengaja bertemu di sebuah perkebunan teh. Keduanya menjalin pertemanan sesaat setelah pertemuan mereka untuk yang kedua kalinya di sebuah taman bermain. Dimana saat itu...