Tahun ajaran baru

9.5K 992 537
                                    

Tahun ajaran baru.

"Dir ini mau ngapain sih?" gadis itu mengelap keringat nya yang sudah bercucuran membanjiri dahi nya. cuaca saat ini benar-benar sangat panas dan kini seluruh siswa tahun ajaran baru tengah berdiri di lapangan untuk mendengarkan pengumuman yang sedari tadi tidak kunjung mulai.

"Kan tadi kak Hasbi udah bilang mau pengumuman," ucap Dira teman sebangku dan sahabat Namira sejak pertama masuk Sekolah Menengah Pertama.

Namira memutar kedua bola mata nya malas, ia pun kembali berbalik menghadap ke arah depan yang kini sudah menampilkan Hasbi sang ketua osis di sekolah baru nya, tengah menaiki podium.

"Selamat siang semua...."

"Siang...." jawab semua murid serempak dengan ogah-ogahan. Ralat, tidak semua. Karena sebagian dari mereka ada yang menjawab nya dengan semangat sambil mengeluarkan tatapan memuja. Membuat Namira mendecih.

"Hari ini adalah hari terakhir masa orientasi siswa tahun ajaran baru, dan selamat! Kalian sudah berhasil mengikuti nya dengan sukses"

Suara riuh tepuk tangan kini terdengar sangat kencang, semua bergembira akan berakhir nya masa penjajahan yang hanya membuat mereka tertindas, bukan terdidik.

"Dan hari ini kalian sudah bisa melihat kelas kalian untuk satu tahun ke depan, kalian bisa liat nanti di papan mading," lanjut Hasbi dengan senyuman termanis nya, membuat sebagian murid perempuan berteriak histeris.

Namira menghembuskan nafas kesal, kulit nya sudah mulai terasa terbakar "Dir, panas banget..."

Dira menoleh, menghela nafas nya melihat Namira yang sejak tadi terus saja mengeluh.

Dan saat lamunan Dira mulai memasuki alam bawah sadar nya, saat itu pula pidato Hasbi seakan teredam dengan pikiran nya.

Menurut Dira, Namira adalah cewek cengeng yang sok kuat, sifat manja dan tidak terbantah kan nya terus mengikat di dalam diri Namira. Tetapi, kekurangan itu tidak seberapa dengan semua kelebihan Namira, Namira sangat suka menolong orang, penyayang juga tidak pernah itungan.

Pernah saat itu ketika Namira dan Dira sedang berjalan kaki hendak pulang, tiba-tiba saja Namira berhenti berjalan. Mata nya tertuju kepada kakek-kakek berseragam oren, yang sedang menyapu jalanan sambil sesekali memungut sampah dan memasukan nya kedalam kantung keresek besar.

Dira mengerenyit bingung melihat Namira yang diam mematung seperti itu. Tak lama kemudian, Namira menyuruh Dira supaya menunggu nya sebentar untuk pergi ke supermarket.

Dan seperti biasa, Dira mengangguk patuh meskipun ia tidak tahu apa yang akan Namira lakukan. Mungkin, Namira mendadak kelaparan. Ya, Dira sudah mengetahui jawaban nya.

Namira mendadak kelaparan.

Beberapa menit kemudian, Namira datang dengan membawa beberapa kantung keresek supermarket yang jumlah nya tidak sedikit. Tentu, hal itu membuat Dira melongo.

"Ra? Lo ini beli cemilan apa beli kebutuhan bulanan sih?," tanya Dira dengan nada takjub.

Namira berdecak "ah banyak nanya lo, ayo ikut gue"

Dira berjalan mengekori langkah Namira. Sepertinya, Dira menduga jika Namira sedang kerasukan jin tomang.

"Assalamualaikum, bapak.."

Dira, perempuan itu kembali melongo. Namun, sekarang ia tahu apa maksud Namira sekarang.

Bapak itu---lebih tepat nya kakek itu---karena sudah lanjut usia---membuka topi oren nya. Memperlihatkan muka lelah dan kerutan-kerutan yang ada di dahi nya.

Just YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang