Pergi dan Datang Lagi

1.6K 177 26
                                    

Pergi dan Datang Lagi.

Namira langsung melepaskan pelukannya dengan gerakkan cepat, wajahnya menatap Nadhif dengan tatapan tidak percaya. Perasaannya saat ini sudah tidak tahu lagi bagaimana.

Yang jelas, sangat menyakitkan.

Kerongkongannya terasa kering, seperti sudah berribu tahun tidak diberi minum, dan hatinya terasa seperti sedang dihujani ratusan panah yang ditusuk-tusuk oleh Nadhif.

Nadhif, cowok itu terlihat gemetar dengan napasnya yang terengah-engah. Matanya menatap sendu mata milik Namira, dan tidak bisa dipungkiri lagi jika air mata Nadhif juga ikut berderai.

"Ma-maafin aku---"

Plak!

Satu tamparan kencang, mendarat mulus pada pipi kanan Nadhif, membuat cowok itu hanya terdiam sekaligus kaget dengan perlakuan Namira.

Tapi Nadhif sadar, jika dirinya pantas mendapatkan hal itu.

Namira masih menatap Nadhif tidak percaya, disertai air matanya yang sudah menderas. Seragam mereka juga ikut basah karena keringatnya yang tercampur dengan air mata.

"Aku minta maaf, Namira ..."

Namira tertawa miris. "Kamu becanda 'kan, Nadhif? Setelah ini kamu bakalan bilang kalo kamu becanda supaya aku kaget dan akhirnya kita ketawa-ketawa, ngelupain masalah yang akhir-akhir ini ngeganggu kita. Iya 'kan, Nadhif?!"

Nadhif terdiam, ia menatap Namira yang saat ini sedang berusaha mengalihkan pembicaraannya. Dan Nadhif benar-benar tidak kuat melihat Namira seperti itu.

"Tolong jawab iya, Nadhif! Jawab!"

Seketika tangisnya kembali pecah disertai tangannya yang memukul-mukul bahu Nadhif dengan kesal. Sesaat, Nadhif hanya diam dan menerima apa pun yang Namira lakukan, tetapi sepuluh detik kemudian tangannya langsung menahan tangan milik Namira kuat-kuat supaya cewek itu menghentikan pukulannya.

"Maafin aku, Namira ..."

Namira menghempaskan tangan Nadhif kuat-kuat, lalu cewek itu beranjak dan berlari keluar UKS.

Setelah sosok Namira benar-benar menghilang, seketika itu pula Nadhif berteriak lalu memukul-mukul kepalanya sendiri dengan kencang.

Bersamaan dengan air matanya yang kembali berderai.

•••

Reno mendengar semuanya. Semuanya yang mereka bicarakan di dalam UKS. Bukannya Reno mau menguping pembicaraan Nadhif dan Namira, tetapi niat awal Reno hanya ingin mengikuti Namira karena takut cewek itu kenapa-kenapa.

Reno berlari mengikuti Namira yang sudah meninggalkan ruang UKS sambil terisak. Cewek itu langsung keluar pagar sekolah saat melihat pagarnya tidak terkunci sama sekali.

Setelah mengikuti Namira dari belakang, akhirnya Reno tau jika cewek itu hanya pergi ke warung Bu En. Reno menyeberang, dan terduduk di hadapan Namira saat sudah sampai di warung itu.

Namira mendongak kaget. Tetapi di detik kemudian ia kembali menunduk, tidak memperdulikan Reno yang berada di hadapannya dengan raut wajah khawatirnya.

"Namira, lo nggak bisa kaya gini."

"Apa? Lo mau bilang gue penghianat juga? Sama kaya sahabat gue yang bilang gue penghianat?" tuding Namira.

Reno menghela napas. "Seharusnya dari awal lo udah harus siap nerima resikonya. Ya kaya gini, resikonya persahabatan kalian hancur gara-gara Nadhif."

"Dan sekarang gue sama Nadhif udah putus! Puas lo?!"

Namira kembali menangis, saat ini terdengar lebih kencang. Bu En, langsung menyembulkan kepalanya dari warung dengan penasaran.

Just YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang