Masalah Selesai dan Datang Lagi

1.7K 207 18
                                    

Masalah Selesai dan Datang Lagi.

Mata Namira mengikuti langkah Kezia yang terlihat akan keluar kelas karena bel istirahat sudah berbunyi tiga menit yang lalu.

Namira yakin, jika cewek itu tidak akan pergi ke kantin melainkan ke perpustakaan. Pasalnya, Kezia lebih memilih membawa bekal makan dari rumah ketimbang membeli makanan di kantin.

"Kantin yuk, Ra?"

Namira menoleh ke arah Dira lalu menyengir. "Gue mau ke perpus dulu, mau nyari buku matematika. Lo duluan aja, gue nggak laper."

Dira mengangkat kedua alisnya seperti ragu dengan ucapan cewek itu. "Nggak percaya ah, seorang Namira si ratu makan nolak diajak ke kantin. Mustahil!"

Namira memutar kedua bola matanya. "Nggak percayaan amat sama gue. Serius!" Cewek itu mengangkat dua jarinya sehingga membentuk huruf V.

Dira mengedikkan bahunya. "Perlu ditemenin?"

"Nggak usah."

"Oke." Dira beranjak lalu keluar kelas diikuti dengan Rena dan Marsha yang melemparkan senyum manisnya terlebih dahulu.

Setelah ketiga sahabatnya itu pergi, kini giliran Namira yang beranjak dan berlari kecil menuju perpustakaan.

Biar bagaimana pun Namira harus meminta maaf kepada Kezia karena sudah memarahinya kemarin tanpa memberi Kezia kesempatan untuk berbicara. Dan meminta maaf untuk semua prasangka buruknya selama ini.

Senyum Namira mengembang kala melihat Kezia yang sedang duduk menunduk sambil membaca buku. Perlahan namun pasti, Namira menghampiri Kezia sambil tersenyum.

"Kezia?"

Merasa namanya dipanggil, Kezia langsung mendongak lalu menoleh ke arah samping kanannya. Tampaklah, seorang Namira Kalila teman sekelasnya sekaligus pacar kakaknya itu sedang tersenyum manis.

Sebenarnya Kezia sedikit kesal dengan Namira, karena cewek itu sudah memarahinya yang tidak tau apa-apa. Juga sudah membuat Kezia disentak seperti kemarin oleh kakaknya.

Namira mengenggam tangan Kezia, membuat cewek itu sedikit tersentak kaget.

"Maaf. Maaf kemaren gue udah marah-marah sama lo," ucap Namira kemudian. Wajahnya terlihat sangat bersalah, dan Kezia bisa melihat raut wajah itu.

"Gu-gue nggak tau kalo lo Adeknya Nad--maksud gue Kak Nadhif. Se-selama ini gue udah mikir yang engga-engga tentang lo, Kez."

Kezia menutup bukunya lalu kembali menoleh ke arah Namira. Cewek itu menghela napas karena benar-benar merasa tidak tega melihat raut wajah Namira yang merasa bersalah seperti itu.

Pada akhirnya, Kezia tersenyum seraya mengangguk. Membuat Namira juga langsung tersenyum semringah.

"Nggak apa-apa kok, Mir. Gue ngerti. Gue tau lo nggak nyangka kalo gue Adeknya Kak Nadhif. Secara Kak Nadhif itu keren, sedangkan adeknya udik. Cuma nurun otaknya aja."

Namira menggeleng. Duh, tidak kakak tidak adeknya, pemikirannya sama-sama buruk kepada Namira. Sama-sama menuding kalo Namira ini menganggap remeh kepada Kezia. Padahal, Namira bukan mempermasalahkan hal itu.

"Ya ampun, Kez. Gue sama sekali nggak mikir kaya gitu. Lo bener gue nggak nyangka kalo lo Adeknya Nad--Kak Nad---"

"Udah, Nadhif aja. Lo udah kebiasaan manggil Kak Nadhif tanpa embel-embel kakak. Nggak usah maksain," kekeh Kezia.

Namira tersenyum malu lalu mengangguk. "Nah, alasan gue nggak nyangka lo Adeknya Nadhif itu karena lo sama sekali nggak nunjukkin bahwa lo adeknya dia. Kaya pulang bareng, atau tegur sapa mungkin? Gue sama sekali belum pernah liat. Waktu Nadhif ke kelas kita juga, lo keliatan biasa aja. Sama sekali nggak noleh."

Just YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang