Cowok cenayang aneh.
Pagi ini, Matahari bersinar terang dan langit tampak cerah. Seperti biasa, Namira melakukan aktivitasnya setiap pagi; mendengarkan lagu melow sambil menopang dagu dengan kedua tangannya. Matanya menatap ke arah luar jendela namun pikirannya menghayal kemana-mana. Intinya, hatinya sedang tidak secerah pagi ini.
Namira masih tidak habis pikir dengan apa yang Nadhif lakukan.
"Mir, udah ngerjain tugas Bahasa Inggris belum?" suara Rena membuyarkan lamuan Namira. Rena sedikit mengerenyit saat melihat Namira terlonjak kaget.
"Udah," jawab Namira, singkat.
"Liat dong, gue belum," ucap Rena dengan nada memohon lalu menyengir lebar.
Namira mengambil buku catatannya dan langsung ia berikan kepada Rena.
"Makasih, ya," ucap Rena kembali menyengir, lalu berbalik badan lagi, berniat menyalin tugas Bahasa Inggris milik Namira.
Namira hanya mengangguk singkat lalu menghela napas. Waktu sudah menunjukan pukul 07.30 tapi Dira masih belum datang juga.
Namira bangkit, sepertinya, membeli makanan ke kantin adalah pilihan yang tepat karena perutnya sudah mulai berteriak meminta diisikan. Padahal, Namira sudah sarapan terlebih dahulu sebelum pergi ke sekolah. Benar-benar perut karet, bukan?
Saat sedang berjalan di koridor, Namira merasa ada seseorang di sampingnya yang sengaja menyamakan langkahnya dengan Namira.
Namira menoleh, dan mendapati Reno yang juga tengah menoleh ke arahnya sambil menyengir.
"Ngapain lo?" tanya Namira, sedikit sewot.
"Gue lagi jalan, lo nggak lihat?"
Namira memutar kedua bola matanya.
Cowok aneh.
"Lo mau ke kantin?"
Namira kembali menoleh sambil mengangkat alisnya, "Gue?" tanyanya memastikan sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Bukan, gue nanya sama cowok aneh," jawab Reno terkekeh sedangkan Namira seketika berhenti berjalan.
Namira menatap Reno dengan tatapan menyelidik. Sepertinya, dugaan Namira tentang Reno yang bisa membaca pikiran itu memang benar.
Reno ikut berhenti berjalan lalu mengangkat satu alisnya, "Kenapa?" tanyanya.
Namira masih menatap Reno penuh selidik. Matanya menyipit dan dahinya mengerut. Tentu hal itu membuat Reno risi.
"Ngeliatinnya gitu banget, gue tahu gue ganteng," ucap Reno lalu kembali melangkah meninggalkan Namira.
Namira menganga, di pagi yang cerah seperti ini, Namira harus dipertemukan dengan cowok yang tingkat kepedeannya sangat tinggi?
Hanya membuat moodnya semakin berantakan saja.
Namira ikut berjalan menyusul langkah Reno yang sudah hampir sampai ke Kantin.
Suasana kantin tidak begitu penuh, maklum, dikarenakan masih pagi dan siswa pun pasti sudah ada yang sarapan terlebih dahulu di rumahnya.
Namira hanya membeli roti dan susu kotak. Ia kini menduduki bokongnya di salah satu meja kantin.
"Hai,"
Namira mendongkak saat merasakan ada seseorang yang duduk di hadapannya.
Reno,
Lagi.
Namira menatap Reno datar sesaat lalu tidak Namira hiraukan lagi, ia langsung membuka kemasan roti kejunya dan langsung memakannya dalam diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just You
Teen Fiction[COMPLETED] [BELUM DIREVISI JADI MASIH ACAK-ACAKAN] AKU AKAN BUAT SEKUELNYA KALO READERSNYA UDAH 100K:) DILARANG KERAS MENG-COPAS KARYA ORANG LAIN! TOLONG SALING MENGHARGAI. Pada awalnya hidup seorang gadis bernama Namira Kalila yang baru saja memas...