Terungkap?

1.6K 173 26
                                    

Terungkap?

Nadhif; yang sedang berleha-leha di atas kasurnya sambil memandang foto Namira pun, langsung menoleh ke arah daun pintu kala sosok Maura sudah menyembulkan kepalanya.

"Vin, ayo ke bawah! Ada Teh Eli sama anaknya," ucap Maura yang dibalas anggukan oleh Nadhif lalu beranjak.

Nadhif mengekori Maura yang berada di depannya. Jujur saja, Nadhif sedikit malas untuk menemui anak dan teman mamanya itu, tapi bagaimana pun berkat anak teman mamanya yang sudah punya pacar, membuat Nadhif tidak jadi dijodohkan dengan orang yang tidak ia cintai.

Nadhif sedikit mengernyit saat kedua perempuan itu duduk membelakangi Nadhif sehingga cowok itu tidak bisa langsung melihat wajahnya.

Tapi entah kenapa rasanya Nadhif kenal dengan punggung itu.

"Nah, Teh Eli. Ini anak saya."

Kedua perempuan itu menoleh, lalu seketika ruang tamu terasa lenggang. Nadhif terdiam, sama halnya dengan kedua perempuan itu yang mematung melihat sosok Nadhif.

Sedangkan Maura? Perempuan itu mengernyit bingung sambil sesekali menatap mereka yang tiba-tiba terdiam.

"Loh, kok pada diem? Kenapa?" tanya Maura kemudian.

Yang dipanggil Teh Eli oleh Maura itu, langsung menoleh ke arah Maura dengan raut wajah bingungnya. "Dia anak kamu?"

Maura mengernyit namun sedetik kemudian ia mengangguk. "Iya, Teh. Ini anak saya, Nadhif. Tapi kalo di rumah suka dipanggil Davin. Teteh ... Kenal?"

"Tentu saja, iya. Teh Ura tau kenapa saya ngebatalin perjodohan itu? Itu karena anak saya udah punya pacar, dan pacarnya itu Nadhif, Teh. Anaknya Teh Ura! Saya Feli, Nadhif. Tidak mungkin kamu tidak mengenal saya."

Maura terbelalak kaget dan tangannya refleks menutup mulutnya. Ia menoleh ke arah Nadhif yang sedari tadi hanya terdiam.

"Tapi, Nadhif anak saya itu udah punya pacar, Teh. Namanya Namira."

"Apa? Namira?!"

Maura dan Feli langsung menoleh saat suara seseorang di samping Feli langsung memekik kaget.

Dira.

Ya, cewek itu adalah Diraya Sabrina, anak dari Feli dan merupakan pacar pura-pura seorang Nadhif Asyraf Davino.

"Kamu kenal?" tanya Maura kemudian.

Dira menelan salivanya susah payah. "Jelas saya kenal, Tante. Namira itu sahabat saya dari SMP dan sekarang kita juga sekelas lagi di SMA."

Maura mendengus, masih bingung dengan apa yang sudah orang-orang di hadapannya ini katakan. Ia hanya butuh penjelasan dari Nadhif. Anaknya.

"Davin, coba kamu jelasin! Jangan diem aja!"

Pada akhirnya Nadhif mengangguk, lalu Maura mempersilahkan mereka kembali untuk duduk karena saat berbincang tadi, posisi mereka adalah berdiri.

Setelah Nadhif menghela napasnya susah payah, akhirnya ia bersuara juga. "Sebelumnya aku minta maaf, Mah, Tante, dan ... Dira."

Dira terdiam, namun hatinya terasa sedang diiris-iris oleh pisau yang baru diasah. Benar-benar menyakitkan.

Sama halnya dengan Feli dan Maura selaku orangtua yang merasa dipermainkan oleh kedua anak adam ini. Mereka sama sekali tidak memikirkan perasaan orang lain.

"Awalnya emang bener aku sama Dira pacaran, tapi cuma pura-pura. Dira minta tolong sama Namira supaya aku mau jadi pacar pura-puranya Dira, karena Dira mau dijodohin."

Just YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang