Ruang Musik.

2.5K 314 53
                                    

Ruang Musik.

Namira dan Rena kini tengah berjalan di sepanjang koridor yang mulai dipenuhi oleh murid-murid SMA Perkasa. Ada yang sedang mengobrol, ada yang sedang bermain ABC lima dasar, bahkan yang sedang tebar pesona pun ada.

Saat ini memang sedang jam istirahat, Namira dan Rena sudah berkeliling sekolah untuk mencari Dira dan Marsha. Dua anak itu tiba-tiba saja menghilang bagaikan ditelan bumi saat terakhir kali Dira berkata bahwa ia ingin pergi ke toilet.

"Tau ah, cape gue," ucap Rena mulai mengeluh. Ia menyeruput jus jeruknya yang tinggal setengahnya lagi.

Namira berdecak. "Mereka kemana sih? Masalahnya, handphone gue ada di Dira, gue mau nelpon nyokap," ujar Namira mulai gelisah.

Rena mengedikkan bahunya. "Yaudah lah, nanti juga mereka balik, kita ke kelas aja," ajak Rena. Kakinya memang sudah terasa pegal-pegal akibat berkeliling sekolah.

Namira menggumam. "Lo duluan aja deh, gue ada urusan bentar," ucapnya. Rena menautkan kedua alisnya. "Mau kemana lo? Nanti lo ikut-ikutan ilang, lagi." Sudah cukup Dira dan Marsha saja yang menghilang dan membuat Rena kewalahan, jangan sampai ditambah Namira. Bisa-bisa Rena kejang-kejang ditinggal mereka bertiga.

"Nggak lah, emang gue anak ayam pake ilang segala," ucap Namira tidak terima.

Rena kembali mengedikkan bahunya. "Yaudah deh, gue duluan ya." Setelah mendapat anggukkan dari Namira, Rena pun mulai berjalan meninggalkan Namira.

Namira menghela napas, ia hanya kasihan melihat Rena yang sepertinya kewalahan. Namira tidak ada urusan apa-apa kok, ia cuma akan mencari Dira dan Marsha seorang diri.

Setelah kakinya melangkah kembali, suara alunan musik yang terdengar kecil kini mulai memasuki indra pendengaran Namira. Padahal, suara berisik di koridor mengalahkan suara Ibu-ibu yang sedang berbelanja di pasar. Tapi, tidak bagi Namira. Sepertinya, Namira keturunan kelelawar karena mampu mendengar suara musik dari jarak yang jauh.

Namira mulai melangkah kembali, kenapa Namira baru ingat sekarang, ya? Satu-satunya tempat yang belum ia datangi yaitu ruang musik, 'kan bisa saja Dira dan Marsha nyasar di sana.

Rasa penasaran kian timbul saat kakinya tepat berhenti di depan pintu ruang musik. Ternyata dugaan Namira benar jika suara itu terdengar dari dalam sini. Dan yang menjadi pertanyaannya sekarang, siapa yang sedang bermain musik? Apa benar Dira dan Marsha? Tapi, Namira tidak percaya jika yang bermain musik adalah Dira. Dira sama sekali tidak bisa bermain musik.

Mungkin Marsha? Namira membatin.

Namira menempelkan telinga kanannya pada pintu sambil sedikit membungkuk. Lagian, ruang musik kok nggak kedap suara sih? Kan bisa mengganggu kegiatan belajar-mengajar kelas lain. Apalagi ruang musik ini di dekat kelas 12 IPS-6.

Kayanya ini suara gitar deh, Namira kembali membatin.

Tiba-tiba pintu ruang musik dibuka dari dalam membuat Namira tersungkur jatuh. Namira meringis sambil merapikan roknya dengan cepat, takut ada orang lain yang melihatnya dari belakang. 'Kan nggak lucu!

Namira langsung terdiam saat sadar dirinya terjatuh karena pintu ruang musik yang dibuka dari dalam. Posisinya sekarang masih terduduk di lantai. Dan yang menjadi pertanyaanya sekarang, siapa yang membuka pintu ruangan musik ini? Pelan-pelan 'kan bisa.

Sepatu bermerek berwarna hitam kini terlihat jelas di depan matanya, lalu matanya mulai sedikit naik dan nampak jelas seseorang itu memakai celana SMA. Namira menganga, sudah pasti orang ini adalah cowok! Duh, habislah Namira sekarang.

Jantung Namira mulai berdetak. Perlahan namun pasti, Namira memberanikan diri untuk melihat wajahnya. Kakinya masih belum berani berdiri, lututnya benar-benar terasa lemas saat tahu bahwa ia tertangkap basah sedang menguping. Pakai acara jatuh segala lagi, sial.

Just YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang