Aku-Kamu dan Anggukkan.
"Eh! Ada Kak Nadhif sama Kak Raja, di luar!
Namira, Dira, dan Rena yang sedang mengobrol pun langsung menoleh ke arah Marsha dengan tatapan kagetnya. Ralat, kecuali Rena yang menampilkan wajah biasa-biasanya saja. Kening Marsha seketika mengkerut saat melihat raut wajah kedua sahabatnya itu.
"Serius lo, Sha? Maksud lo, di luar kelas kita, gitu?!" pekik Dira yang dibalas anggukkan yakin oleh Marsha.
Namira hanya diam, namun degup jantungnya kembali berdetak dengan cepat. Ia melirik Kezia yang sedang mengobrol dengan Tiwi; teman sebangkunya.
Seketika, Namira mengernyit bingung. Kenapa Kezia terlihat biasa saja? Bahkan tidak ada raut wajah kaget atau pun senang atau pun menoleh ke arah daun pintu saat kata Nadhif meluncur dari mulut Marsha.
Padahal, ucapan Marsha terdengar kencang dan beberapa murid pun ada yang menoleh saking nyaringnya suara Marsha.
"Mau ngapain dia ke sini? Apa gue samperin aja, ya?" tanya Dira sambil menatap Namira, Marsha, dan Rena satu per satu seperti meminta persetujuan.
"Yaudah sana, samperin aja."
Dira meremas tangan Namira sesaat lalu beranjak dan melangkah menuju daun pintu. Membuat Namira hanya menghela napasnya.
"Nyari siapa ya, Kak?"
Nadhif dan Raja langsung terlonjak kaget secara bersamaan kala tubuh Dira tiba-tiba muncul di hadapannya.
"Eh, ada gebetannya Mas Nadhif."
Dira langsung tersipu malu saat suara Raja tertuju kepadanya. Sedangkan Nadhif sudah menatap Raja tajam melebihi tajamnya silet.
"Ih! Mas Nadhif mah galak, kaya Bu Beti."
Nadhif hanya mendengus tanpa menjawab ucapan Raja. Ia langsung menoleh ke arah Dira dan berniat untuk mengatakan tujuannya.
"Mau ketemu Namira."
"Hah?"
Raja langsung mengernyit. "Perasaan kalo Mas Nadhif bilang Namira, lo selalu bilang hah terus, deh," ucapnya heran. Dan hal itu juga dibenarkan oleh Nadhif di dalam hati.
Dira gelagapan. "Eh? A-ada kok, Kak. Bentar ya aku panggil dulu." Setelah mengatakan itu, Dira langsung berteriak memanggil Namira yang sedang mengobrol dengan Rena dan Marsha.
Namira menaikkan satu alisnya seperti berkata; Apa?
"Kak Nadhif nyariin lo!"
Namira menghela napasnya. Tentu Namira sudah tahu jika hari ini Nadhif akan meminta bukunya yang sudah tertinggal di rumahnya.
Sebelum menghampiri Dira, Namira terlebih dahulu membawa buku Nadhif yang sudah ia simpan di dalam tasnya.
"Cari ini, 'kan?" ucap Namira sambil mengacungkan buku Nadhif yang ada pada tangan kanannnya.
Senyum Nadhif mengembang seraya mengambil buku tersebut dari tangan Namira. "Iya. Aku udah yakin kalo bukunya pasti ketinggalan di rumah kamu."
"Aku? Kamu?" ucap Dira dan Raja bersamaan sambil menunjukkan wajah kagetnya. Membuat Namira mengaduh dalam hati sedangkan Nadhif terlihat biasa saja.
"Kalian pacaran?" tanya Raja.
Namira dan Nadhif saling bersitatap, seperti saling menuduh untuk menjawab pertanyaan Raja. Dan, Namira lah yang akhirnya menyaut.
"E-enggak! Aku kan adek kelas Kak Nadhif, jadi gak sopan kalo bilang gue. Dira juga bilang aku kok ke Kak Nadhif."
Untuk kesekian kalinya Namira kembali berbohong kepada sahabatnya. Semenjak bersama Nadhif, Namira rasa ia menjadi sering berbohong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just You
Teen Fiction[COMPLETED] [BELUM DIREVISI JADI MASIH ACAK-ACAKAN] AKU AKAN BUAT SEKUELNYA KALO READERSNYA UDAH 100K:) DILARANG KERAS MENG-COPAS KARYA ORANG LAIN! TOLONG SALING MENGHARGAI. Pada awalnya hidup seorang gadis bernama Namira Kalila yang baru saja memas...