Ada Apa Dengan Aku?

3.6K 548 171
                                    

Ada Apa Dengan Aku?

Namira menggeliat saat merasakan sesuatu yang menyilaukan matanya, cahaya Matahari yang akan terbenam. Namira membuka perlahan-lahan matanya yang langsung memperlihatkan jam waker yang sudah menunjukkan pukul 17.30.

Namira menghela napas saat dirinya menyadari masih memakai seragam sekolah. Kini seragamnya sudah sangat berantakan karena tidur Namira bukanlah tidur cantik, tetapi sangat mirip sekali seperti tidur Singa.

Namira beranjak ke arah kamar mandi, berniat untuk membersihkan badannya.

Dan di malam hari yang indah, saat waktu menunjukan pukul 19.30, dering ponsel Namira berbunyi membuat sang pemilik berjalan ke arah nakasnya dengan malas.

Namira membulatkan kedua bola matanya saat nama Dira tertera jelas di depan layar ponselnya. Namira berjalan ke arah sofa yang berada di dekat jendela kamarnya dan menduduki bokongnya.

Namira menarik napas

"Hallo?"

"Amir!!!!! Gue chat dari siang kok lo nggak bales, sih?"

Namira menjauhkan ponselnya mendengar suara Dira yang berteriak saat memanggil namanya. Tetapi sejurus kemudian Namira tersenyum. Apakah Dira sudah tidak lagi marah?

"Eh nyet gue tanya malah diem lo, bocah!"

"Eh? Sorry-sorry, abisnya gue bingung, lo udah nggak marah sama gue?" ada nada menggoda saat Namira mengatakan kalimat tersebut.

"Ck, gue nggak marah kali sama lo. Waktu itu gue cuman kesel aja. Lagian gue nggak bisa lama-lama jauh dari lo nih..."

"Najis!"

Dira tertawa di sebrang sana

"Tapi Dir, gue beneran minta maaf loh, ya. Maksud gue itu baik, cuman kayanya gue salah ngelakuin itu," ucap Namira dengan nada bersalah.

"Ck, nggak deh Ra, lo nggak salah. Guenya aja yang terlalu baper atau mungkin itu bawaan mau dateng bulan, kali. Soalnya pas waktu gue pulang, eh udah banjir aja,"

Kini giliran Namira yang tertawa

"Yee si bocah, ternyata pms toh..."

"Tapi kemarin gue emang beneran kesel sih, soalnya lo udah ngancurin suasana. Tapi nggak apa-apa deh, lo lebih segalanya buat gue..." Dira terkikik

"Maksud lo?"

"Yaudah gue mau keluar dulu ya, mau jalan sama sepupu gue,"

"Jalan? Kemana?"

"Mall mungkin?"

"Gue nitip novel dong!!!"

"Iya-iya. Yaudah ya gue tutup, Bye."

Namira tersenyum lebar. Pasti, pasti selalu begini jika dirinya bertengkar dengan Dira, pasti tidak akan lama. Seperti saat Namira dan Dira bertengkar saat kelas dua SMP gara-gara menyukai cowok yang sama dan ternyata Namira yang berhasil mendapatkan cowok tersebut, Raka. Membuat Dira marah dan mendiami Namira. Tetapi tidak kunjung lama karena dua hari setelah jadiannya Namira dengan Raka, Dira meminta maaf dan ia berkata bahwa dirinya tidak berhak marah kepada Namira.

Tapi, ada perasaan mengganjal saat Dira mengatakan bahwa dirinya sudah menghancurkan suasana. Bukan, bukan perkataan Dira yang menyakitkan, tetapi maksud dari suasana yang Dira katakan. Apakah Dira merasa kesal saat Namira menarik tangan Dira yang akan bersalaman dengan Nadhif?

Getaran ponsel yang ada pada genggaman Namira membuat lamunannya buyar. Namira menghela napas melihat nama Riki yang kini terpampang jelas di depan layar ponselnya.

Just YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang