Pacar Sungguhan dan Makan Malam

2K 215 35
                                    

Pacar Sungguhan dan Makan Malam.

"A-aku... Aku suka sama kamu."

Perkataan Nadhif sukses membuat air mata Namira benar-benar keluar dalam keadaan hening. Ia benar-benar ingin pingsan saja karena tidak tahu harus berkata apa dan melalukan apa.

"Kok nangis?" tanya Nadhif kaget sambil mengusap air mata Namira yang mulai berjatuhan. Membuat cewek itu hanya diam tidak berkutik sama sekali.

Nadhif sedikit mengernyit bingung melihat Namira yang tiba-tiba menangis sambil menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Apakah yang diucapkan Nadhif tadi itu salah?

Cowok itu langsung membuka ikat rambut Namira, membuat cewek itu sedikit tersentak kaget dengan perlakuan Nadhif yang membuat semua rambutnya kini tergerai bebas.

Nadhif mengumpulkan rambut Namira yang sudah berantakkan gara-gara tidur tadi. Ia menyisir rambut Namira ke belakang dengan jarinya lalu mengumpulkannya menjadi satu dan diikatnya seperti kuciran kuda.

"Selesai," ujar Nadhif sambil tersenyum ke arah Namira. Membuat cewek itu kembali menangis, kali ini air matanya semakin banyak berjatuhan.

Nadhif kembali kebingungan. "Eh? Kok nangis lagi?"

Masih tidak ada jawaban dari kerongkongan cewek itu.

Nadhif menghela napas lalu kembali menatap mata milik Namira lekat-lekat. Mungkin Namira menangis gara-gara perkataannya tadi yang salah dan terlalu cepat.

"Ucapan aku yang tadi nggak usah dipikirin. Sekarang kita pulang, udah sore. Maafin aku ya, soal bola futsal tadi," ucap Nadhif akhirnya.

Namira masih terdiam, menatap Nadhif dengan sejuta pikiran yang ada di dalam benaknya.

Air mata Namira kembali menderas, membuat Nadhif langsung terperangah dan refleks memegang kedua pipi Namira, mencoba menghapus air mata cewek itu yang kembali berjatuhan.

"Ja-jangan nangis lagi, anggap aja aku nggak pernah ngomong kaya gitu kalo itu bikin kamu nangis kaya gini. Kita masih temenan kok, kamu masih murid aku, dan kamu masih---"

Namira langsung berhambur memeluk Nadhif.

"Aku cinta kamu, Nadhif!"

Seketika, senyum Nadhif mengembang.

•••

Namira turun dari motor Nadhif sambil berpegangan kepada pundaknya. Ia langsung berdiri di samping Nadhif sambil tersenyum.

"Makasih," ujarnya.

Nadhif membuka helm-nya lalu balas menatap Namira sambil tersenyum. "Sama-sama."

"Mau mampir dulu?"

Nadhif terlihat menimang-nimang tawaran pacarnya itu. "Udah jam setengah enam, gapapa emang?"

Namira mengernyit. "Ya gapapa dong, emang kenapa? Kalo mau mampir ke rumah jam berapa pun gapapa." Namira kembali tersenyum.

"Ada Mama?" tanya Nadhif.

Namira kembali mengernyit sambil tersenyum menggoda. "Mama? Mama aku?"

"Iya."

Namira mengulum senyumnya. Hatinya entah kenapa terasa hangat saat Nadhif menyebut Nada dengan sebutan Mama, bukan Tante.

"Ada?" tanya Nadhif lagi.

Just YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang