Obrolan Menuju Apartemen Milan.
Jam sudah menunjukkan pukul lima sore, tetapi Namira masih mengenakan seragamnya sambil terisak di atas ubin kamarnya. Ia tidak habis pikir, kenapa akhir-akhir ini masalah selalu senang mengunjungi hidupnya. Membuat kebahagiaannya perlahan-lahan memudar.
Terutama Nadhif. Kenapa disaat berbagai masalah menimpa Namira, cowok itu malah pergi bukan malah menemani Namira untuk menghadapi semua ini?
Kenapa?
Ucapan Nadhif kembali mengiang di telinga Namira, yang sedari tadi membuat cewek itu masih setia menumpahkan air matanya. Ucapan yang sukses membuat hati Namira tenang dan merasa tidak khawatir. Tapi, nyatanya ucapan itulah yang malah membuat batin Namira sangat sakit.
"Aku nggak bakalan ninggalin kamu, tapi kamu yang bakalan ninggalin aku."
Ya, itu adalah kalimat temanis yang pernah Nadhif katakan sehingga membuat Namira merasa tenang. Dan sekarang? Gara-gara ucapan itu, Namira sulit untuk melupakan Nadhif.
Dan rasa benci kepada Nadhif seperti pertama kali mereka bertemu itu, ada lagi.
Namira merasakan perasaan kesal itu kepada Nadhif.
Suara pintu kamar Namira yang dibuka, membuat cewek itu seketika menoleh seraya mengusap air matanya dengan cepat, karena takut orang itu adalah Nada.
Tetapi, dugaannya salah kala sosok Marcel lah yang memasukki kamarnya.
"Namira? Lo kenapa?!" pekik Marcel. Cowok itu langsung mendekat ke arah Namira lalu menarik cewek itu ke dalam pelukannya.
Lagi, tangis Namira kembali pecah.
Marcel mengusap-usap rambut adiknya itu. "Kenapa lo nangis? Bilang sama gue! Siapa yang udah bikin lo nangis?!"
Namira terisak. "Na-nadhif ..."
"Nadhif?"
Namira terdiam, ia malah semakin mengeratkan tubuhnya pada dada bidang Marcel. Membuat cowok itu mengernyit bingung.
Apa yang sudah terjadi dengan Nadhif dan Namira?
"Kenapa? Dia apain lo?! Gila tuh anak, berani bener bikin anak orang nangis," ujar Marcel berdecak takjub.
"Gu-gue sama Na-nadhif, putus ..."
Seketika Marcel memasang tampang kagetnya. "Apa?! Putus?"
Namira mengangguk lemah.
Marcel menghela napasnya. "Gue udah nebak kalo dia itu nggak pantes buat lo, Ra. Makanya gue agak nggak suka sama MANTAN cowok lo itu."
Namira melepaskan pelukannya, lalu menatap Marcel dengan kerutan pada dahinya. "Maksud lo?"
"Lo lebih cocok sama Riki, Ra. Bukan sama Nadhif. Kayanya lo itu terlalu berambisi buat punya pacar se sekolah sama lo, bukan karena lo suka sama cowok itu. Bener nggak?"
Namira mengetuk dahi Marcel, membuat cowok itu langsung mengaduh kesakitan.
"Sok tau, Lo! Gue itu beneran suka sama Nadhif, sayang sama Nadhif, dan cinta sama Nadhif! Nggak ada tuh, gue punya ambisi kaya gitu," ucapnya menggerutu.
Marcel berdecak. "Yaudahlah, yang penting sekarang lo jangan nangis lagi. Karena mau lo nangis bertahun-tahun pun nggak bakalan bikin Nadhif kembali lagi sama lo."
Hati Namira terasa mencelos.
Marcel tersenyum penuh arti. "Mending balik lagi sama Riki, ya?"
"Nggak mau!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Just You
Dla nastolatków[COMPLETED] [BELUM DIREVISI JADI MASIH ACAK-ACAKAN] AKU AKAN BUAT SEKUELNYA KALO READERSNYA UDAH 100K:) DILARANG KERAS MENG-COPAS KARYA ORANG LAIN! TOLONG SALING MENGHARGAI. Pada awalnya hidup seorang gadis bernama Namira Kalila yang baru saja memas...