Pertemuan Terakhir?

1.9K 183 17
                                    

Pertemuan Terakhir?

Namira berlari meninggalkan Nadhif yang menatap punggungnya dengan nanar. Cewek itu sudah tidak tahan lagi berlama-lama bersama orang yang sangat ia cintai sekaligus ia benci.

Tujuan Namira sekarang adalah rumah Dean. Namira ingin meminta penjelasan kepada Dean kenapa cewek itu menghindarinya, dan jika Namira benar-benar mempunyai salah, ia dengan suka rela akan meminta maaf.

Namira ingin menceritakan Nadhif kepada Dean. Ia tidak tau lagi harus pergi ke mana.

Namira mengetuk cepat pintu rumah Dean. Hujan tak henti-hentinya mengguyur tubuhnya. Wajahnya sudah terlihat pucat, dan kulit jarinya mulai mengeriput saking lamanya ia bermain dengan air mata langit.

Pintu terbuka, dan tampaklah sosok Dean yang menampilkan wajah kagetnya, tetapi di detik kemudian, kilatan marah kembali Namira lihat pada kedua bola matanya.

"Ngapain lo kesini?!" tanya Dean terdengar menyentak.

Namira mengambil pergelangan tangan Dean, membuat cewek itu sedikit tersentak kaget. "Kenapa lo ngehindar dari gue, Dean? Apa gue punya salah sama lo?"

Hati Dean terasa sesak. Sejujurnya Dean juga tau jika Namira itu sama sekali tidak bersalah. Tapi, tetap saja ia tidak terima jika Nadhif mengabaikannya dan malah jantuh cinta kepada sahabatnya sendiri. Kepada Namira. Dean sungguh tidak terima.

"Jawab, Dean! Kenapa kalian semua ninggalin gue?!" Air mata Namira kembali merembes, membuat hati Dean semakin sesak saja.

Dean menghempaskan tangannya yang dipegang erat oleh Namira. "Iya! Karena lo udah ngerebut kebahagian gue, Namira!"

Namira melongo kaget, sedangkan napas Dean terlihat terengah-engah. Namira tidak percaya jika Dean akan berkata seperti itu. Bahkan, Namira tidak tau apa kebahagian Dean yang sudah Namira rebut. Kenapa perkataan Dean sama persis seperti perkataan Dira?

Ya Tuhan, masalah apa lagi ini?

"Apa maksud---"

"Lo udah ngerebut Nadhif dari gue!"

Seketika, napas Namira terasa berhenti saat Dean mengatakan kalimatnya dengan satu tarikkan napas, bahkan dengan nada menyentak. Bukan, bukan karena nada bicaranya, tapi karena kalimatnya.

Namira terdiam, cewek itu masih mencoba mencerna ucapan Dean yang terasa menyesakkan itu. Sekaligus menunggu Dean kembali untuk menjelaskan sepenuhnya.

"Nadhif itu mantan gue, Namira! Dia Davin! Cowok yang pernah gue ceritain ke kalian semua dan cowok satu-satunya yang gue sayang! Tapi kenapa lo rebut dia dari gue, Namira?!"

Namira menutup mulutnya tidak percaya. Entah ada berapa banyak sesuatu tentang Nadhif yang Namira tidak tau. Kenapa semua ini terjadi kepada mereka?

Dan kenapa harus orang-orang yang Namira cintai yang harus terlibat?

"Dean ..."

"Pergi!" titah Dean dengan nada menyentak, membuat Namira terlonjak kaget lalu di detik kemudian cewek itu berlari menuju rumahnya.

Napas Dean terengah-engah, ia menutup pintu rumahnya dengan kencang. Lalu seketika, air matanya terjatuh bersamaan dengan tubuhnya yang perlahan-lahan melorot.

Dean sangat menyayangi Namira. Tetapi rasa benci sudah tertanam kuat pada hatinya.

•••

Maura langsung memeluk Nadhif saat mendapati anaknya itu yang sudah basah kuyup, wajahnya terlihat pucat, dan lelah. Yang jelas perasaan Maura saat ini sangat tidak enak.

Just YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang