Act Like You Love Me

4.7K 229 1
                                    

Bel pulang sekolah berbunyi, semua siswa langsung berhamburan keluar kelas. Tapi berbeda dengan Hana, Hana malah pergi ke rooftop sekolah.

Hembusan angin sore dan dedaunan yang tertiup terus bergemuruh. Sepasang mata coklatnya memandang kosong ke depan. Hana menarik nafas lega sambil menutup buku yang dia pelajari tadi.

Hana berdiri dari duduknya dan mata coklat miliknya melihat ke bawah lapangan. Tangannya berpegangan pada pagar pembatas rooftop. Matanya terus menatap kebawah tanpa kedip. Kini matanya seakan dipenuhi oleh kabut mendung yang berdatangan.

Selang beberapa detik, Hana menundukkan kepalanya dan jatuh terduduk. Dia memeluk kedua lututnya dan membenamkan wajahnya yang cantik itu.

Hening...hanya suara angin yang terdengar. Pikirannya terus saja mengingat yang seharusnya tidak perlu dia ingat.

Perih...menyedihkan...

Kata itulah yang sangat pas untuk menggambarkan kehidupannya dulu dan mungkin sampai saat ini. Dan karena kejadian kemarin, pada saat acara ulang taun sekolah. Dia kembali mengingat kembali bagaimana cara DIA tersenyum, bagaimana cara DIA menatap. Semuanya seperti terulang kembali.

Walau Hana selalu berusaha sekuat tenaga untuk melupakannya. Tapi tetap saja dalam hatinya, dia terus mengingat-ingat kejadian itu yang seperti terputar kembali didalam memori otaknya. Semakin sering memori itu terputar, semakin banyak kesakitan yang dia rasakan.

"Jadi lo selama ini di sini? Ini tempat favorit lo?" Tanya seseorang dari arah belakang Hana.

Tanpa melihat ke sumber suaranya, Hana sudah tau siapa dia. Dia adalah orang yang mungkin bisa dibilang, obat pereda sakit nya. Ya, karena Yudha sering membuatnya tersenyum dengan tingkah ataupun perkataannya.

Yudha langsung duduk disamping Hana. Hana yang sedikit risih langsung berdiri dari duduknya. Yudha yang melihat reaksi dari Hana langsung mendongakkan kepala nya.

"Lo mau kemana?" Tanya Yudha.

"Mau pulang." Jawab Hana pergi meninggalkan Yudha yang diam.

Akhirnya mereka pulang karena sudah sore. Saat dilorong sekolah, terlihat diluar sedang mendung.

"Mau hujan nih, lo pulang gimana?" Tanya Yudha.

Terlihat Hana malah duduk santai disalah satu bangku dekat mading yang langsung menghadap ke taman sekolah. Yudha memandang langit dan...

Tes...

Butiran air turun dari langit mengenai rerumputan yang berada di taman.

"Yah...udah ujan, kita tunggu bentar yah." pinta Yudha memandangi langit yang sedang menangis.

Hana berdiri dari duduknya dan berlari ke tengah taman. Dia merentangkan tangannya, pandangannya menatap langit dengan mata yang terpejam menikmati hujan.

"Lo gak suka hujan?" Tanya Hana sedikit keras karena suara hujan yang sedikit berisik.

Hana masih merentangkan tangannya dan memejamkan matanya.

"Engga. Gue gak suka hujan, hujan buat kita sakit." Kata Yudha dengan suara yang sama kerasnya.

Kemudian Hana datang ke depan Yudha.

"Hujan itu berkah yang udah tuhan berikan pada kita dan kita seharusnya mensyukurinya bukan mencela nya. Kalo lo kena hujan dan engga suka hujan, berarti lo engga bersyukur. Dan kalo lo sakit karena kena hujan, itu karena lo gak bersyukur pada apa yang tuhan udah berikan pada kita." Kata Hana dan membuat Yudha diam dan berfikir.

"Jangan lama mikir tentang omongan gue tadi. Gue bisa ngebuat lo suka sama hujan."

Hana menarik tangan Yudha agar bisa menikmati hujan bersama. Hana menari-nari ditengah hujan, lari kesana kemari dibawah derasnya hujan layaknya anak kecil.

SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang