Like This

2.9K 193 3
                                    

NovaDifa : Oke, karena gue baik. Gue bakalan kasih tau yang sebenernya.

NovaDifa : Jangan sampe di read doang Yes.

NovaDifa : Oke Hmm...ini soal Hana.

NovaDifa : Dia sebenernya belum  pindah. Dia bakalan terbang sekarang, bukan terbang dalam artian kaya burung. Tapi dia bakalan pindah ke luar negeri.

NovaDifa : Penerbangannya nanti jam 2 sore, berarti lo berdua bisa sekolah dulu. Jangan sampe bolos!

NovaDifa : Ya udah, cukup sejklan dari gie. Wassalam.

NovaDifa : Anjir, typo nya. Maafin ya.

Setelah membaca pesan Line dari Nova, Yudha maupun Panji tercengang. Panji buru-buru melihat jam tangannya.

Masih jam 11, gue masih ada waktu buat ketemu sama Hana.

****

Terlihat Hana baru saja pulang dari suatu tempat, itu terlihat karena dia baru saja turun dari bus. Saat dia baru beberapa langkah menjauh dari halte bus. Tiba-tiba seseorang menarik tangan Hana dan membawanya ke suatu tempat.

Awalnya Hana terkejut, tapi saat melihat siapa orang yang menariknya dan orang itu memberi isyarat agar Hana diam. Akhirnya Hana diam dan mengikuti kemana orang itu membawanya.

"Kamu engga penasaran apa yang aku lakuin selama beberapa hari ini?" Tanya Yudha memulai pembicaraan mereka.

"Emang kenapa aku harus tau tentang kamu?" Tanya Hana balik.

"Aku nyari kamu. Karena kamu tiba-tiba ngilang gitu aja. Kita pacaran aja yuk!"

"Apa?!" Pekik Hana kaget.

"Supaya kamu engga ngilang lagi. Mulai hari ini, kita pacaran." Jawab Yudha.

"Yudha!"

"Apa?"

"Kamu bego? Atau kamu sebenernya emang kaya gini, sih?! Atau kamu engga ngerti apa yang pernah aku omongin kemarin?!" Tanya Hana marah.

"Aku emang bego. Aku suka kamu saat kamu marah dan saat kamu senyum. Aku emang bego." Jawab Yudha tenang.

"Kamu terlalu egois buat ngerti sama apa yang terjadi sekarang."

"Apa?"

"Oke, kita pacaran." Kata Hana kesal. "Setiap hari aku bakalan buat kamu sakit hati dan kecewa. Kita liat, apa kamu masih suka sama aku. Dan akhirnya, kita bakalan putus dan kita sama-sama terluka. Terlebih kamu, Yudha. Kita coba aja."

"Apa kamu yakin kita bakalan putus kalo kita pacaran?" Tanya Yudha.

"Bisa engga kamu berhenti omong kosong, Yudha!" Jawab Hana.

"Kamu bener-bener nganggep perasaan aku engga ada artinya? Apa perasaan aku engga ada artinya buat kamu?"

"Terus, apa hidup aku engga ada artinya buat kamu?"

Yudha terdiam sejenak. "Bener ternyata. Aku terlalu berlebihan buat kamu. Kamu tau kenapa? Bukan karena kamu merendahkan harga diri aku. Bukan karena kamu melukai hati aku. Tapi karena aku memberanikan diri demi kamu, tapi kamu engga ngelakuin apa-apa demi aku. Oke! Kalo itu mau kamu, aku bakalan biarin kamu sendiri. Aku pikir kamu ini adalah mimpi yang indah. Tapi ternyata aku salah, kamu cuman mimpi buruk, Hana." Kata Yudha pergi meninggalkan Hana sendirian.

SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang