Hana tengah melamun di meja kasirnya. Matanya lurus menatap butiknya yang semakin hari semakin ramai, tapi pikirannya sedang berkelana jauh entah kemana.
"Aku harus gimana supaya kamu bisa Maafin aku, Hana?! Please! Bilang aku harus gimana?! Apa engga bisa kamu lupain masa lalu buruk kita dan memulainya kembali seakan kita baru ketemu?"
"Aku engga bisa hidup tanpa kamu. Aku mau kamu. Aku cinta sama kamu. Please, kembalilah padaku."
Aku cinta kamu...
Cinta kamu...
Kamu...
Hana merasakan sakit dikepalanya setiap mengingat kalimat Yudha kemarin pagi.
Jujur. Hatinya sangat bahagia mendengar hal itu. Tapi logika seakan menamparnya. Perdebatan antara hati dan logikanya itu membuatnya selalu sakit kepala jika mengingat nya kembali.
Hana hanya bisa berharap jika kalimat Yudha itu tulus. Tidak seperti Panji yang penuh dengan bullshit.
Tapi dia juga tidak mau tersakiti kembali karena tergoda oleh kalimat Yudha. Jika memang benar kata-kata Yudha itu tulus, Hana ingin melihatnya. Dia ingin tau seberapa jauh Yudha tulus dengan kata-katanya itu.
Hana menghela nafas lelah lalu mengambil Handphonenya.
"Nova?"
"Paan? Gue lagi sibuk."
"Kenapa lo ngomongnya pelan kaya gitu?"
"Gue lagi kuliah. Lo telponnya disaat yang engga tep...saudara Nova? Apa anda sedang menelpon di kelas saya?!...Anjrit! Gue ketahuan. Nanti aja gue telpon lagi kalo udah selesai kuliahnya, bye!"
Hana kembali menghela nafasnya. Dia berharap sahabatnya itu tidak terkena hukuman karena Ulah nya. Bahkan Hana tadi sempat bergidik mendengar suara wanita paruh baya yang terdengar mengancam.
***
"Dia beneran ngomong kaya gitu?!" Pekik Nova setelah mendengar cerita dari Hana.
Sekarang mereka sedang berada di cafe dekat butik Hana.
Hana menceritakan semuanya. Dari Yudha yang menolongnya dari ketiga pria yang mabuk saat malam reunian sampai kejadian kemarin pagi di rumahnya.
Hana hanya ingin Nova mengeluarkan pendapatannya tentang hal itu dan apa yang harus dia lakukan selanjutnya.
"Lo masih suka sama dia?" Tanya Nova lembut.
Hana mengurungkan niatnya untuk meminum green tea nya begitu mendengar pertanyaan dari Nova. Hana memberi jeda sangat lama. Padahal pertanyaan itu sangat mudah untuk diucapkan tapi begitu rumit untuk dijawab.
"Lo masih suka sama dia?" Ulang Nova.
Hana menggeleng, kemudian mengangguk dan mengedikan bahunya.
"Lo engga tau pasti?"
Kali ini Hana hanya mengangguk.
"Ini beneran diluar dugaan."
Hana mengangguk lagi.
"Udahlah. Kita lupain masalah cowok. Cowok mah emang nyebelin. Semua cowok pasti selalu bilang kalo cewek itu mahluk yang sulit dimengerti. Padahal kan mereka nya aja yang engga sadar diri." Cibir Nova yang membuat Hana terkekeh pelan.
"Lo bener."
Setelah satu jam lebih mereka di cafe itu, Hana memutuskan untuk segera kembali lagi ke butiknya. Dan Nova juga harus kembali lagi ke kampusnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/75939579-288-k325013.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry
Teen FictionIni tentang Hana Putri Pratiwi Seorang siswi cantik, pintar, cukup populer. Tapi tidak disangka, dia mempunyai masa lalu yang pernah membuatnya terpuruk. Lalu ada Yudha Galuh Pratama Seorang siswa yang pasti ada disetiap sekolah. Ganteng? Tajir? Pi...