"Baik, saya akan segera ke sana. Siapkan saja dokumennya di meja saya." Kata Yudha yang menjepit Handphonenya diantara telinga dan bahunya, karena tangannya sibuk membereskan bajunya ke dalam tas.
Hari ini Yudha sudah diperbolehkan untuk pulang, walaupun perban masih membalut dikepalanya. Terlihat senyuman Sedari tadi terpancar dari wajah Yudha, lebih tepatnya sejak kemarin. 4 kata dari isi pesan kemarin benar-benar merubah suasana hati Yudha yang hampa menjadi berbunga-bunga.
Walaupun tidak bisa dipungkiri dia sedih karena Hana tidak pernah sekalipun menjenguk dia atau pun mengucapkan terimakasih secara langsung. Tapi Yudha tetap bahagia, karena setidaknya perempuan itu masih mengingatnya.
"Bapak perlu bantuan?" Tawar seorang perawat yang baru saja membereskan tempat tidur rumah sakit.
"Engga, engga usah." Senyum Yudha.
Perawat itu membalas senyuman Yudha. "Istri bapak kemana? Belum jemput bapak?"
Yudha mengerutkan dahinya mendengar pertanyaan dari perawat itu. "Istri?" Beo Yudha.
Perawat itu mengangguk. "Iya, Dia kayanya sibuk. Karena Dia selalu kemari pas bapak sudah tidur dan pulang pas dini hari. Itu istri bapak, kan? Dia yang suka bawain bunga Daisy dan juga suka mengganti bunga yang sudah layu dengan yang segar." Jelas perawat itu.
"C...ciri-cirinya kaya gimana?! Gimana ciri-ciri orang itu?!" Tanya Yudha was-was.
Perawat itu sedikit terdiam sejenak, mengingat-ingat bagaimana ciri-ciri perempuan yang selalu datang malam hari itu dan selalu membawa bunga Daisy.
"Perempuan itu sangat cantik...Hmm...rambutnya panjang berwarna cokelat gelap dan pakaiannya selalu indah dilihat, tingginya rata-rata, kadang pakai high heels, kadang juga suka pakai flat shoes. Apalagi ya? Hmm...pokoknya dia sangat cantik dan anggun. Dia juga ramah. Semalam dia juga datang ke sini. Bapak engga tau?"
Yudha terdiam.
Ciri-ciri perempuan itu, kenapa mirip sekali dengan...Hana?! Tidak mungkin perempuan itu setiap malamnya selalu kemari dengan diam-diam untuk menjenguknya! Tapi jika itu benar, kenapa Hana harus menjenguknya secara diam-diam?! Apalagi di tengah malam?! Berarti selama ini bunga itu bukan berasal dari fans nya melainkan orang yang selama ini berada dipikirkannya?!
Sekarang hati Yudha melompat sangat bahagia memikirkan ketidakmungkinan itu. Berarti selama ini Hana masih peduli dan khawatir dengan keadaannya?!
Yudha kemudian menoleh bunga Daisy itu yang masih terlihat segar dan wangi dibandingkan yang kemarin.
"Bungkus bunga itu." Tunjuk Yudha pada bunga itu. "Saya akan membawanya pulang."
"Baik, pak."
Semua perawat yang dilewati Yudha menyapanya dengan hangat, karena dia telah resmi keluar dari rumah sakit setelah 1 bulan lebih mendekam disana. Yudha juga menyapa mereka dengan sangat hangat.
Sopir yang menunggunya di depan mobil nya juga langsung menyapa dan merebut tas-tas itu dan menyimpannya dibagasi mobil Nissan Juke merah milik Yudha.
"Langsung ke kantor, pak?" Tanya sopir itu memastikan.
"Iya, kamu langsung aja bawa barang-barang ini ke rumah saya."
***
Terlihat meja kerja Yudha yang penuh dengan karangan bunga dari kantor dan juga teman-temannya, karena dia sudah keluar dari rumah sakit.
Yudha hanya tersenyum geli, ternyata banyak orang yang mengkhawatirkannya. Tapi itu semua tidak sebanding dengan kekhawatiran yang diinginkan Yudha dari Hana. Bahkan jika didunia ini hanya Hana saja yang peduli dan khawatir dengan dirinya, itu lebih dari cukup. Bahkan sangat sangat sangat cukup.
Sekali lagi, Yudha menghirup aroma bunga Daisy yang Sedari tadi dia pegang erat. Dia memasukan bunga itu ke dalam pot yang tadi dibeli oleh asistennya dan kembali menghirupnya lagi.
Aromanya begitu khas, sama seperti Hana.
Engga salah lagi, perempuan itu adalah Hana.
Yudha kembali tersenyum setelah menghirup bunga itu.
Tepat saat Yudha duduk di kursi kebesarannya, seseorang masuk ke dalam ruangannya dengan membawa secarik kertas.
"Ini, pak." Kata Galuh, asistennya. Menyodorkan kertas itu ke hadapan Yudha.
"Ini apa?" Tanya Yudha mengambil kertas itu dan membaca isinya. "Minggu depan?! Marcell nikahnya minggu depan?! Kok gue engga tau sih?!" Kata Yudha terkejut.
"Maaf, pak." Interupsi Galuh.
"Eh, maaf. Saya terlalu terkejut melihat kabar ini." Kata Yudha yang teringat jika dia berada dikantornya.
"Baik, pak. Kalo begitu saya permisi." Kata Galuh sopan dan pergi keluar ruangan Yudha.
Yudha menghela nafasnya, memang Bangsat temannya yang satu ini. Bukan masalah pemberitahuan pernikahannya yang menurut Yudha mendadak itu. Tapi hari diselenggarakan nya pernikahan itu. Pernikahan itu diselenggarakan tanggal 14 februari atau bertepatan dengan hari valentine.
Memang itu hak si punya acara, tapi tidak perlu di hari yang para Jomblo seperti Yudha hindari juga.
***
Dan disinilah Yudha, berdiri sendiri di dekat stand makanan. Acara pernikahan Marcell dilaksanakan di outdoor, dengan tema kasih sayang. Terlihat dari tata hiasnya yang didominasi oleh warna pink dan abu.
Yudha hanya bisa tersenyum membalas sapaan beberapa orang yang dikenalnya. Dia hanya bisa melihat orang-orang yang sedang berdansa dengan pasangan mereka masing-masing. Tidak terkecuali geng nya. Willy cs sudah memiliki pasangannya masing-masing, bahkan Miko dan Salwa (masih inget kan?) telah menikah 2 bulan yang lalu.
Sesekali Yudha meminum juice strawberry nya.
Walaupun banyak perempuan yang menawarkan diri mereka untuk berdansa dengan Yudha, tapi Yudha menolak itu semua. Yudha hanya menunggu Hana datang. Seperti Romeo yang sedang menunggu Juliet nya.
Sekali lagi Yudha meminum juice strawberry nya itu, dia menatap tanpa nafsu ke arah perempuan-perempuan yang berusaha mencuri perhatian si pengusaha tampan itu.
Menurut Yudha, lebih baik dia berdansa dengan tiang dari pada berdansa dengan mereka.
Yudha terlihat sangat menyedihkan, dimana para tamu undangan yang memiliki pasangan atau mungkin mengajak teman lawan jenis nya berdansa sedangkan dia hanya bisa memperhatikannya.
"Mau berdansa denganku?"
Yudha terdiam sejenak sebelum akhirnya dia membalikan badannya dan mendapati seorang perempuan yang sangat cantik yang menunduk malu, karena mengajak seorang pria berdansa terlebih dahulu.
"Hana?!"
Perempuan itu tersenyum kikuk saat menerima tatapan yang sangat intens dari Yudha.
Yudha terpana melihat perempuan yang berada didepannya, sangat cantik. Hana memakai dress berwarna pink yang sangat kontras dengan kulitnya. Gaun tanpa lengan dan panjangnya yang diatas lutut, membuat penampilan Hana terkesan formal namun elegan. Apalagi dengan rambut nya yang kini terurai bebas.
"Kenalin."
Yudha mengernyit bingung, saat Hana menyodorkan tangannya untuk bersalaman. Namun akhirnya Yudha membalas salaman tangan itu dengan hangat dan erat.
"Nama aku Hana Putri Pratiwi. 21 tahun. Yang punya butik terkenal."
Yudha tersenyum kecil dengan penuh makna.
"Nama aku Yudha Galuh Pratama. Umur aku 22 tahun. CEO terkenal karena kegantengannya. Tapi sayang, belum punya istri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry
Teen FictionIni tentang Hana Putri Pratiwi Seorang siswi cantik, pintar, cukup populer. Tapi tidak disangka, dia mempunyai masa lalu yang pernah membuatnya terpuruk. Lalu ada Yudha Galuh Pratama Seorang siswa yang pasti ada disetiap sekolah. Ganteng? Tajir? Pi...