Strings

3.8K 211 0
                                    

"Sekarang gue tanya sama lo, lo suka gak sama Panji? Jujur!" Tuding Dea pada Hana.

"Engga Dea...harus berapa kali lagi sih gue bilang ke lo. GUE GAK SUKA SAMA PANJI!!!" Kata Hana dengan sedikit penekanan dikalimat akhir.

Tapi sedikit ada sih...

Dea menatap ke dalam mata Hana, seperti sedang mencari kebenaran dari dalam matanya dan Hana dengan berani nya menatap balik pada Dea. Perlahan Hana melihat senyuman merekah terlihat diwajah Dea.

"Bagus deh kalo gitu." gumam Dea pelan.

Hana hanya bisa terdiam saat ini. Entah kenapa dia merasa sakit dan kecewa dengan sikap Dea yang berubah. Sejak kehadiran DIA.

Sebenernya bukan sikap Dea aja sih, sikap gue juga agak sedikit berubah sejak ada DIA.

Ya wajar dong, ada mantan sekelas rasanya gimana sih...?!

Terus apa yang harus Hana lakukan selanjutnya? Apakah Hana harus melanjutkan sandiwara ini sampai dia lelah dan menyerah?

Dan bego nya gue, kenapa gue yang harus berjuang kaya gini sedangkan si pelaku yang sebenernya adem anyem aja sama hal ini.

Bener-bener bego, kan?

Dea suka nyari perhatian sama Panji dan...Panji juga kayanya ngerespon sikap dari Dea itu tanpa mikirin gimana hati gue saat itu.

Dan gue yakin 100%. Kalo Panji engga mungkin engga tau kalo gue sakit hati ngeliat mereka yang terkadang sedikit mesra. Tapi gue emangnya bisa apa? Gue bukan siapa-siapanya dia lagi, kan? Hubungan kita juga belum pasti.

Kasian ya jadi gue.

Membohongi diri sendiri lebih sulit daripada membohongi orang lain. Itu sama aja kaya gue menggerogoti diri gue sendiri. Sengsara akibat perbuatan sendiri.

****

Bel pulang berbunyi, semua siswa berhamburan keluar kelas. Hari ini Hana memutuskan untuk pulang karena dia merasa lelah dan ingin segera tidur dikasurnya yang empuk.

Di perjalanan pulang, langkah kaki Hana terhenti karena ada seseorang yang mengkagetkannya dengan cara mendorong bahu nya.

"Hana!" Teriak Dea mendorong bahu Hana agak keras.

"Lo kenapa gak ke rooftop kaya biasa?" Tanya Bimo sepupu Dea.

"Gak usah ditanya. Gue yakin lo pasti mau ke toko buku, kan? Buat beli komik baru lagi?" Tanya Dea pada Hana. Hana hanya tersenyum mendengar perkataannya.

"Menurut gue engga deh." sela Bimo.

"Ah...lo tau apa tentang Hana, Jing. Daripada beli komik baru mendingan kita nonton aja gimana?" Tanya Dea mulai antusias.

"Gue ama Bimo udah nyari film yang lagi buming sekarang, sebelum nonton kita makan ramyun dulu terus jalan-jalan sambil liat model baju sekarang. Gimana?" Tanya Dea lagi pada Hana.

"Terserah lo, yang penting lo suka." jawab Hana sekenanya.

"Kenapa? Lo gak mau nonton? Huh?" Tanya Dea yang melihat sikap Hana yang sedikit aneh.

"Bukan gitu."

"Kalo lo gak mau nonton, gimana kalo kita ke salon aja? Kita bisa perawatan disana, gimana? Atau ke manapun yang deket ama Jakarta."

"Gue bilang apapun yang lo mau, Dea!" Bentak Hana yang mulai kesal dengan ocehan Dea.

"Kenapa lo jadi marah?" Tanya Dea.

SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang