No Pressure

3.4K 195 4
                                    

"Tadinya sih gue niatnya mau ngasih surprise buat temen gue yang lagi ulang tahun sekarang, tapi gue pikir-pikir mending gue kasih ke lo aja. Bentar oke." kata Raisa salah satu geng Dea sambil membawa sekantong kresek yang isinya telur, terigu dan kecap.

Pllaaakkkk...

Satu butir telur berhasil mendarat mulus dikepala Hana dan sekarang sudah ada 5 telur yang dilemparkan ke Hana. Dan itu semua adalah ulah geng Dea, sedangkan Dea hanya menatap nya tanpa ada niatan untuk menolong. Sesekali dia tersenyum kecut ke arah Hana.

Panji yang baru saja datang langsung disambut oleh Aldi.

"Eh, Panji. Baru dateng?" Tanya Aldi didepan pintu kelas.

"Hmm...ada apa tu ribut-ribut."

"Oh...itu, si Ha...eh si Gio lagi ulang tahun. Lo mau ikutan? Nih gue ada telor busuk banget, lo lemparin aja ke kepalanya. Pasti asyik deh, Pan." bohong Aldi dan memberikan telur busuk pada Panji.

"Beneran?! Mana-mana! Cepetan gue mau balas dendam ama dia." Kata Panji yang ditipu oleh Aldi.

"Nih, buruan gih, mumpung lagi seru-serunya tuh!" Kata Aldi lari keluar dari kelas.

Akhirnya Panji dengan semangat menghampiri kerumunan anak-anak itu dan langsung melemparkan telur yang diberikan oleh Aldi ke kepala orang itu.

"Hahaha...! Ini buat lo yang suka jail ke gue. Selamat ulang tahun ya Gi..." ucapan Panji terpotong karena melihat Gio yang berada disampingnya.

"Loh! Kok lo ada disini sih Gi, bukannya lo itu lagi dilemparin telor ya?! Kan lo lagi ulang tahun." kata Panji yang sudah melemparkan telur busuk itu.

"Gue?! Ulang tahun sekarang?! Ulang tahun gue masih lama kali, Pan." geleng Gio.

"Terus kalo bukan lo, orang itu siapa?!" Tanya Panji kaget.

"Oh...itu si Hana." kata Gio santai dan berlalu meninggalkan Panji yang diam mematung.

Sedangkan Hana masih terdiam tanpa memperdulikan tubuhnya yang sudah penuh dengan telur. Mata Hana kini mulai memerah sampai akhirnya air matanya mengalir sangat deras.

Kini giliran Fanny yang berjalan mendekati Hana kemudian menaburkan terigu diatas kepala Hana. Sontak semua siswa menertawakan keadaan Hana.

Panji masih berdiri mematung di pinggir kerumunan itu, dia masih memikirkan aksi nya tadi saat melemparkan telur busuk ke kepala Hana dengan cukup keras. Saat Salsa akan menyemprotkan kecap ke wajah Hana, tiba-tiba kerah baju nya ditarik oleh seseorang.

"Berani-beraninya kalian lemparin Hana pake telor ama terigu."

Suara berat itu kembali mengencangkan cengkramannya dikerah Salsa yang terlihat ketakutan. Salsa melirik sekeliling nya, berusaha mencari orang untuk membantunya. Tapi semua orang hanya diam di tempat nya, mereka takut dengan pria ini. Bahkan satu geng nya pun diam mematung.

Pria itu akhirnya melepaskan cengkramannya dan beralih memeluk Hana. Seketika Salsa terjatuh karena saking takutnya. Hana menangis dalam pelukan pria itu, pria itu mengajak Hana untuk keluar dari kelas itu. Pria itu mengajak Hana ke taman belakang sekolah. Tidak lupa pria itu memakai kan jaket ke tubuh Hana.

******

Dibangku taman, kini pria itu sedang membersihkan wajah Hana dengan sapu tangan miliknya. Pria itu dengan perlahan menghapus kulit telur diwajah Hana. Tangan pria itu menelusuri kelopak mata Hana yang masih terpejam, untuk membersihkan sisa terigu.

"Mata kamu...aku harap mata kamu gak bakalan ngeluarin air mata kesedihan lagi, Han. Aku mau kamu nangis karena kebahagian bukan kesedihan." kata pria itu yang sukses membuat Hana langsung membuka matanya dan mengeluarkan lagi tetesan air matanya.

SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang