Stitches

4.5K 223 4
                                    

Untuk ke sekian kalinya Hana menghela nafas berat, matanya terus menatap ke arah sahabatnya yang terus mengoceh. Sesekali Hana memberikan senyuman untuk membuat sahabatnya senang.

Lagi-lagi Dea bercerita tentang cowo pujaan hatinya itu, murid baru yang sudah 1 bulan pindah ke sekolah mereka. Sekaligus teman sebangku Hana, yap...! siapa lagi kalo bukan...

Panji.

Memang awalnya Hana tidak percaya dengan semua ini, tapi ya mau bagaimana lagi...

cinta tidak pernah salah.

Awalnya Hana tidak terima dengan ini semua, tapi dia berpikir kembali.

Emangnya gue siapa nya Panji?! Dia cuman masa lalu gue yang harus gue lupain dan lagian sekarang ada Yudha. Eh...engga.

Gue masih belum yakin. Maksudnya, gue masih takut. Takut kalo mulai jatuh cinta lagi, apalagi sama Yudha. Emang...dia cowo baik, tapi...hati gue...hati gue masih ragu.

Mendingan gue biarin aja berjalan perlahan dan engga naruh harapan yang terlalu tinggi ke Yudha.

Ya...belajar dari pengalaman.

Bosan dan jenuh sudah Hana rasakan sejak Dea mulai bercerita. Tapi untuk menghargainnya, akhirnya Hana mendengarkan dengan seksama.

"Lo harus tau, Han. Kemarin pas diperpustakaan, kita engga sengaja ngambil buku yang sama dan hasilnya...tangan gue ke pegang ama dia. Udah serasa kaya FTV-FTV tau gak, Han." kata Dea sangat antusias sambil sesekali melahap bakso nya.

Hana terdiam menerawang.

Kejadian yang dialamin Dea juga pernah kok gue alami sama Panji. Bahkan kami lebih dari itu. Eh...Maksud gue...kita jalan bareng, makan bareng dll.

Kalian jangan mikir yang engga-engga yah.

Namun, ditengah Hana mengingat-ingat kembali kenangan mereka. Tiba-tiba hatinya sesak dan sakit.

Ada apa ini?

Terakhir gue merasakan seperti ini, saat Dea pertama kalinya bilang bahwa 'Dia suka sama Panji'.

"Gue mau nambah." kata Hana ingin menetralkan rasa sakit ini.

Dea hanya berdecak dan menggeleng heran.

Entah kenapa Hana jadi punya nafsu makan banyak.

Selagi dia menunggu bakso, Hana terdiam sembari mengedarkan pandangannya menatap seluruh isi kantin.

Dan entah kenapa lagi, dari sekian banyaknya siswa yang datang ke kantin, mata Hana malah berhenti tepat ke arah DIA yang berada bersama teman-temannya.

Perasaan ini kembali menyerang Hana, tapi ini berbeda dengan yang sebelumnya. Dia merasakan detak jantungnya berdetak lebih kencang, saat Hana melihat DIA sedang tertawa lepas bersama teman-temannya.

Gue engga boleh kaya gini, gue harus jaga hati ini.

Tiba-tiba pandangan Hana terhalang karena kedatangan seseorang.

"Ngelamun mulu lo."

suara seorang pria membuat Hana tersadar dan menatap si pemilik suara.

Hana menghela nafas pelan. "Abis...nunggu bakso nya lama." Kata Hana memajukan bibir.

Pria itu terkekeh. "Bukannya tadi lo Udah makan bakso ya?" Tanya nya.

"Iya...tapi gue masih laper...kok lo tau sih?!" Tanya Hana tertunduk malu.

SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang