Ruin

4.2K 227 0
                                    

"Ah...akhirnya selesai juga." kata Hana meregangkan tubuhnya.

"Udah sore nih, mau aku anterin?" Tanya Panji membereskan buku yang telah mereka pelajari.

Yap...sekarang mereka sedang berada diperpustakaan, karena mereka satu kelompok dalam tugas bahasa Indonesia. Dan karena sopir Hana sedang pulang kampung, akhirnya Hana mengiyakan ajakan dari Panji. Untuk pulang bersama.

************

Dan disinilah mereka, terdiam sambil mendengarkan siaran radio yang sedang membahas tentang cinta-cintaan.

Hah...kayanya si penyiar tau kalo gue lagi Ngedengerin siarannya, soalnya bahasannya pas banget sama yang gue rasain sekarang.

Panji juga terdiam sambil fokus menyetir mobilnya.

"Kalo menurut gue sih...yang menyakitkan itu, saat lo dan sahabat lo suka sama orang yang sama. Dan lo harus milih salah satu diantara mereka, sahabat...atau cinta...tapi gue yakin, milih diantara mereka itu sulit bro..."

Hana tersadar mendengar perkataan si penyiar barusan.

Kaya gue sama Dea, kita mencintai orang yang sama.

Ah...engga deng. Akhirnya gue bisa ngurangin rasa suka gue ini ke Panji, tapi...hati gue selalu sakit saat Dea selalu cerita semua tentang Panji. Itu buat gue selalu keinget kenangan kita yang indah dimasa lalu.

Tapi kenyataannya memang benar

Memilih antara Cinta dan Sahabat itu sangat sulit

Disini gue engga bisa nyalahin siapa-siapa. Gue engga bisa nyalahin Dea, karena cinta datangnya bisa kapan, dimana dan sama siapa aja. Termasuk Panji.

"Cinta kaya gitu nyakitin ya, Ji." kata Hana memecahkan keheningan yang sudah mereka buat dari awal masuk ke mobil ini.

Terlihat Panji yang kaget dan langsung menatap Hana. Dia hanya mengangguk sambil senyum pada Hana.

"Gue gak bisa ngebayangin deh, kalo gue ada di posisi itu." kata Hana dengan nada kecut.

Hah...! padahal gue lagi ngalamin hal itu, tapi hal ini cuman gue dan tuhan yang tau.

Suasana kembali seperti tadi, sama-sama terdiam dan hanya ada suara radio.

Beberapa menit kemudian, mereka sampai didepan rumah Hana. Hana membuka seatbelt nya perlahan lalu meraih knop pintu.

"Hana."

"Apa?" Tanya Hana tanpa melihat ke arah sumber suara.

"Makasih." kata Panji lembut.

Entah kenapa Hana tersenyum mendengar kata itu.

"Sama-sama, itu juga kan tugas kelompok. Ya berarti tugas ku juga, kan." kata Hana yang sekarang menghadap ke arah Panji dengan tersenyum.

Lalu Hana membuka pintu dan keluar dari mobil Panji.

****

Setelah merapikan mukena milik sekolah, Hana segera keluar dari masjid. Memakai sepatu all star lusuh kesayangannya.

"Hana!"

Hana segera menoleh ke sumber suara, mendapatkan Dea yang tengah berjalan menghampirinya.

"Kok lo gak nunggu gue sih, Han." kata Dea setelah berada di dekat Hana dengan bibir cemberut.

"Hehehe...maaf." Cengir Hana.

"Huh, tungguin ya. Nanti kita ke kantin bareng." Dengus Dea.

"Yah...gak bisa, De. Gue mau ngerjain tugas kelompok bareng Panji diperpustakaan."

SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang