Part 04

976 269 96
                                    

"Aleyana Andara. Sudah berapa kali bapak bilang kalo masuk sekolah itu musti tepat waktu. Memangnya kamu tidak punya jam di rumah? Kalau kamu telat mulu seperti ini point kamu bisa habis Aleya. Kalau point kamu habis, otomatis nilai kamu juga jatuh Aleya. Nah kalau nilai kamu jatuh, siapa yang rugi? Kamu sendiri Aleyaaaaa..." ceramah Pak Zainudin panjang lebar.

Aleya hanya tertunduk cemberut sambil menghentak-hentakkan kakinya ke lantai.

"Aleya!!! Kamu itu mendengarkan saya atau tidak?" Bentak Pak Zainudin karena merasa dirinya sedang dikacangin oleh muridnya sendiri.

Aleya yang tertunduk pun langsung kaget dan dengan cepat menyahut "Iya pak! Saya ngerti. Saya tidak akan mengulanginya lagi!" tegas Aleya sambil mengepalkan tangannya lalu mengangkatnya ke udara hingga pose Aleya terlihat seperti sedang melakukan kampanye.

"Kamu ini! Memangnya kamu pikir ini tempat kampanye. " bentak Pak Zainudin lagi.

"Maaf pak. Saya khilaf." sahut Aleya sambil tersenyum 5 jari.

"Ya sudah. Sekarang pergi ke kelasmu." usir Pak Zainudin. Aleya pun keluar dari ruangan guru dengan berjalan miring layaknya kepiting sambil terus tersenyum. Setelah dirinya sudah betul-betul terbebas dari ruangan itu, Aleya berlari ke kelasnya.

******************

"KATRIANA ANDITA!!!!!!!! AWAS LO!! JANGAN LARI LO!! WOYY PEAK SINI LO!!"

"ADUH AL! JANGAN KEJAR GUE DONG. GUE MINTA MAAF."

"MAAF-MAAF PALE LO! SINI LO JEN LARI LO."

"ADUH AL, GIMANA GUE GA LARI. GUE MASIH PENGEN IDUP."

Mungkin kalian sedang bertanya-tanya dalam sanubari dan kalbu. Apa yang sedang di lakukan Aleya dan Katrina?
Jika anda menebak mereka sedang bermain kejar-kejaran. Tebakan anda 100 persen benar!!

Karena Aleya masuk kelasnya pas jam pelajaran sudah mulai, jadi dia tidak bisa menguliti Katrina saat itu juga. Dan setelah bel pertanda jam istirahat berbunyi dan guru yang mengajar telah pergi, dengan amarah yang berapi-api Aleya menoleh ke Katrina yang duduk di bangku belakang. Belum juga Aleya berdiri dengan sempurna. Katrina sudah lari terbirit-birit hingga terjadilah adegan kejar-kejaran ala Indiahae.

Okey! Mereka bahkan sudah mengelilingi seluruh penjuru sekolah. Dan sekarang baik Katrina maupun Aleya sama-sama ngos-ngosan.

"Al. Udah dong. Gue udah capek." rintih Katrina sambil terus berlari.

"Gue juga capek peak! Sini lo ga usah lari lagi!" perintah Aleya dan berlari semakin cepat.

"Riooooooo tooolllongin akuuuuu.." jerit Katrina saat matanya menangkap sosok Rio yang berada beberapa meter dari pandangannya.

Sementara Aleya terus berlari serta melompati beberapa penghalang jalan di depan bagaikan seekor macan yang sedang memburu korban dengan ganasnya.

"Emaaaaaaaaaaakk~" Katrina menjerit setelah menoleh ke belakang dan menangkap sosok macan putih bernama Aleya hampir menyentuh pundaknya.

"Eh! Jen lari lo!"

"Aarrgghh."

"Awas lo! Gue kejar lo sampai ke ujung dunia! "

"Aaaaaaaarrrgghhh."

Aleya semakin mempercepat larinya.

Semakin cepat.

Sangat cepat.

Benar-benar cepat.

Hingga tiba-tiba seseorang menyebrangi jalur pelarian Aleya dengan cueknya.

Nice CurerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang