Part 39

102 12 6
                                    

Dentuman musik yang sangat-sangat keras langsung menyapa lubang telinga begitu Aleya masuk ke dalam tempat itu. Matanya melihat ke kiri dan kanan lalu kening Aleya berkerut.

Ramai dan sangat berisik. Dia merasa sangat aneh berada di tempat seperti ini.

"Tempat ini sangat besar. Ada berapa banyak orang yang berada di sini?" tanya Aleya saat dia dan Nathan melewati beberapa orang dengan gelas berwarna merah di tangannya.

"Entahlah, aku tidak pernah menghitung." jawab Nathan lalu tertawa.

Aleya memutar bola mata. Itu sudah jelas sekali. Memangnya siapa orang yang mau bersusah-susah menghitung jumlah pengunjung klub malam ini? Aleya merasa menyesal sudah menyanyakan itu. Dia mungkin terlihat seperti orang yang bodoh.

Saat Aleya melewati area lantai dansa, dia melihat beberapa wanita dengan pakaian yang sangat terbuka memandang ke arahnya sambil berbisik satu sama lain. Oh ya ampun.. Sebelumnya Aleya khawatir dengan dressnya yang bisa dikatakan cukup terbuka itu. Tapi setelah berada di sini, kekhawatiran itu seketika hilang saat dia melihat beberapa wanita yang pakaiannya bahkan lebih parah dari Aleya. Lagian drees yang dipakai Aleya juga masih bisa diterima oleh akal sehat.

Dia menggunakan dress dengan tali sebesar telunjuk di kedua bahunya dan panjangnya juga sebatas lutut. Itu adalah standarnya, dan dia tidak akan memakai yang lebih dari ini.

"Apa kita masih jauh?" Aleya bertanya saat mereka telah memasuki lorong dengan banyak pintu di kiri dan kanannya. Suasananya pun juga tidak sebising tadi.

"Here baby, kita sudah sampai."

Nathan tersenyum kepada Aleya lalu berdiri di depan sebuah pintu bertuliskan VIP Room lalu membukanya.

"Come on baby."

Aleya sangat ingin berteriak kepada Nathan untuk menyuruhnya berhenti memanggil Aleya baby, tapi untuk saat ini dia akan tahan keinginan itu. Aleya masih sadar kalau dia pergi ke sini bersama Nathan dan sebisa mungkin Aleya tidak ingin mengacaukan pertemuan penting malam ini.

Begitu Aleya dan Nathan masuk ke ruangan itu, dia melihat sebuah meja berukuran sedang namun memanjang dengan sofa di sisi-sisinya. Aleya melangkahkan kakinya sambil memandangi tempat itu.

"Mr. Corleone, senang bisa bertemu kembali dengan anda."

Aleya berpaling ke belakang dan melihat Nathan sedang bersalaman dengan seorang pria berambut coklat yang memakai setelan jas rapi.

"Glad to see you again, Nathan." balas pria bernama John Corleone itu.

Aleya hanya diam sambil menatap kedua orang itu. Gugup, takut dan grogi menguasai Aleya karena ini adalah pertama baginya bertemu dengan investor dan kolega perusahaannya. Belum sempat Aleya memperkenalkan diri, dua orang pria kembali datang dan disambut dengan ramah oleh Nathan. Dari yang dilihat mata Aleya, dia bisa menyimpulkan bahwa ketiga orang itu bukanlah orang Indonesia. Oh god.. Sepertinya Aleya akan dikelilingi oleh para pria bule untuk beberapa waktu kedepan.

"Mr. Gordon, bagaimana penerbangan anda tadi? Saya harap anda menikmati waktu anda di sini."

"Thankyou Nathan, that was so amazing to visit here." ucap Mr. Gordon.

"Long time no see Nathan."

"Mr. Hollan, thankyou for coming here."

Aleya mulai berjalan menghampiri Nathan dan ketiga orang itu.

"Dan biarkan saya memperkenalkan seseorang kepada anda, ini adalan nona Aleyana Andara. Dia bekerja di divisi yang sama bersama saya. Dia hadir di sini untuk menggantikan nona Jassi Stainhold."

Nice CurerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang