Part 44

68 8 0
                                    

"Yah... Hujan." Aleya menjeling Harris yang berada disampingnya. Harris yang merasa ditatap tajam malah nyengir sambil menunjukkan muka tanpa rasa bersalahnya kepada Aleya.

"Kamu sih kelamaan banget makannya!" teriak Aleya geram. Kalau bukan karena Harris yang lelet saat makan dan nyuci piring tadi, pasti saat ini mereka sudah sampai di hotel dan bukannya terjebak di tempat entah berantah ini.

"Maaf aku nggak tau kalau bakal jadi begini." Harris berkata lembut sementara Aleya langsung memutar bola mata.

"Nggak ada gunanya maaf kamu itu!"

"Habis gimana dong?"

"Malah nanya lagi... Mana aku tau!" Aleya berpeluk tubuh karena merasa dingin. Ditambah lagi dia hanya mengenakan dress tanpa tambahan apa-apa.

Tiba-tiba saja ada sebuah jaket yang jatuh dari langit dan hinggap di kedua bahunya. Aleya terkejut dan menoleh ke belakang.

Aleya tertegun saat matanya melihat wajah Harris yang sangat dekat dengan wajahnya. Harris makin ganteng, dan itu yang membuat Aleya susuh untuk berkedip.

"Biasa aja kali liatnya, aku tau kok."

Aleya kembali terkejut dan berdehem.

"Tau apaan?" tanya Aleya penasaran. Jangan bilang kalo Harris tau kalo gue masih suka sama dia? Nggak kan?

"Tau kalo aku ini ganteng." Lalu dia tertawa kecil. Yurk! Aleya membuat ekspresi geli lalu menjaga jarak antara dia dan Harris.

"Gr... Ini gimana pulangnya???" rengek Aleya dengan manja lalu dia berhenti. What? Tadi gue ngerengek?

"Ya mau gimana lagi? Kita tunggu aja sampai hujannya reda." Harris tersenyum manis lalu berpaling dan masuk kembali ke dalam Villa.

Aleya mengetap bibir dan mengepal tangan. Untung sayang... Kalau nggak pasti dia cekik leher Harris kalau perlu sampai putus!

Aleya berpaling dan menyusul Harris yang kini sudah duduk santai di atas sofa ruang tamu.

"Ayo pergi." ajak Aleya begitu dia sudah berada di depan Harris.

"Hujan Aleyaaaa..." jawab Harris meleret.

"Kan pake mobiiiill..." balas Aleya ikut meleret.

"Tapi aku males nyetir hujan-hujan gini."

"Yaudah aku yang nyetir."

"Jangan. Kalo kenapa-napa bahaya."

"Daripada di sini kan lebih bahaya."

"Bahaya apanya? Kan ada aku."

"Tapi aku ngantuk."

"Yaudah. Kamu tidur aja. Di sini kan banyak kamar kosong."

"Nggak mau."

"Kenapa? Takut?"

Aleya diam menatap Harris. Gue takut kalo gue bukannya tidur, gue malah sibuk memohon supaya lo kembali sama gue Ris.

"Kalau takut nanti aku temenin."

Aleya masih diam sambil menatap Harris.

Harris yang merasakan itu menatap balik Aleya dan tersenyum manis.

Shit.

Aleya melarikan pandangannya dan meneguk liur. Mendadak haus.

"Kalau gitu anterin aku sampe halte bis, kalo nggak sampe aku dapet taksi."

Harris ketawa. Aleya mengerutkan kening sambil menatap Harris dengan keliru.

"Kamu itu lucu. Mana ada taksi tengah malem gini. Apalagi bis."

Nice CurerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang