Part 25

160 17 0
                                    

Bunyi serena mobil ambulans terus bergema sepanjang jalan hinggalah mobil itu sampai di halaman sebuah rumah sakit.

Tubuh yang penuh dengan luka-luka serta darah itu dipindahkan dengan hati-hati ke atas ranjang dorong. Masker oksigen segera dipasangkan dan setelah selesai, mereka segera membawa Harris yang dalam keadaan kritis itu menuju ruang Instalasi Gawat Darurat.

Dan tepat di waktu yang sama beberapa dokter dan para perawat berlarian menuju kamar pasien VVIP milik Rizal setelah sebelumnya mendengar serena minta bantuan berbunyi dari dalam kamar itu.

Begitu para dokter telah datang, Om Bakhtiar langsung ke luar untuk menghubungi Harris dan memberitahukan kabar ini. Entah apa yang terjadi, saat beliau ingin pergi keluar untuk menunaikan shalat isya, beliau malah dikejutkan dengan tubuh kakak iparnya yang tiba-tiba mengejang tanpa sebab. Dengan cepat beliau langsung menekan tombol bantuan yang berada di situ untuk memberitahukannya kepada pihak dokter.

Setelah memeriksa keadaan pasien, seorang dokter segera memerintahkan untuk melakukan metode penyelamat menggunakan Defibrilator atau yang lebih dikenal dengan alat kejut jantung.

Kejut satu kali.

Tidak ada perubahan.

Kejut ke dua kali.

Masih belum ada perubahan.

Kini tegangan di pengejut dinaikan menjadi 200 joule dengan harapan bisa membuat detak jantung pasien kembali normal lagi.

Kejut sekali.

Tidak ada perubahan.

Kejut lagi.

Masih belum ada perubahan.

Kejut sekali lagi dan..

Tut..............

Garis di monitor jantung yang awalnya bergelombang berubah menjadi Asystole (flat line)

Dokter itu pun mencoba melakukan Resusitasi Jantung Paru untuk beberapa saat hingga akhirnya berhenti karena sadar bahwa tidak ada harapan untuk pasien ini lagi.

"Waktu kematian senin 15 mei jam delapan lewat empat puluh lima menit. Suster, tolong selesaikan semua ini."

Alat pernapasan dilepaskan dari wajah beliau. Jarum infus dan berbagai selang medis pun dilepaskan dari tubuh tua itu. Kini seluruh tubuh beliau telah tertutup dengan kain putih.

Sementara di luar, om Bakhtiar mencoba untuk menghubungi Harris namun ponselnya tidak dijawab sama sekali. Ke mana perginya anak itu di saat-saat seperti ini? Om Bakhtiar mondar-mandir karena resah akan keselamatan kakak iparnya itu.

Hingga akhirnya, dokter dan perawat keluar dari ruangan itu lalu menemui om Bakhtiar yang sedang sibuk menghubungi Harris.

"Bagaimana keadaan kakak ipar saya dok?" tanya om Bakhtiar saat melihat dokter itu keluar.

"Beliau mengalami serangan jantung secara mendadak. Ini dikarenakan efek dari benturan keras saat terjadinya kecelakaan hingga mengakibatkan resiko untuk itu semakin tinggi. Dan sepertinya, beliau memang mempunyai riwayat penyakit jantung bahkan sebelum terjadinya kecelakaan itu."

Pak dokter itu menjeda ucapannya sesaat sebelum kembali melanjutkannya.

"Kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi sepertinya, tuhan mempunyai jalan yang lain. Saudara anda baru saja menghembuskan napas terakhirnya beberapa menit yang lalu."

"Ba.. bagaimana bisa dok?"

"Kami turut berduka cita atas kepergian beliau." ucap dokter itu sambil menepuk bahu om Bakhtiar kemudian berlalu pergi.

Nice CurerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang