Part 34

142 15 9
                                    

Every word I say is true, this I promise you.. Oh I promise you...

Tepukan tangan terdengar begitu Harris menyelesaikan bait terakhir lagu dan permainan pianonya.

Dia tersenyum kepada wanita yang memberinya tepuk tangan sambil tersenyum lebar itu. Wanita yang awalnya duduk di sebuah kursi tidak jauh dari Harris pun mulai berdiri dan menghampiri Harris lalu memeluk bahu Harris dari belakang.

"Itu adalah lagu terindah yang pernah aku denger, makasih sayang." sebuah ciuman dia berikan ke pipi kiri Harris.

Harris tersenyum seraya menyentuh lengan yang dikalungkan wanita itu dibahunya.

"Ngomong-ngomong, itu judulnya apa sih? Kok aku belum pernah denger."

"This I promise you. Itu emang lagu lama, kalo nggak salah tahun dua ribuan."

Rebbeca mengangguk lalu kembali tersenyum dan mengeratkan pelukannya.

"Aku nggak peduli itu lagu siapa, asalkan kamu yang nyanyi aku pasti suka."

Harris tertawa mendengar ucapan dari calon tunangannya itu. Dia menjawil hidung mancung Rebbeca hingga membuat pipi wanita itu memerah.

Tiba-tiba saja Rebecca yang mengenakan dress brokat merah sebatas paha itu melepaskan pelukannya lalu berputar mengitari bangku kemudian duduk dipangkuan Harris.

"Kamu mau ngapain?" tanya Harris saat Rebecca mulai mengalungkan lengannya di leher Harris.

"Mau ngapain lagi, Kiss me please?" senyuman manis nan menggoda dia tampilkan kepada Harris.

"Becca please.. Ini tempat umum dan kita harus pergi sekarang."

"Tempat umum apanya? Di sini cuman ada kita."

"Tapi tetep aja Becca.. Kamu nggak liat di sini ada cctvnya? Kita pergi sekarang ya, aku nggak mau telat."

Rebbeca mulai mengeluh.

"Ayo lah sayang.. Acara pertunangannya kan masih lama, masa kamu nggak bisa ngasih sedikit waktu buat kita berduaan sih!"

"Tadi kan udah berduaannya."

"Tadi itu kan kamu cuma nyanyi, kamu ini nggak peka banget." Rebecca mulai melepaskan lengannya yang dikalungkan di leher Harris lalu menyilangkannya ke dada. Dia masih duduk di pangkuan Harris dengan wajah yang ditekuk.

Harris merasa serba salah, dia mengangkat tangannya untuk mengusap rambut Rebecca lalu setelah beberapa detik, dia memegang kedua bahu wanita itu hingga menghadap wajahnya

"Ya udah aku minta maaf ya? Tapi kita emang harus pergi sekarang, kita kan harus fitting gaun kamu." Harris mencoba membujuk Rebecca.

Namun wanita itu tidak merespon pujukan Harris dan masih memanyunkan bibirnya.

Harris lalu menyisipkan tangannya ke leher belakang Rebbeca hingga membuat wajah wanita itu mendekat kepadanya. Kemudian Harris mencium kening Rebbeca dengan lembut membuat wanita itu memejamkan matanya. Rebecca tersenyum saat Harris melepaskan ciumannya dan memandang mata Rebbeca.

"I love you." ucap Rebecca dengan wajah yang memerah.

"Love you too." balas Harris.

Brukk!!

"Mba! Mba nggak papa? Mba!"

Harris dan Rebecca sama-sama menoleh ke arah pintu begitu mendengar suara keributan dari arah luar.

Mereka berdua berdiri dan berjalan bergandengan menuju pintu untuk melihat apa yang sedang terjadi di sana.

Harris menarik pintu dan keluar dari ruangan itu.

Nice CurerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang