Aleya berdiri di depan cermin untuk memastikan apakah penampilannya sudah benar-benar rapi. Dia kemudian memoleskan sedikit lip balm ke bibirnya agar terlihat lebih segar dan tidak pucat. Setelah itu dia menyapukan sedikit blush on ke kedua sisi pipi lalu menyisir rambutnya yang berwarna hitam kecoklatan itu. Mungkin karena hari ini adalah hari minggu, Aleya ingin membuat dirinya agar terlihat lebih rapi dan juga segar.
Hari ini Aleya mempunyai janji untuk pergi berdua dengan Indra. Entah dia dan juga Indra akan pergi ke mana Aleya sendiri belum tau itu. Yang dia tau, dia hanya mengiyakan saja keinginan Indra untuk pergi dengannya dan tentu, Indra juga mengatakan akan membantu Aleya untuk menyelesaikan laporan barunya untuk Mister Johnson. Itu juga kalau Aleya setuju.
Jadi.. kenapa tidak? Pergi dengan Indra.. itu bukan ide yang buruk kan?
Tepat saat Aleya telah selesai dengan riasannya, dia mendengar bunyi dering ponsel dari atas meja rias. Tentu dia bisa menebak siapa gerangan si penelepon itu.
"Udah siap?" tanya Indra begitu Aleya telah menjawab panggilannya.
"Yep." balas Aleya.
"Tunggu di situ, gue bakal ke sana dalam waktu sepuluh menit."
"No. Gue yang turun." Aleya mematikan panggilan dan segera mengambil tas serta memakai sepatu dan mengalungkan syal abu-abu di lehernya.
Aleya berjalan menuju lift dan menekan tombol nomer satu. Selama menunggu di dalam lift, Aleya hanya diam dan terkesan melamun sendiri. Hingga dia tidak sadar kalau ternyata pintu lift sudah lama terbuka dan dia hampir kembali menuju ke lantai atas lagi saat menyadari beberapa orang sudah masuk.
Aleya keluar dari lift dan berjalan menuju tempat parkir. Di situ dia melihat Indra dengan penampilannya yang sudah rapi sedang menunggu Aleya sambil bersandar di pintu mobil dan menyilangkan tangan.
Indra terlihat segar dan keren hari ini...
Tunggu, apa tadi Aleya baru saja memuji penampilan Indra? Oh no! Itu bukan Aleya! Itu dari narator di otaknya! Dan itu bukan berarti apa-apa. Itu hanya pujian biasa.
Indra melambaikan tangan sambil tersenyum saat menyadari Aleya telah berjalan ke arahnya. Sementara Aleya hanya membalasnya dengan senyuman yang aneh. Hey Aleya, lo kenapa?
"Wow! You look so... Garish." puji Indra saat Aleya sudah ada di hadapannya.
Aleya mencebik.
"Tsk, nggak usah lebay deh." Aleya mengeluh dan mengecilkan mata.
Indra tertawa kecil lalu membukakan pintu untuk Aleya.
"Silahkan masuk tuan putri.."
Aleya hanya menanggapi itu dengan senyuman. Dia lalu duduk di kursi dan memasang seat beltnya.
Indra mengitari mobil lalu masuk dan duduk di kursi kemudi dengan senyum yang tidak lekang di bibirnya.
Indra mulai menghidupkan mesin mobil dan menjalankannya. Indra menaikkan suhu penghangat mobil untuk memastikan agar mereka berdua tidak kedinginan selama di perjalanan. Cuaca hari ini memang lumayan dingin dengan sisi-sisi jalan yang tertutupi oleh salju. Tapi, ini tidak begitu buruk juga untuk Indra. Ini lebih baik daripada harus menghabiskan waktu seharian di apartemen seorang diri sedangkan roomatenya saja selalu berkencan setiap minggu. Lagipula, Indra memang sudah mempersiapkan sesuatu untuk Aleya. Sesuatu yang mungkin sedikit mengejutkan gadis itu.
"Kita mau ke mana nih Ndra?" Aleya bertanya sepuluh menit setelah mobil bergerak.
"Liat aja nanti." jawab Indra, matanya fokus memerhatikan jalanan di depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nice Curer
RomanceTULISAN PERTAMA. ANEH. LEBAY. GAJE. ALURNYA GA JELAS DAN SANGAT UNFAEDAH. GUE AJA SUKA JIJIK KALO BACANYA. JADI KALO LO MERASA ANEH, MUAL DAN JIJIK JANGAN SALAHIN GUE. KARENA GUE UDAH BILANG DARI AWAL. CERITA INI MASIH BANYAK TYPONYA DAN BELUM DIRE...