Part 19

218 28 3
                                    

Harris masuk ke dalam sebuah Cafe dengan seragam sekolah yang masih melekat di tubuhnya. Matanya liar memandang keseluruhan penjuru Cafe mencari orang yang sudah menghubunginya dan mengatakan ingin membicarakan sesuatu yang sangat penting. Entahlah.. Sesuatu yang penting itu apa.

Matanya kini tertuju pada seseorang yang sedang duduk di satu meja yang terletak paling pinggir.

Dengan perasaan yang ikhlas tidak ikhlas, Harris mulai berjalan menuju meja itu dengan perlahan.

Begitu sampai, Harris langsung duduk berhadapan dengan orang itu. Hanya pandangan tajam dan dingin yang Harris tunjukan kepada seseorang yang kini juga memandangnya intens.

"Maafkan tante karena memaksamu untuk bertemu. Tante cuma-"

"No bacot, langsung pada inti."

Ucapan Meylanie terhenti saat Harris memotongnya. Baiklah. Mungkin lebih baik jika dia berbicara langsung pada intinya saja.

Meylanie menarik napas dalam lalu menghembuskannya sebelum menyampaikan inti dari pertemuan mereka ini.

"Tante harap, kamu jauhin Aleya." ucap Meylanie. Wajah Harris dipandang penuh harap.

Kening Harris berkerut mendengar ucapan Meylanie. Menjauhi Aleya? Untuk apa dia harus melakukan itu? Tentu dia tidak akan mau. Tapi.. Bukankah belakangan ini dirinya sudah melakukan itu? Tidak. Tidak. Itu hanya karena Harris belum bisa menerima kenyataan ini.

"Kenapa gue harus lakuin itu?" Harris balik bertanya dengan nada biasanya. Nada tidak sopan.

"Karena tante tidak ingin Aleya terluka." jawab Meylanie jujur. Beliau harus menghentikan semua sebelum itu mulai melukai putrinya.

Harris tidak menjawab melainkan hanya tersenyum miring. Jadi orang ini tidak mau anaknya terluka? Sementara dia sendiri telah membuat sebuah keluarga terluka. Lucu sekali!

"Tante tau kamu membenci tante karena masa lalu. Tapi, tante harap kamu tidak menjadikan Aleya korban pelampiasan kebencian kamu terhadap tante. Aleya tidak tau apa-apa." Meylanie melanjutkan ucapannya saat melihat Harris hanya diam. Sungguh, beliau memohon dengan sangat.

Harris yang mendengar permohonan frontal Meylanie menjadi panas hati. Sungguh, dia tak pernah berpikir untuk menjadikan orang yang sangat dia cintai sebagai pelampiasan kebenciannya. Tidak. Tidak sampai sekarang.

"Kalau lo cuman mau bicarain sesuatu yang ga penting kayak gini, gue ga ada waktu." Harris bangkit dari kursi dan bermaksud untuk pergi.

Namun,

"Harris!" Meylanie ikut bangun dan memegang tangan Harris.

Dengan cepat Harris menepis tangan itu.

"Jangan sentuh gue!" Keras Harris memperingatkan. Dia kembali ingin pergi namun sesuatu terjadi lagi.

Meylanie menghalau jalan Harris.

Dan perlahan-lahan..

Beliau berlutut di depan Harris. Ya. Sesuatu yang bisa dia lakukan untuk kepentingan putrinya. Untuk seorang ibu, apapun sanggup dilakukannya. Bahkan jika itu berarti dia harus merendahkan harga dirinya sendiri.

Semua itu untuk putrinya.

Untuk sesaat Harris terkedu.

Semua orang yang berada di cafe itu memandangi mereka dengan tatapan heran dan mulai berbisik-bisik.

"Apa yang lo lakuin hah?"

"Sekali lagi tante mohon, tolong jauhi Aleya." Meylanie kembali memohon dalam perlututannya. Beliau bahkan sanggup untuk melakukan yang lebih dari ini.

Nice CurerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang