Part 26

173 16 0
                                    

4 TAHUN KEMUDIAN..

"Dara!"

Dia langsung menoleh ke belakang saat mendengar namanya disebut. Kemudian, setelah tau siapa orang yang telah memanggilnya, dia memutar bola mata.

"Sorry telat. Biasa, jalanan macet." Lelaki itu langsung duduk di kursi berhadapan dengan dia. Ponsel yang berada di tangan ditaruh di atas meja lalu lelaki itu kembali membenahi duduknya.

"Tsk, alasan klise, tidak diterima!" suara protesan mulai terdengar.

"Oke oke, hampura.. Maaf ya? Eh, lo udah pesan makanan?"

Piring yang terlihat kotor akibat sisa makanan di atas meja dipandang.

"Lo nggak liat piring gue udah bersih licin dan kinclong gini? Kalau gue nunggu lo dateng baru makan, yang ada gue keburu pingsan!" Kini suara teriakan yang terdengar.

"Masyaallah Dara.. Lo kalau ngomong bisa nggak sih nggak usah melukai lubang telinga gue? Telinga gue udah cukup sakit akibat denger omelan bos di office tadi. Sekarang, lo malah memperparah kesakitan gue. Lo nggak kasian sama gue? Coba lo liat muka gue.." Indra memasang muka sedih dan masam seolah sangat tersakiti.

"Tahi Ndra. Nggak usah nampilin muka sok tersakiti lo itu di depan gue. Nggak bakal mempan. Lo kira gue bakal nangis meraung dan meminta maaf ke elo?"

Indra langsung tertawa. Dari dulu sampai sekarang, yang namanya Aleyana Andara itu memang sulit untuk ditaklukan!

"Btw, lo seharusnya pesenin gue makanan juga tadi, bukannya malah pesen makanan sendiri. Partner macam apa lo ini? Nggak punya hati.." Indra kemudian memanggil pelayan untuk memesan makanan.

Aleya mengentap bibir merah mudanya. Tapi sedetik kemudian menghembuskan napas. Sabar.. sabar..

"Gue cuman nggak mau kalau makanan lo jadi dingin, Bangke. Lagian mana gue tau lo bakal datang atau nggak. Lo kan orangnya 'sok' super sibuk. Padahal pangkat di kantor juga cuma pegawai biasa."

Indra mencebik.

"Saran gue, sebelum lo ngehina orang itu mending lo liat cermin dulu. Kayak pangkat lo itu anak direktur aja. Padahal nggak ada bedanya sama gue. Cuih!" Pang! Indra berhasil melayangkan smash mautnya kepada Aleya!

"Jadi, tujuan lo ngajak gue ketemuan di sini cuma buat ngajak gue ribut atau mau ngajak gue perang badar?" Aleya mulai meninggikan suaranya lalu menunjuk muka Indra pakai garpu yang tadi dipakainya untuk makan. Dia yang minta ketemuan tapi dia nya juga yang telat. Malah nyolot lagi!

Nyaris tersedak air putih yang ada di mulut Indra akibat menahan tawa. Setelah air itu ditelan, lalu pecah lah tawa Indra.

Ya gusti... Mau nama Aleya atau berubah jadi Dara, keduanya tetap mempunyai sifat yang sama. Sama-sama galak dan suka tersinggung. Tapi Indra tidak menampik kenyataan bahwa itu adalah salah satu 'daya tarik' Aleya yang mampu membuat Indra tertarik sampai ke sini.

Aleya lah alasan Indra berbuat nekat untuk datang ke Amerika dan bekerja di kota Portland. Sampai sekarang, sudah satu tahun dia bekerja bersama dengan Aleya dan mereka berdua tinggal di gedung apartemen yang sama tapi di lantai yang berbeda.

Indra tidak menyangka bahwa pekerjaannya di sini bisa berjalan dengan sangat baik. Bahkan, kedua orang tua yang awalnya tidak mendukung keinginan Indra untuk bekerja di Amerika kini telah berubah. Kedua orang tuanya telah mendukung pekerjaan Indra dan mengatakan kalau mereka bangga dengan Indra. Mereka bahkan meminta saat Indra pulang lebaran nanti, dia harus membawa seorang calon istri bersamanya. Apa itu artinya, mereka tau motif tersembunyi Indra?

Nice CurerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang