Part 30

183 19 2
                                    

"Gue suka sama lo..."

Aleya terdiam sebelum akhirnya tertawa. Indra suka dia? Kesiwahan macam apa itu? Aleya terus tertawa hingga dia terbatuk-batuk. Baginya ini sangat lucu saat mendengar Indra bicara seperti itu.

"Lo tuh ada-ada aja Ndra." ejek Aleya dengan sisa-sisa tawanya. Sudut matanya sudah berair karena menertawai Indra.

Indra menghela napas berat lalu menggaru keningnya. Apa yang dia bayangkan saat melakukan ini ternyata benar. Aleya tidak menanggapi serius pengakuannya. Malah dia hanya tertawa.

Tapi biarpun diketawain, Indra sudah kebablasan, jadi hajar aja lah.

"Gue tau kalau ini mendadak dan terdengar lucu. Tapi gue bersumpah kalau sekarang gue lagi nggak bercanda. Gue beneran suka sama lo. Maksud gue, gue jatuh cinta sama lo."

Aleya diam dengan wajah melongo dan rahangnya yang terjatuh ke atas permukaan bumi. Dia menatap ke bawah berusaha untuk mencari rahangnya yang terjatuh itu.

Ini lelucon kan? Seseorang tolong katakan pada Aleya kalau ini hanyalah lelucon. Karena jika benar,  Aleya tentu harus memberikan Indra sebuah piala sebagai penghargaan dan apresiasi karena telah berhasil membuat Aleya hampir saja kena serangan jantung.

Tapi jika melihat situasi dan keadaan saat ini, mungkin yang lebih diperlukan Indra bukanlah piala melainkan sebuah tabokan keras di area kepala agar dia tersadar dari halusinasinya. Atau mungkin.. ini adalah halusinasi Aleya?

"Ndra, lo ngapain sih?" Aleya setengah berbisik, risih dengan ulah Indra yang mencoba mempermainkannya.

"Gue lagi nembak lo.."

Keterangan yang diucapkan Indra sangat sulit untuk dipahami Aleya.

"Lo kalo mau main-main inget waktu dan tempat Ndra. Ini tempat umum." Aleya memperingati sambil matanya memandang ke sekitar. Banyak sekali orang-orang yang sedang menonton pertunjukan wayang mereka. Dan yang lebih gila lagi, ada beberapa orang yang mengabadikan tindakan Indra dengan menggunakan kamera!

Bagus.

Mungkin sebentar lagi seluruh dunia akan segera melihat pertunjukan wayang golek ini. Jika dia tau akan begini, seharusnya tadi dia tolak saja ajakan tidak berfaedah Indra ke tempat ini.

"Gue nggak lagi main-main. Gue beneran nembak lo." Fix! Suara Indra berubah menjadi serius namun lembut dan sayu. Suara yang tidak pernah dia perdengarkan kepada Aleya.

"Lo kenapa sih Ndra?" pertanyaan bodoh dari seorang Aleyana Andara yang sedang kebingungan.

"Lo pikir kenapa?"

"Mana gue tau." jawab Aleya.

"Gue suka sama lo."

Oke, sudah dua kali kalimat itu diucapkan. Tapi kenapa itu tidak selucu yang pertama?

"Kenapa lo suka gue?" Aleya sekedar ingin bertanya.

"Karena gue sayang lo lah."

"Kenapa lo jadi sayang sama gue?"

"Karena gue cint.."

"Stop! Stop!" potong Aleya. Sekujur tubuhnya terasa meremang panas dingin bahkan sebelum Indra menyelesaikan ucapannya.

"Ra, gue pengen lo terima gue.. Gue janji nggak bakal nyakitin lo ataupun ngebohongin lo." pinta Indra. Mungkin lebih tepatnya memohon. Dia memohon kepada Aleya untuk diterima.

Perasaan Aleya berubah menjadi kesal dan berantakan. Terakhir kali dia mendengar janji itu, dia malah tertipu dan terperdaya.

"Bangun Ndra."

Nice CurerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang