Part 46

114 8 0
                                    

"Indra stop!" Aleya segera menghampiri Harris yang terjatuh di lantai karena pukulan Indra. Wajah Harris disentuh. Sudut bibirnya berdarah. Dia ingin membantu Harris bangun tapi terlambat. Indra mencengkram kerah baju Harris lalu melayangkan pukulan lagi.

"Brengsek lo!"

"Indra jangan!" Aleya mencoba memegangi lengan Indra untuk melerai. Tapi Indra malah mendorong Aleya hingga Aleya terjatuh.

"Lo apain dia semaleman hah? Lo bawa dia ke mana? Jawab gue!"

"Gue bawa dia ke mana pun itu bukan urusan lo. Sejak awal dia udah jadi milik gue!" Harris menepis tangan Indra namun Indra mencengkram kerahnya lagi.

"Apa? Milik lo?! Apa lo pikir dia itu barang yang bisa lo buang abis itu lo pungut lagi?!"

"Gue salah karena udah ninggalin dia, tapi sekarang, gue gak akan lepasin dia lagi."

"Dengerin gue, Aleya sekarang udah jadi milik gue! Dan lo gak berhak deketin dia lagi!"

"Kalau gitu, gue bakal rebut dia dari lo."

"Rebut dia? Haha! Langkahi dulu mayat gue, anjing!!!" Indra kembali menonjok Harris hingga Harris ambruk ke lantai.

Aleya dengan susah payah bangkit dan menarik lengan Indra agar menjauh dari Harris.

"Ndra tenang Ndra, please jangan gini Ndra.. Gue bakal jelasin semuanya, please berhenti Ndra..." Wajah Indra yang memerah dipandang.

Indra menatap Aleya.

"Lepasin gue." Indra berusaha menepis tangan Aleya yang memegangi lengannya.

"Gak! Kalau mau pukul, pukul aja gue. Gue juga bersalah." Aleya menawarkan diri. Dia berdiri di depan untuk menghalangi Indra menyerang Harris lagi.

"Lo minta gue pukul lo? Lo tega begini sama gue Dara? Apa salah gue ke lo? Gue semaleman nungguin lo, tapi apa balasannya?! Lo bawa bajingan ini ke sini. Buat apa? Buat minta restu atau minta putus dari gue?!" Indra marah-marah di depan Aleya.

"Ndra gue minta maaf... Maaf Ndra maaf.. Please tenang dulu, kita ngomong baik-baik ya?"

Indra terdiam menatap Aleya lalu tertawa miris. Dia melepaskan tangan Aleya dari lengannya dan menjauh beberapa langkah.

"Thanks Ndra.." Aleya berbalik dan langsung mendekati Harris yang sudah terkapar di lantai.

"Harris, kamu gak papa?" Pipi Harris yang memar disentuhnya dengan perlahan membuat Harris meringis.

"It's okay, gak sakit kok." Harris tersenyum menatap Aleya yang sudah bermata merah. Bentar lagi pasti nangis.

"Bangun." Tiba-tiba ada tangan yang menarik lengan Aleya dengan paksa.

"Indra lo mau apa?" Aleya bermaksud ingin meminta Indra supaya melepaskan tangannya. Tapi Indra bungkam. Lelaki itu diam tapi tangannya kuat menggenggam tangan Aleya membuat Aleya berdiri.

"Ndraa.." Aleya meneguk liurnya.

Tanpa berkata, Indra menarik Aleya untuk pergi dari situ. Meninggalkan Harris yang kini sudah mulai coba bangun.

"Indra..." panggil Aleya.

Indra tidak menggubris panggilan Aleya.

"Indra..."

"Diam."

"Indra aku-" Ucapan Aleya tergantung saat Indra berhenti berjalan dan menoleh ke arahnya.

"Kalau lo gak mau gue bikin tuh orang mati sekarang, mending lo tutup mulut." Aleya tersentak dengan suara Indra. Tatapan bengisnya membuat Aleya takut. Dia akhirnya tunduk menuruti keinginan Indra untuk pergi meskipun dia sangat menghawatirkan keadaan Harris.

Nice CurerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang