Part 23

169 17 0
                                    

Harris membuka matanya dengan perlahan. Saat itu juga dia langsung merasakan angin yang dingin berhembus dan membuat tubuhnya kedinginan. Ada di mana gue sekarang? Apa gue sudah mati?

Harris mencoba untuk bangun tapi dia kesulitan untuk menggerakkan tubuhnya. Harris berusaha sekali lagi tapi dia tetap tidak bisa menggerakkan atau pun merasakan tubuhnya. Seolah tubuhnya sudah kaku dan mati rasa. Apa yang terjadi dengan gue?

Cuaca yang awalnya cerah terang mendadak berubah menjadi gelap dan mendung. Petir pun mulai membunyikan gemuruh sementara Harris, masih tidak bisa menggerakkan tubuhnya yang terkapar di pinggir pantai itu.

Perlahan rintikan air hujan turun dari langit dan membasahi daerah itu. Seluruh tubuh Harris pun menjadi basah kuyup dan menggigil hebat.

Harris merasakan bahwa ini adalah akhir dari hidupnya. Dia tidak bisa berbuat apa-apa lagi. Tangan, kaki dan semua anggota tubuhnya tidak bisa digerakkan lagi. Harris buntu. Dinginnya air hujan yang menyelimuti tubuhnya seolah telah membuat pikirannya tidak bisa bekerja dengan normal lagi. Kilat yang menyambar-nyambar di langit seolah hanya menunggu waktu yang tepat untuk menyambar dan membakar tubuh Harris.

Harris merasa sudah tidak mempunyai kekuatan lagi. Tubuhnya terasa sangat lemah. Pandangannya kabur, bahkan napasnya pun mulai tersengal-sengal.

Perlahan mata Harris mulai tertutup. Dia yakin kalau sebentar lagi dia akan meninggal. Dia bisa merasakan hal itu.

Namun tiba-tiba saja..

Sepasang tangan mengangkat bahunya dan memeluk Harris dengan sangat erat. Terasa begitu nyaman dan juga begitu hangat untuk Harris.

Tubuh Harris yang sudah tidak berdaya itu seolah kembali terisi dengan kekuatan yang baru. Mata Harris kembali terbuka dengan perlahan.

Telinga Harris mendengar sebuah isakan tangis dari si pemeluk misterius itu. Harris perlahan melepaskan pelukan orang itu untuk melihat siapakah dia.

Harris tertegun begitu melihat siapa orang yang memeluknya sambil terisak tadi.

"Mama?"

Mamanya tersenyum tapi mata beliau terlihat memerah seperti sedang menangis. Harris tidak bisa mempercayai apa yang dilihatnya. Dia sangat bahagia dan langsung memeluk mamanya kembali dengan sangat erat. Dia tidak percaya kalau dia akan bertemu dengan mamanya lagi.

Tapi, tiba-tiba saja tubuh mamanya menghilang dari pelukannya dan Harris tidak dapat merasakan apa-apa lagi.

Harris panik. Dia langsung bangun dan berlari ke sana-sini mencari keberadaan mamanya. Dia berteriak memanggil mamanya tapi tidak ada satu pun jawaban dia dapat.

Tapi dari kejauhan, dia malah melihat seseorang berpakaian putih sedang berdiri di tepi tebing yang tinggi sambil memandang tepat ke arahnya.

Harris mengecilkan mata untuk melihat siapakah orang yang berdiri di atas sana.

Apakah itu...

"Aleya?" Harris tertegun sesaat.

"Aleya!!!" teriaknya saat menyadari bahwa itu benar-benar Aleya!

Harris berlari mencari jalan untuk naik ke atas tebing itu. Apa yang sedang dilakukan Aleya di atas sana? Apa dia tidak tau kalau itu berbahaya?

Harris dengan susah payah berlari dan memanjat sisi lain tebing itu untuk menemui Aleya. Begitu sampai di atas, Aleya masih berdiri di tepi tebing sambil menatap ke arah laut dengan ombak besar di bawahnya.

Apa yang ingin dilakukan gadis itu?

Hujan yang deras tiba-tiba saja berhenti. Harris perlahan berjalan mendekati Aleya.

Nice CurerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang