Semilir angin meniup baju olahraga Arjuna yang basah karena keringat. Menimbulkan sensasi sejuk yang mengasyikkan. Energinya cukup terkuras untuk ambil nilai tenis barusan. Kendati demikian, ia masih bisa tertawa riang dengan teman-temannya.
Matanya mendapati seorang gadis berdiam diri dengan muka lesu di dalam sebuah kelas berplakat XI MIA 2. Itu Aalea. Arjuna tau betul. Masalahnya, mengapa Aalea sendirian di dalam sana?
Arjuna memberi kode pada teman-temannya untuk jalan duluan. Ia ingin menghampiri Aalea. Karena Arjuna tau, Aalea pasti sedang dalam keadaan tidak baik-baik saja. Ada sesuatu yang menimpanya.
"Aal, ngapain lo sendirian di sini?" tanya Arjuna.
Aalea yang mendengar suara itu langsung mendelik dan menengok ke kanan kiri. Memastikan tak ada orang yang melihat mereka berdua sekarang ini.
"Harusnya gue yang nanya. Lo ngapain di sini? Kan gue udah bilang, kita nggak saling kenal kalau di sekolah!" ujar Aalea.
Arjuna tentu ingat dengan rules yang ditetapkan Aalea itu. Ia bukannya ingin mematahkan peraturan yang telah dibuat, tapi bukankah sekarang sedang tidak ada orang? Tak ada salahnya, bukan?
"Gue cuma penasaran aja soalnya lo sendirian di sini. Bukannya ini jadwal kelas lo olahraga? Temen-temen lo pada di bawah tuh," sahut Arjuna.
"Gue nggak bawa baju olahraga. Puas?" kata Aalea kesal.
"Lo lupa bawa baju olahraga? Tunggu bentar!" kata Arjuna bergegas pergi ke kelasnya.
Aalea tak mengerti dengan tingkah Arjuna kali ini. Ia terlalu malas untuk berpikir apa yang kira-kira akan dilakukan oleh rivalnya itu. Aalea sudah telat masuk pelajaran Pak Panca selama lima menit. Ia akan dihukum jika masuk. Dan akan dilarang untuk ikut pelajaran olahraga selama satu semester jika ia bolos kali ini.
Hap.
Arjuna kembali sampai di hadapan Aalea. Ia sudah rapi dengan baju putih abu-abunya. Tangannya menyodorkan satu paket baju olahraga pada Aalea."Nih, baju gue. Udah gue pake barusan. Tapi badan gue nggak bau, kok. Coba aja cium kalau nggak percaya," katanya.
Aalea bengong. Arjuna meminjamkan baju olahraganya untuk Aalea. Aalea ragu untuk menerima atau tidak.
"Udah pinjem aja. Dari pada gak boleh ikut pelajaran olahraga selama satu semester."
Aalea menerima baju olahraga Arjuna. Ia bergegas menuju ruang ganti. Menanggalkan satu per satu baju putih abu-abu dan menggantinya dengan baju olahraga. Jangan lupakan bahwa itu milik Arjuna.
Kini Aalea memakai baju Arjuna. Aalea bisa mencium aroma maskulin Arjuna dengan jelas. Dan sialnya, otak Aalea kembali berpikir aneh. Seolah virus-virus mesum telah meracuni otaknya.
Tak.
Aalea menjitak kepalanya sendiri. Menyadarkan dirinya bahwa pikiran yang tengah merajai otaknya tak seharusnya ada....
Aalea sudah lari tiga putaran penuh. Yang artinya, tersisa empat kali putaran lagi. Dasar guru psikopat! Caci Aalea berulang kali dalam hati. Gadis itu dihukum karena terlambat masuk pelajaran olahraga. Ya, kau tau alasannya, kan?
Hukumannya tak manusiawiㅡmenurut Aaleaㅡia dihukum lari keliling lapangan yang luasnya tiga per empat lapangan bola ini. Teman-teman Aalea hanya bisa mengasihani gadis ituㅡtermasuk Jaslyn. Jaslyn tak tega pada Aalea. Tapi mau bagaimana lagi? Toh memang Aalea yang salah. Jika ia membawa baju olahraganya dengan benar maka hukuman seperti ini tak akan terjadi. Masih untung Aalea dihukum, bukannya dilarang ikut pelajaran olahraga selama satu semester.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teenfictale #1: Prince Charming Next Room
Teen FictionArjuna adalah pangeran sekolah yang dicap serba sempurna. Tampan, kaya, cerdas, dan bebas. Empat komposisi untuk kehidupan bahagia. Berbanding terbalik dengan Aalea. Gadis sederhana yang hidupnya penuh tekanan gara-gara Arjuna. Karena Arjuna, Aalea...