Bintang-bintang yang bertaburan di langit seakan ikut berpesta malam ini. Arjuna selaku pemilik acara sedang sibuk bersenda gurau dengan teman-temannya. Sebenarnya makan malam kali ini bukanlah sebuah acara bagi Arjuna. Baginya ini hanya makan malam biasa. Arjuna memang tak segan-segan untuk mengajak teman-temannya makan di restoran mewah. Tentu saja Arjuna yang mengucurkan dana. Bukannya Arjuna mau sombong atau pamer, pemuda itu tulus. Ia tulus mentraktir teman-temannya tanpa maksud apapun.
Tak tanggung-tanggung, malam ini yang datang sekitar 200 orang atau setara dengan dua pertiga dari seluruh angkatan. Jaslyn yang turut hadir pun tak bisa membayangkan berapa uang yang harus Arjuna bayar setelah makan malam ini berakhir. Jika dipikir-pikir, mungkin sama dengan uang jajan Jaslyn selama enam tahun.
Jaslyn kagum. Arjuna baik, tampan pula. Pemuda itu tampil sederhana dengan kemeja putih dan celana jeans hitam yang membalut tubuhnya. Membuat Jaslyn dan gadis-gadis lainnya meleleh dalam sekali pandang.
Tap. Tap. Tap.
Langkah anggun seorang gadis berbaju merah jambu mengalihkan perhatian. Ia mengukir senyum manisnya dan berjalan menuju Arjuna."Lho? Kandhira? Kok kamu di sini?" tanya Arjuna.
"Kenapa? Nggak boleh, ya? Ya udah deh aku pulang aja," kata Kandhira pura-pura merajuk.
Arjuna mengeleng. Pertanda bahwa pernyataan Kandhira tadi sama sekali tak benar.
"Enggak kok. Aku malah seneng kalo kamu ada di sini. Tapi kan kamu lagi gak enak badan?"
"Aku udah enakan kok, Jun. Bosen banget di rumah. Jadi aku milih dateng ke acara makan-makan ini." Kandhira terkekeh kecil.
"Ya udah. Yuk, makan!" ajak Arjuna.
...
Ehem. Ehem.
Seseorang di atas sana berdeham dan menarik perhatian dari orang-orang yang hadir. Wajahnya yang tampan, bersinar disorot sinar lampu. Ia gugup. Sesuatu yang akan ia sampaikan membuatnya gugup setengah mati.Ia sama sekali tak buat persiapan. Hanya berbekal spontanitas dan keberanian, ia berharap rencana singkatnya akan berjalan lancar.
"Arjuna ngapain itu pake naik panggung segala?" tanya Jaslyn. Yang lain hanya menggidikkan bahu tak mengerti.
Orang-orang penasaran. Tentu saja. Arjuna Si Prince Charming itu sudah menarik perhatian dari murid lain sejak pertama ia menginjakkan kaki di SMA Nusantara. Apapun yang dilakukan Arjuna akan menjadi buah bibir. Dan sekarang Arjuna sepertinya akan melakukan sesuatu. Entah apa itu. Hanya Arjuna yang tau pasti.
Arjuna memegang microphone erat-erat. Berdiri di atas panggung dengan tinggi satu meter itu membuat kakinya bergetar. Padahal ini bukan kontes, audisi, atau sejenisnya. Pemuda itu menghembuskan napasnya dan menjernihkan kepalanya. Ia meyakinkan pada diri sendiri bahwa ia bisa.
"Gue berdiri di sini mau ngomong sesuatu," katanya.
Semua hening. Memperhatikan Arjuna dengan seksama.
"Kandhira, aku suka sama kamu. Kita udah kenal hampir lima tahun. Aku nyaman sama kamu. Aku tau baik-buruknya kamu. Begitu juga sebaliknya. Jadi ... Kandhira ... pacaran, yuk?"
Gadis yang disebut namanyaㅡKandhira一tercengang. Rumor yang beredar selama ini kini terbukti. Arjuna memang menyukai Kandhira. Beberapa gadis patah hati. Namun ada juga yang malah senang. Senang karena akhirnya couple Prince Charming and Cinderella akan menjadi nyata. Bahkan mereka sudah bersiap-siap untuk membentuk shipper club Arjuna-Kandhira setelah ini.
Kandhira berdiri dari tempat duduknya. Menggenggam ujung roknya kuat-kuat. Baginya Arjuna melakukan hal yang sangat memalukan. Namun bagi Arjuna sendiri, ia sangat lega. Lega karena bisa mengungkapkan perasaannya yang terpendam setidaknya selama empat tahun belakangan ini. Arjuna telah membuktikan bahwa ia adalah lelaki sejati. Arjuna telah membuka hati. Tinggal Kandhira saja, apakah ia akan memasukki hati Arjuna atau tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teenfictale #1: Prince Charming Next Room
Teen FictionArjuna adalah pangeran sekolah yang dicap serba sempurna. Tampan, kaya, cerdas, dan bebas. Empat komposisi untuk kehidupan bahagia. Berbanding terbalik dengan Aalea. Gadis sederhana yang hidupnya penuh tekanan gara-gara Arjuna. Karena Arjuna, Aalea...