Jimin POV
Sedari tadi Namjoon hyung masih saja mengoceh, entah sudah keberapa kalinya dia bilang 'apa kau mengerti Jimin?'
Saat ini aku sedang diceramahi karena sudah melakukan hal gila saat di kantin. Sekarang aku dan gengku sedang berada di tempat latihan taekwondo. Mungkin ini akan menjadi latihan terakhir kami bersama Namjoon, Yoongi, Hoseok, dan Jin hyung. Karena mulai besok mereka sudah harus masuk kelas malam untuk mempersiapkan ujian masuk universitas.
"Arraseo hyung! Sampai kapan kau akan mengoceh terus?" ucapku kesal. Sedangkan teman-temanku yang lain cuma bisa menertawaiku dan sedari tadi entah kemana Taetae belum juga muncul.
"Ya! Geumanhae! Kalian jangan menertawaiku terus hanya karena aku mencium gadis tadi!"
Apa kalian ingat insiden itu? Padahal aku tidak ada niatan sama sekali untuk mencium gadis bodoh itu. Dia benar-benar membuatku kesal setengah mati! Berani-beraninya dia melemparku dengan sepatu bututnya! Dan mungkin sepatu itu sudah ada di tempat pembuangan sampah kota sekarang karena aku sudah membuangnya tadi.
"Aku mengerti playboy sepertimu dengan mudahnya mencium seorang gadis. Tapi bagaimana bisa kau melakukannya di depan umum?" itu suara Taehyung yang entah darimana dia berasal tiba-tiba sudah ada di belakang kami. Kadang-kadang memang aneh anak itu, pantas saja di juluki Alien. Tapi Ada apa dengannya? Kenapa Tae terdengar seakan-akan membela gadis sialan itu?
"Dia yang menantangku, huh? Daripada aku pukul dia lebih baik aku cium kan?" ucapku sarkatis.
Bukan kah aku benar? Daripada dibilang banci karena memukul yeoja lebih baik dibilang pria sejati kan? Jadi aku tidak salah. Bahkan aku menyesal karena membiarkan bibir manisku ini menempel dengan bibir gadis itu.
"Heol! Kau benar Jimin hyung!" siapalagi yang memanggilku hyung kalau bukan Jungkook.
"Diam kau kookie. Kau pun belum pernah berciuman kan?" tanya Jin hyung dengan senyum jahilnya.
"Memang belum pernah. Tapi nanti aku pasti akan mencium seorang gadis!"
"Aigoo uri kookie sudah dewasa rupanya," ucap Hoseok hyung atau biasa aku panggil Hobie hyung sambil menepuk-nepuk bahu Jungkook.
Ah sudahlah buat apa juga aku memikirkan ciuman itu. Bahkan itu juga tidak bisa di bilang ciuman karena bibir kami hanya menempel satu sama lain. Tapi yang membuatku aneh, kenapa Taetae seakan membela gadis itu?
"Oh ya, hari ini aku pindah ke apartemen baru," ucapku memberitahu mereka.
Hari ini aku pindah ke sebuah apartemen karena orang tuaku pergi ke luar negeri dan aku benci harus tinggal di rumah besar sendirian. Jadi aku lebih memilih untuk dibelikan apartemen baru yang cukup untuk diriku sendiri.
"Apa kau perlu bantuan kami untuk memindahkan barang-barangmu Jimin?" tanya Yoongi hyung di sela-sela aktivitasnya menendang samsak.
"Ah tidak perlu hyung. Aku sudah menyuruh orang untuk melakukannya, jadi malam ini aku tinggal pindah saja," jelasku.
Untuk apa repot-repot membuang tenaga kalau orang tuaku bisa membayar orang?
"Senang sekali kau rupanya bisa tinggal sendiri? Ingat Jimin! Jangan membawa masuk wanita sembarang ke dalam apartemenmu." Namjoon hyung menceramahiku lagi. Apa dia tidak bosan terus mengoceh seperti eommaku?
"Kau pikir aku sudah gila hyung?"
Lalu kami semua tertawa bersama. Senang sekali rasanya memiliki keluarga seperti mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Troublemaker
FanfictionKehidupan Lee Sungmi yang tenang, berubah kacau sejak Park Jimin mencuri ciuman pertamanya di kantin sekolah. Sejak saat itu, Sungmi bertekad untuk membenci Jimin selama sisa hidupnya. Namun, nyatanya takdir berkata lain karena mereka menjadi dekat...