Suara dentuman musik menghentak di salah satu studio dance yang berada di pusat kota Seoul.
Sore itu ketika hari sudah di penghujung senja, ketujuh namja yang tergabung dalam club dance sekolah mereka masih sibuk menggerakan badannya mengikuti alunan musik yang diputar sejak dua jam lalu.
"Satu kali lagi, ya?" tanya Jimin. Tanpa menoleh, ia menatap teman-teman satu gengnya dari cermin besar yang berada di hadapannya.
Semuanya mengangguk. Kalau sedang latihan seperti ini, Jimin akan berubah menjadi seseorang yang lebih serius. Ah tidak hanya Jimin, tapi semua member juga. Biasanya Jimin dan Hoseoklah yang sering memimpin latihan.
Apa lagi di akhir November nanti, tepatnya dua minggu dari sekarang, mereka akan mengikuti kompetisi dance antar sekolah yang di adakan setiap semester. Sebuah kompetisi yang sangat mereka tunggu, karena semester lalu sekolah mereka hanya menempati posisi kedua.
Untungnya di semester dua ini, kompetisi dance itu akan di selenggarakan di sekolah mereka, sekaligus mengadakan festival musim dingin tahunan. Biasanya festival itu di adakan sebelum libur musim dingin di akhir Desember, tapi akhirnya, diadakan pada hari yang sama dengan kompetisi dance supaya menghemat waktu. Tidak hanya kompetisi dance saja, tapi ada lomba menyanyi, olahraga, dan beberapa lomba lagi. Bukan hanya itu, akan ada stand-stand yang menjual berbagai macam makanan serta penampilan dari guest star yang tentu saja dirahasiakan.
Dan satu lagi, ini akan menjadi kompetisi dance terakhir bagi geng Bangtan karena Hyung line yang tidak lama lagi akan lulus.
Tepat saat lagu yang diputar berakhir, seorang yeoja melangkah masuk dengan dua kantung plastik besar di masing-masing tangannya.
"Annyeong!" sapa gadis itu.
Ketujuh namja itu menoleh dibuatnya, terutama Jimin. Matanya seakan berbinar melihat gadis itu, ia tersenyum dan langsung menghampirinya.
"Neo wasseo?" tanya Jimin seraya mengambil alih dua kantung yang tadi di bawa gadisnya. (Kau sudah datang)
Sungmi mengangguk. Keduanya berjalan ke sudut ruangan dimana teman-teman mereka yang lain sedang beristirahat.
"Annyeong, Sungmi-ya!" sapa Taehyung. Ia menunjukan senyum kotaknya sambil melambaikan tangan ke arah Sungmi.
"Annyeong, Tahyungie! Bagaimana latihan kalian hari ini?" balas Sungmi sembari menghempaskan bokongnya di sebelah Jungkook.
"Menyenangkan seperti biasa," jawab Taehyung.
"Pacarmu itu sangat serius Sungmi-ya, bisa-bisa dia mati kelelahan karena terlalu keras berlatih," cetus Jin. Nafasnya masih tersengal-sengal menandakan kalau ia sangat lelah.
Sungmi terkekeh pelan lalu menoleh ke Jimin yang berada di sampingnya. Sedangkan Jimin hanya bisa menunjukan senyum termanisnya saat ini.
"Ngomong-ngomong, Noona bawa apa?" tanya Jungkook penasaran.
Seakan teringat sesuatu, Sungmi menjentikkan jarinya lalu mengambil kantung belanjaan yang berada di depan Jimin.
"Tadi aku sempat mampir ke supermarket untuk membeli minum dan beberapa camilan," kata Sungmi sambil mengeluarkan beberapa kaleng minuman soda serta botol air minum dan beberapa bungkus camilan.
"Wah.. gomawoyo, Sungmi-ya!" ucap Hoseok. Ia mengambil botol air minum di depannya lalu meminumnya hingga tersisa setengah.
Sungmi mengangguk, tangannya terarah untuk mengambil air minum juga. Bedanya, setelah ia membuka botol itu, ia menyodorkannya kepada orang di sampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Troublemaker
FanfictionKehidupan Lee Sungmi yang tenang, berubah kacau sejak Park Jimin mencuri ciuman pertamanya di kantin sekolah. Sejak saat itu, Sungmi bertekad untuk membenci Jimin selama sisa hidupnya. Namun, nyatanya takdir berkata lain karena mereka menjadi dekat...