Sungmi's POV
Aku mengulum senyum lebar bersamaan dengan suara riuh yang memekakkan telinga.
Sejak jam sepuluh lalu, semua murid sekolahku sudah berkumpul di auditorium yang luasnya hampir tiga kali lipat dari lapangan basket sekolah.
Tidak hanya murid sekolahku saja, tapi murid dari sekolah lain juga banyak yang datang.
Tentu saja untuk mendukung tim dari sekolah mereka masing-masing, karena hari ini lomba dance antar sekolah diadakan di sekolahku, bersamaan dengan festival musim dingin yang selalu digelar setiap tahunnya.
Detik ini, auditorium menjadi hening saat pembawa acara menginterupsikan semua orang untuk diam. Setiap pasang mata seakan tertuju pada panggung di depan sana.
"Dan.. untuk juara satu lomba dance musim ini jatuh kepada.." lelaki dengan jas semi formal itu menahan nafas sebelum meneruskan kata-katanya.
Aku hanya bisa menautkan kedua tanganku sembari berdoa supaya Bangtan bisa mendapatkan posisi terbaik kali ini, mengingat kerja keras mereka yang tidak main-main.
"Selamat untuk..
..Bangtan Boys dari SMA Sejin!!"
Mataku membulat sempurna. Begitu juga dengan Jieun di sebelahku. Sekali lagi, suara riuh yang menggema lebih ramai dibanding saat penampilan mereka tadi.
"Woah!! Bangtan menang, Sungmi-ya! Sekolah kita menang!" Jieun mengguncang tubuhku sebelum bertepuk tangan heboh.
Aku tidak bisa menahan senyum ketika pandanganku bertubrukan dengan manik gelap Jimim di atas panggung sana. Ia tersenyum lebar sembari melambaikan tangannya ke arahku.
Dan yah.. sebagian orang mulai memerhatikanku, tapi aku coba untuk tidak memerdulikannya.
"Oppa chukkae!"
"Woah kalian luar biasa!"
"Daebakkiya!"
"Saranghae oppa!!"
"Oppaaaaaa congratss!"
Ucapan selamat terus mengalir saat pemberian penghargaan untuk para pemenang tengah berlangsung.
Bahkan sepertinya bukan hanya murid sekolahku saja yang terpana dengan Bangtan. Lihat saja bagaimana cara gadis-gadis dari sekolah lain menatap mereka.
Heol! Apa di sekolah mereka tidak ada yang setampan Bangtan?!
"Sungmi-ya,"
Dengan gerakan lambat, aku menoleh ketika seseorang memanggil namaku.
Dan ketika aku tau siapa orang itu, senyumku luntur seketika.
"Bisa bicara sebentar?" ia mengulas senyum tipis. Dari matanya terlihat kalau sepertinya dia ingin mengatakan sesuatu yang penting.
Aku mengangguk samar. "Tentu,"
Sementara Jieun, dia bersikeras untuk ikut denganku, hanya saja aku menyuruhnya untuk tetap di sini, karena ini masalahku dengan Yura.
Iya, orang itu adalah Han Yura.
Entah apa yang ingin dia katakan, aku tidak tahu. Yang pasti aku mengikutinya sampai di rooftop sekolah.
Sejujurnya aku tetap waspada. Sesekali aku mencuri pandang ke arahnya.
Tidak ada yang tahu 'kan apa yang dia akan perbuat padaku?
"Hei, jangan melihatku seperti itu," dia terkekeh pelan sebelum kembali memandang deretan gedung di depan kami.
"Jadi apa yang mau kau katakan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Troublemaker
FanfictionKehidupan Lee Sungmi yang tenang, berubah kacau sejak Park Jimin mencuri ciuman pertamanya di kantin sekolah. Sejak saat itu, Sungmi bertekad untuk membenci Jimin selama sisa hidupnya. Namun, nyatanya takdir berkata lain karena mereka menjadi dekat...