Bel tanda istirahat makan siang sudah berbunyi sejak 5 menit lalu, tetapi kantin masih terasa lenggang.
Alasannya?
Karena kebanyakan siswa masih berada di lorong loker. Setelah meletakkan buku-buku mereka, para murid itu masih enggan beranjak dari lorong itu. Bukan karena tidak mau, tetapi ada suatu hal yang lebih menarik perhatian mereka dibanding dengan mengisi perut mereka yang sudah keroncongan.
Di sana, terdapat sebuah lingkaran besar tanpa komando. Di pusat lingkaran itu berdiri 5 orang yang menjadi pusat perhatian.
Kalau kalian berpikir itu adalah geng Bangtan, kalian salah besar, karena kelima orang itu adalah murid perempuan. Ada jarak di antara mereka. Lebih tepatnya 2:3.
Lee Sungmi dan Kim Jieun berada di sisi utara, sedangkan Han Yura dan kedua temannya berada di sisi selatan. Mereka berhadapan. Bertatapan sengit satu sama lain.
"Jadi apa maumu hah?!" maki Jieun tepat di depan wajah Yura, karena gadis itu menghalagi jalannya, dan Sungmi. Tangan Jieun bersidekap di dada. Matanya sinis memandang gadis di depannya yang memiliki wajah secantik putri, tetapi berbanding terbalik dengan kelakuannya.
Yura tertawa sinis. Di dorongnya bahu Jieun sampai membuatnya terhuyung ke belakang. "Aku tidak memiliki urusan denganmu," jawab Yura, kemudian ia beralih ke orang di sebelah Jieun yang menatapnya dengan pandangan datar. "Aku memiliki urusan dengan temanmu yang sok cantik ini," lanjut Yura sambil membelai pipi Sungmi, ekspresi wajahnya benar-benar licik.
Sungmi menepis tangan Yura dengan kasar. Wajahnya masih datar seperti biasa. "Jadi apa urusanmu denganku?" ucapnya dingin.
Sudah lama sejak terakhir kali Yura melakukan hal seperti ini. Menghadang jalan orang yang menurutnya mencari masalah dengannya. Gadis itu seperti magnet yang bisa menarik perhatian orang-orang di sekitarnya. Dia sangat suka menjadi pusat perhatian, seperti sekarang ini.
Berbanding terbalik dengan Sungmi, gadis itu risih kalau harus diperhatikan banyak orang. Beberapa dari murid yang menonton mereka mulai berbisik-bisik, terutama kaum yeoja tentunya. Berbeda dengan yang laki-laki, mereka lebih menikmati drama sungguhan yang berada di hadapan mereka. Bahkan mereka bertaruh siapa yang akan menjadi pemenangnya.
Yura kembali tertawa sinis setelah sadar kalau lawan di depannya itu bukanlah gadis yang bisa diremehkan. Biasanya, gadis yang diperlakukan seperti ini oleh Yura, akan menundukkan kepalanya karena takut. Bahkan berbicara pun tak sanggup, tetapi kali ini berbeda.
Sungmi berani membalas tatapan membunuh Yura, bahkan gadis itu berani menjawab perkataannya, karena menurut Sungmi, dia tidak memiliki masalah apapun dengan Yura. Bahkan bagi Sungmi, Yura lah yang mencari masalah dengannya karena Yura berani menguncinya, dan ingin menyelakainya tempo hari.
"Neo!!" teriak Yura di depan wajah Sungmi, "Jangan coba-coba menggoda Jiminku!" lanjutnya. Tatapannya benar-benar membunuh. Bahkan murid yang menonton mereka sampai tersentak kaget, tetapi tidak dengan Sungmi. (Kau)
Tatapannya tidak juga tergantikan. Ia masih memandang Yura dengan tatapan datarnya. "Menggodanya?" kata Sungmi, lalu ia tertawa meremehkan. Dua detik kemudian wajahnya kembali datar. "Satu detik pun aku tidak pernah menggodanya," lanjut Sungmi.
Yura memicingkan matanya. Gadis di depannya itu membuat kesabarannya habis. Tangannya terangkat untuk menampar keras pipi sebelah kanan Sungmi. Sayangnya kejadian itu begitu cepat sampai Sungmi tidak sempat mencegahnya.
Mata Sungmi membulat karena kaget, tangan kanannya langsung terarah untuk memegang pipinya yang memerah akibat tamparan Yura.
Murid-murid yang menonton mereka juga sama kagetnya dengan Sungmi, padahal mereka sudah yakin kalau ini akan terjadi. Bahkan, bisa saja lebih buruk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Troublemaker
FanfictionKehidupan Lee Sungmi yang tenang, berubah kacau sejak Park Jimin mencuri ciuman pertamanya di kantin sekolah. Sejak saat itu, Sungmi bertekad untuk membenci Jimin selama sisa hidupnya. Namun, nyatanya takdir berkata lain karena mereka menjadi dekat...