[Extra Part] Angel of Mine

9.1K 814 582
                                    

Pengobat rindu;) niatnya mau di bagi dua chapter tp nggak jadi. So, this is a long chap, enjoy!

***

Pagi ini salju kembali turun seperti kemarin. Menumpuk di sepanjang jalan maupun di atap-atap gedung. Di tengah musim dingin seperti ini, yang paling enak adalah bergelung di bawah selimut seharian atau duduk santai di depan perapian sembari di temani secangkir coklat panas juga ide yang bagus.

Tapi tidak dengan seorang wanita yang kini sudah siap dengan pakaian kerjanya. Padahal ini akhir pekan, namun ia malah sibuk bekerja.

"Jimin-ah, ireonna," ucap wanita itu kepada seorang lelaki yang empat tahun lalu resmi menjadi suaminya. (Bangun)

Lelaki itu tidak menjawab. Dia malah menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya.

Wanita itu mendengus sebal ketika memerhatikan tingkah Jimin dari pantulan cermin di depannya. Setelah selesai dengan make up di wajahnya ia berbalik dan duduk di tepi kasur.

"Ya, ppalli ireonna. Aku harus berangkat sekarang," ucapnya sembari menarik selimut hingga tubuh shirtless Jimin bersentuhan langsung dengan udara di sekelilingnya. (Cepat bangun)

Jimin mengerjap pelan. "Ppopo."
(Cium)

Sungmi menghela nafas kasar, padahal dia sudah terlambat, dan Jimin malah semakin mengulur waktunya.

Dengan cepat dia mencondongkan tubuhnya ke arah suaminya itu, lalu mengecup bibir kemerahan Jimin yang selalu menggoda di pagi hari, tetapi sialnya Jimin malah menahan tengkuknya dan melumat bibirnya lebih dalam lagi.

Oh tidak, Jimin benar-benar ingin menghancurkan penampilannya pagi ini. Dia bahkan dengan sengaja membuka dua kancing atas kemeja Sungmi. Tangan Jimin semakin merayap, kalau tidak di hentikannya sekarang juga.

"Aish! Kau membuatku semakin terlambat, yeobo," ucap Sungmi setelah Jimin melepaskan ciumannya.

Jimin tersenyum miring. "Itu hukuman untukmu karena kau pergi bekerja di akhir pekan."

Sambil membenarkan kembali baju dan make up nya yang berantakan, Sungmi bangun dari duduknya dan menyambar tasnya di atas meja rias.

Kalau saja dia bukan penanggung jawab untuk fashion show nanti sore, mungkin dia bisa untuk mengambil libur hari ini.

"Aku tau. Sebagai gantinya besok kita ajak Jisung pergi jalan-jalan, oke?"

Jimin mengangguk sekilas. Dia menyingkap selimutnya, lalu turun dari ranjang dan menghampiri ranjang kecil yang berada di sudut kamarnya. Tempat di mana malaikat kecilnya tengah tertidur pulas.

"Jangan menciumnya! Nanti kalau dia bangun, kau juga yang repot. Lebih baik kau mandi dulu lalu sarapan. Habis itu baru menyuapi Jisung. Aku sudah menyiapkan—"

"Eomma.."

Sungmi lantas berbalik begitu saja. Belum juga dia menyelesaikan perkataannya, suara rengekan Jisung sudah lebih dulu menyapa indera pendengarannya.

Jisung, atau lebih lengkapnya Park Jisung. Putra pertama mereka yang kini baru akan memasuki usia tiga tahun. Nama Jisung sendiri di ambil Jimin dari gabungan namanya dan nama Sungmi. Ji untuk Jimin dan Sung untuk Sungmi.

Sungmi mendengus pelan ketika melihat Jisung merengek di gendongan Jimin. Kedua tungkai kakinya melangkah mendekat, lalu mengambil alih si tampan Jisung.

"Eomma.." rengek Jisung dengan mata berkaca-kaca.

"Aku menggigit pipinya lagi," kata Jimin sambil menyengir lebar.

TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang