Gadis itu menyeret kedua tungkai kakinya masuk ke dalam rumah. Sambil sesekali menghela nafas yang cukup panjangㅡditambah wajah yang muram, ia menghempaskan bokongnya ke atas sofa.
Hari ini benar-benar melelahkan, sekaligus melegakan baginya. Melegakan karena setidaknya, ujian akhir telah usai. Walau nyatanya, ujian yang sesungguhnya baru saja dimulai. Ya. Ujian hidup.
"Sungmi-ya, sudah pulang?" suara lembut Ibunya masuk ke dalam indera pendengarannya bersamaan dengan munculnya wanita paruh baya itu dari lantai atas.
Sungmi mengangguk dengan senyum kecil.
Ibunya ikut bergabung di atas sofa. "Aigoo.. putri eomma sebentar lagi menjadi mahasiswa. Bagaimana ujian hari ini?"
Senyum hangat yang Ibunya tunjukan ampuh untuk membangkitkan semangat gadis itu kembali.
Setidaknya dimasa-masa tersulit hidupnya sebagai remaja, dia masih ditemani oleh kedua orang tuanya. Tentu saja itu membuatnya benar-benar bersyukur.
Dia menyengir lebar. "Lancar eomma, ya walaupun aku tidak tahu nilaiku akan bagus atau tidak, tapi jangan khawatir aku pasti lulus,"
"Geurae, putri eomma akan menjadi perancang busana yang terkenal, eoh?"
Sungmi mengangguk antusias. "Tentu saja,"
Dua detik berikutnya, Ayah Sungmi muncul dari ruang kerjanya. Kemudian ikut bergabung bersama mereka.
Sungmi mengernyit heran. "Appa tidak bekerja?"
Ayahnya tersenyum. Membuat guratan-guratan halus di wajahnya mulai terlihat, karena tahun ini Ayahnya itu memasuki kepala lima.
"Appa habis mengurus urusan kuliahmu. Oh iya, visamu turun dua hari lagi. Kau sudah mengirimkan portofolionya 'kan?"
Sungmi mengangguk kecil. Melihat bagaimana usaha yang Ayahnya lakukan supaya dia bisa kuliah di kampusnya dulu, benar-benar membuat perasaan Sungmi terenyuh.
Tepatnya waktu awal kelas 3 lalu, Ayahnya menawarkan dia untuk kuliah di Sheffield. Awalnya Sungmi menolak dengan alasan tidak mau jauh dari Ayah dan Ibu, tapi lama-lama dia sadar kalau semua itu demi masa depan dan impiannya.
Diam-diam gadis itu mengikuti tes masuk tanpa sepengetahuan teman-temannya. Bahkan Jimin sekalipun.
Entah doa kedua orang tuanya yang di dengar atau karena Tuhan kasihan padanya, dia diterima di jurusan impiannya, fashion design.
Tentu saja dia benar-benar senang. Apalagi kedua orang tuanya mendukung 1000% jadi Sungmi memutuskan untuk kuliah di sana.
Tapi tetap saja ada yang mengganjal di benaknya.
Jimin.
Dia belum memberitahunya hingga detik ini.
Padahal keberangkatannya kurang dari satu minggu lagi.
Gadis itu bingung.
Benar-benar bingung.
Apa bisa dia di sana tanpa Jimin?
Karena tanpa Sungmi sadari, Jimin sudah membuatnya bergantung padanya.
Tapi ada hal lain yang lebih ia takutkan dibanding dengan ketergantungannya atas Jimin.
Apa yang akan terjadi jika nanti Jimin tau kalau Sungmi harus meninggalkannya?
Marah?
Sudah pasti!
Apalagi Jimin terus saja meminta Sungmi untuk satu kampus dengannya.
Sungmi benar-benar tidak bisa membayangkan bagaimana reaksi Jimin nantinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Troublemaker
FanfictionKehidupan Lee Sungmi yang tenang, berubah kacau sejak Park Jimin mencuri ciuman pertamanya di kantin sekolah. Sejak saat itu, Sungmi bertekad untuk membenci Jimin selama sisa hidupnya. Namun, nyatanya takdir berkata lain karena mereka menjadi dekat...